Serangan Tawon Vespa Kian Marak, Warga Diimbau Tetap Waspada

Rabu, 30 Oktober 2024 10:10 WIB

Lv Kongjiang di kerumuni tawon di Shaoyang, Provinsi Hunan, Cina. REUTERS/China Daily

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena serangan tawon Vespa (Vespa affinis) terus menjadi perhatian serius di berbagai wilayah Indonesia. Tawon jenis ini, yang dikenal dengan nama latin Vespa affinis atau tawon Vespa Asia, memiliki karakteristik sengatan yang berbahaya dan dapat menyebabkan reaksi alergi ekstrem hingga kematian jika tidak segera ditangani. Berbeda dari tawon biasa, sengatan tawon Vespa mampu menyuntikkan racun dalam jumlah besar, menyebabkan nyeri yang hebat, dan dapat berdampak fatal bagi manusia, terutama jika korbannya tersengat berkali-kali atau memiliki alergi terhadap racun serangga.

Dalam beberapa tahun terakhir, serangan tawon Vespa semakin sering terjadi, terutama di daerah yang memiliki vegetasi tinggi. Pada 2024 ini, beberapa wilayah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Sulawesi sudah melaporkan adanya korban sengatan tawon yang dilarikan ke rumah sakit akibat luka serius. Tidak hanya berdampak pada manusia, serangan tawon Vespa juga meresahkan petani, terutama karena keberadaannya dapat mengganggu aktivitas di sekitar ladang dan kebun, bahkan menyebabkan petani memilih menunda panen karena khawatir diserang tawon.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, laporan serangan tawon Vespa meningkat sejak awal tahun. Fenomena ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk perubahan cuaca ekstrem yang mempengaruhi habitat alami mereka. Hutan yang menjadi ekosistem asli tawon Vespa kian terdesak akibat pembangunan, membuat tawon-tawon ini mulai mendekat ke pemukiman. "Kondisi lingkungan dan cuaca yang semakin tidak menentu mendorong tawon ini mencari tempat baru yang aman bagi sarang mereka. Oleh karena itu, kita sering menemukan sarang tawon Vespa di sekitar rumah, sekolah, dan fasilitas umum," jelas Kepala BPBD.

Keberadaan tawon Vespa dekat dengan pemukiman membawa risiko yang lebih tinggi, terutama di musim kemarau saat hewan ini menjadi lebih agresif. Aktivitas mereka yang meningkat pada pagi hingga sore hari membuat risiko bagi masyarakat semakin tinggi, terutama anak-anak dan lanjut usia yang lebih rentan terhadap dampak sengatan. Dalam beberapa kasus, korban yang tersengat tawon Vespa mengalami gejala seperti pembengkakan parah, pusing, hingga sesak napas, yang menandakan adanya reaksi alergi yang serius.

Bagi masyarakat yang menemukan sarang tawon Vespa, BPBD mengimbau agar tidak mencoba memusnahkannya sendiri. Penanganan sarang tawon ini memerlukan prosedur khusus dan alat pelindung diri yang memadai untuk mencegah serangan tawon secara tiba-tiba. "Kami meminta warga melapor kepada petugas berwenang, seperti pemadam kebakaran atau BPBD, untuk membantu proses evakuasi sarang secara aman. Dengan demikian, keselamatan masyarakat tetap terjaga dan sarang dapat dipindahkan tanpa membahayakan lingkungan sekitar," tambah Kepala BPBD.

Advertising
Advertising

Dinas Kesehatan pun mengeluarkan beberapa tips untuk mencegah sengatan tawon Vespa, antara lain menghindari memakai parfum atau produk beraroma kuat saat beraktivitas di luar rumah, karena aroma tertentu bisa menarik perhatian tawon. Selain itu, warga juga disarankan mengenakan pakaian berwarna cerah dan menghindari gerakan yang tiba-tiba di dekat tawon, karena hal ini dapat memicu agresi serangga tersebut. Jika seseorang terkena sengatan, segera cari bantuan medis, terutama jika korban menunjukkan gejala yang parah.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga ikut berperan dalam mengatasi masalah ini dengan upaya pelestarian ekosistem alami tawon Vespa agar mereka tidak semakin mendekati wilayah pemukiman. Langkah ini diharapkan mampu mengurangi konflik antara manusia dan tawon serta menjaga keseimbangan ekosistem.

