Inovasi Kamera Ini Memungkinkan Manusia Melihat Dunia Lewat Mata Hewan

Minggu, 27 Oktober 2024 14:05 WIB

Seekor burung hantu hasil tangkapan liar ditawarkan dengan harga Rp 400.000 di Jalan Surapati, Bandung. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Tim yang dipimpin oleh Vera Vasas—peneliti ekologi dan evolusi dari University of Sussex di Inggris—berhasil mengembangkan teknologi kamera yang memungkinkan manusia melihat warna dunia sebagaimana hewan melihatnya. Melalui kolaborasi dengan Hanley Color Lab dari Universitas George Mason di Amerika Serikat, Vasas dan timnya menciptakan kamera yang dapat meniru penglihatan berbagai spesies.

Dilansir dari Earth.com pada Ahad, 27 Oktober 2024, Vasas menyebut kamera itu dapat merekam dalam empat saluran warna, yaitu biru, hijau, merah, dan purnaungu alias ultraviolet (UV). Inovasi mengubah data menjadi ‘unit persepsi’, kemudian menjadi video yang mereplikasi penglihatan hewan. “Berdasarkan data fotoreseptor yang diketahui (dari hewan),” katanya.

Penglihatan hewan sangat beragam, dipengaruhi oleh jumlah dan jenis sel fotoreseptor pada mata mereka. Burung, sebagai contoh, memiliki penglihatan tetrakromatik sehingga bisa melihat ultraviolet. Kemampuan ini membantu unggas ini memilih pasangan dan mencari makanan.

Hewan lain, seperti anjing dan kucing, hanya dapat melihat dua warna dasar, sehingga tidak bisa membedakan merah dan hijau. Kondisi ini mirip dengan manusia yang mengalami buta warna merah-hijau.

Vasas menjelaskan, teknologi visual ini akan menjembatani perbedaan antara persepsi manusia dan hewan. Peneliti bisa mempelajari hewan secara lebih efektif. “Serta mengedukasi dan menginspirasi orang, dengan menunjukkan dunia yang belum pernah mereka lihat sebelumnya,” tutur dia. Studi lengkap para peneliti ini belakangan dipublikasikan dalam jurnal PLoS Biology.

Advertising
Advertising

Selain bermanfaat secara ilmiah, teknologi ini dinilai akan berguna bagi industri film. Para sineas dapat menyajikan penglihatan hewan secara lebih akurat dan menarik. Penonton bisa mendapat pengalaman melihat melalui pola ultraviolet, yang menjadi panduan bagi lebah, atau bahkan melihat dunia dengan palet warna terbatas dari sudut pandang seekor anjing.

Alat visual baru ini bisa dibuat dari produk kamera komersial yang mudah didapat, kemudian disusun dalam casing modular yang dicetak dengan teknologi 3D. Kamera ini juga relatif terjangkau untuk peneliti dan pembuat film. Dalam hal memprediksi warna yang dilihat oleh hewan, akurasi sistem kamera ini mencapai lebih dari 92 persen, atau mendekati hasil spektrofotometri tradisional.

Menurut Vasas, metode penglihatan hewan penting untuk dipelajari. Salah satu fungsinya adalah mendukung keputusan konservasi dan pengelolaan habitat, misalnya dalam perancangan bangunan dan pencahayaan yang ramah lingkungan. Teknologi ini diharapkan mampu memperdalam pemahaman tentang perilaku dan ekologi hewan, serta membawa manusia lebih dekat dengan dunia alam yang beragam.

Pilihan Editor: Makin Mirip Instagram Stories, WhatsApp Pasang Fitur Musik di Status

Berita terkait

Bocoran Info Xiaomi 15 Ultra Tunjukkan Desain Kamera yang Aneh karena Asimetris

20 jam lalu

Bocoran Info Xiaomi 15 Ultra Tunjukkan Desain Kamera yang Aneh karena Asimetris

Bocoran desain Xiaomi 15 Ultra yang dijadwalkan rilis Februari 2025 beredar di internet. Punya desain kamera yang aneh.

Baca Selengkapnya

3 Tips Mengambil Foto Saat Liburan di Alam Terbuka

5 hari lalu

3 Tips Mengambil Foto Saat Liburan di Alam Terbuka

Fotografer profesional berbagi tips mengambil foto saat liburan dan mengabadikan momen satwa liar dan lanskap yang menakjubkan

Baca Selengkapnya

Radiapoh Sinaga: Kolaborasi dan Inovasi yang Membuat Simalungun Berkembang

5 hari lalu

Radiapoh Sinaga: Kolaborasi dan Inovasi yang Membuat Simalungun Berkembang

Simalungun mampu melahirkan kisah gemilang dalam dekade saat ini, terutama dalam pengembangan pembangunan dan peningkatan roda perekonomian wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Kepala BRIN Optimistis Pemerintahan Baru Perkuat Iptek, Riset, dan Inovasi

7 hari lalu

Kepala BRIN Optimistis Pemerintahan Baru Perkuat Iptek, Riset, dan Inovasi

Kepala BRIN berharap Presiden Prabowo akan memperkuat iptek, riset, dan inovasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Inovasi Kesehatan: Nucleopad, Solusi Cepat Deteksi Penyakit Infeksi

8 hari lalu

Inovasi Kesehatan: Nucleopad, Solusi Cepat Deteksi Penyakit Infeksi

Nucleopad mempercepat diagnosis penyakit infeksi dengan teknologi sederhana dan tanpa peralatan laboratorium canggih, mendukung kemandirian kesehatan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Fujifilm Bicara Kamera Mirrorless dan Kamera Smartphone: Bukan Kompetitor

9 hari lalu

Fujifilm Bicara Kamera Mirrorless dan Kamera Smartphone: Bukan Kompetitor

Penegasan diberikan Fujifilm di antara rilis produk kamera terbarunya di Jakarta, Kamis 17 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Tersedia Bulan Depan, Ini Harga dan Spesifikasi Kamera Mirrorless X-M5 dan Lensa Baru Fujifilm

9 hari lalu

Tersedia Bulan Depan, Ini Harga dan Spesifikasi Kamera Mirrorless X-M5 dan Lensa Baru Fujifilm

Tiga produk terbaru kamera dan lensa Fujifilm dijadwalkan mulai tersedia di pasar Indonesia pada akhir November 2024.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Kualitas SDM Indonesia dengan Inovasi dan Riset

9 hari lalu

Tingkatkan Kualitas SDM Indonesia dengan Inovasi dan Riset

Upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional mutlak dibutuhkan sebuah terobosan inovasi di bidang pendidikan.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Tingkatkan Kemampuan Talenta Muda dengan Teknologi dan Rasa Percaya Diri

9 hari lalu

Pentingnya Tingkatkan Kemampuan Talenta Muda dengan Teknologi dan Rasa Percaya Diri

Adanya kebutuhan mendesak untuk mengembangkan dan membekali talenta muda di teknologi dalam negeri seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia

Baca Selengkapnya

Dosen Biomedik UI Raih Paten Inovasi Media Sel Punca di Inggris, Ini Keunikan Temuannya

9 hari lalu

Dosen Biomedik UI Raih Paten Inovasi Media Sel Punca di Inggris, Ini Keunikan Temuannya

Dosen Teknik Biomedik di Universitas Indonesia (UI) meraih hak paten di Inggris atas penemuan media kultur sel punca xeno-free.

Baca Selengkapnya