Masyarakat diharapkan selalu waspada dan segera melapor jika menemukan sarang tawon Vespa. Dukungan dari berbagai pihak menjadi sangat penting untuk mengatasi masalah ini, agar warga bisa merasa lebih aman beraktivitas tanpa ancaman dari serangan tawon Vespa yang membahayakan.

ANGELINA TIARA PUSPITALOVA | JATENGPROV.GO.ID | KULONPROGOKAB.GO.ID |

Pilihan Editor: Diserang Tawon Ndas, Kakek di Bekasi Meninggal

Berita terkait

KLHK Pastikan Kualitas Air Danau Toba Meningkat

2 hari lalu

KLHK Pastikan Kualitas Air Danau Toba Meningkat

KLHK sebut kualitas air Danau Toba membaik signifikan sejak 2022.

Baca Selengkapnya

Siti Nurbaya Klaim Regulasi di Sektor Lingkungan Sudah Modern, Tinggal Dilanjutkan Menteri Baru

7 hari lalu

Siti Nurbaya Klaim Regulasi di Sektor Lingkungan Sudah Modern, Tinggal Dilanjutkan Menteri Baru

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan periode 2014-2024, Siti Nurbaya Bakar mengklaim regulasi di sektor lingkungan saat ini sudah cukup modern.

Baca Selengkapnya

Rencana 100 Hari Pertama Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol: Terbitkan Regulasi dan Atasi Sampah

8 hari lalu

Rencana 100 Hari Pertama Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol: Terbitkan Regulasi dan Atasi Sampah

Penyelesaian Rencana Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) masuk program 100 hari pertama Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol.

Baca Selengkapnya

KLHK Dipecah Menjadi Dua Kementerian, Siti Nurbaya: Untuk Hadapi Perubahan Iklim

8 hari lalu

KLHK Dipecah Menjadi Dua Kementerian, Siti Nurbaya: Untuk Hadapi Perubahan Iklim

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dipecah menjadi dua kementerian. Siti Nurbaya mengatakan untuk hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

BPBD: Atap Stadion Wibawa Mukti dan Puluhan Lapak di Bekasi Roboh Diterjang Angin Kencang

8 hari lalu

BPBD: Atap Stadion Wibawa Mukti dan Puluhan Lapak di Bekasi Roboh Diterjang Angin Kencang

BPBD Kabupaten Bekasi belum dapat memperkirakan kerugian materil maupun jumlah pedagang yang terdampak.

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi Tata Kelola Sawit di KLHK Terkait dengan Proses Pemutihan Perusahaan

12 hari lalu

Dugaan Korupsi Tata Kelola Sawit di KLHK Terkait dengan Proses Pemutihan Perusahaan

Proses pemutihan perusahaan sawit ini diatur dalam UU Cipta Kerja, terdapat sanksi pencabutan izin dan denda.

Baca Selengkapnya

Berikut Asal Mula Hitungan BPKP soal Kebocoran Uang Negara Rp 300 Triliun dari Sawit

14 hari lalu

Berikut Asal Mula Hitungan BPKP soal Kebocoran Uang Negara Rp 300 Triliun dari Sawit

Angka itu merupakan hasil akumulatif hitungan denda perusahaan sawit yang beroperasi di kawasan hutan dan adanya selisih pembayaran denda.

Baca Selengkapnya

Hujan Lebat dan Angin Kencang Melanda Sleman, Rumah hingga Baliho Ambruk

15 hari lalu

Hujan Lebat dan Angin Kencang Melanda Sleman, Rumah hingga Baliho Ambruk

BMKG Yogyakarta telah mengeluarkan peringatan dini untuk potensi hujan lebat disertai angin kencang di wilayah Sleman pekan ini.

Baca Selengkapnya

Tata Kelola Sawit Ilegal, KLHK Dikenal Lamban dan Tak Transparan

15 hari lalu

Tata Kelola Sawit Ilegal, KLHK Dikenal Lamban dan Tak Transparan

Organisasi sipil bicara kasus dugaan korupsi tata kelola sawit ilegal di KLHK yang sedang diusut Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

KLHK: Kebakaran Hutan Tahun Ini Telah Emisikan 41,2 Juta Ton CO2

16 hari lalu

KLHK: Kebakaran Hutan Tahun Ini Telah Emisikan 41,2 Juta Ton CO2

KLHK mencatat emisi karbon dari kebakaran hutan dan lahan sepanjang tahun ini sampai dengan 30 September 2024 sebesar 41.201.963 ton CO2 ekuivalen

Baca Selengkapnya