Fenomena Astronomi Menarik pada November: Hujan Meteor Taurid dan Leonid

Minggu, 3 November 2024 06:18 WIB

Ilustrasi lokasi kemunculan hujan meteor Tau-Herculids. Foto/Instagram/belajarastro.id

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena astronomi yang menarik pada November 2024 adalah hujan meteor Taurid dan Leonid. Namun di sebagian wilayah Indonesia waktunya berbarengan dengan masuknya musim hujan. "Pengamatan hujan meteornya jadi sulit," kata Avivah Yamani, penggiat astronomi dari komunitas Langit Selatan Bandung, Sabtu 2 November 2024.

Menurut Avivah, hujan meteor Taurid Utara yang muncul dari rasi bintang Taurus sebenarnya sudah bisa diamati sejak 13 Oktober lalu hingga 2 Desember mendatang. Namun waktu puncak hujan meteornya pada 12 November. "Jumlahnya sekitar lima meteor per jam dengan laju 29 kilometer per jam," katanya.

Rasi Taurus di arah antara timur-timur laut, terbit setelah matahari terbenam pada pukul 18.25 WIB hingga fajar menyingsing. Perpaduan hujan meteor Taurid Utara dan Selatan yang berlangsung di akhir Oktober hingga awal November bisa tampak menarik dengan kehadiran meteor yang tampak seperti bola api atau fireball.

Sementara jadwal tahunan hujan meteor Leonid dimulai 3 November hingga 2 Desember 2024. Intensitas maksimumnya, kata Avivah, antara 17 – 18 November 2024. Nanti akan terlihat muncul dari rasi bintang Leo di arah timur laut - timur dan pada waktu puncaknya bisa melesat sepuluh meteor per jam dengan kecepatan sekitar 71 kilometer per detik.

Hujan meteor Leonid yang berasal dari sisa debu komet Tempel-Tuttle bisa mencapai 100 meteor per jam. Namun waktunya tidak sekarang melainkan pada 2031 dan 2064. Kemudian ada kemungkinan juga terjadi badai meteor Leonid pada 2099. "Jumlah meteor yang kelihatan bisa banyak banget bisa lebih dari seribu meteor per jam," ujar Avivah.

Advertising
Advertising

Selain itu, di arah langit yang sama yaitu timur laut-timur, ada juga hujan meteor Monocerotid mulai 15 – 25 November yang mencapai puncaknya pada 21 November. Tampak muncul dari rasi bintang Canis Minor, pada waktu maksimumnya bisa melesat lima meteor per jam mulai pukul 21.30 WIB ketika terbit sampai fajar.

Dari laman Langit Selatan, fenomena astronomi lainnya pada 9 November adalah bulan perbani awal. Perbani adalah salah satu fase Bulan ketika Matahari, Bumi, dan Bulan membentuk sudut siku-siku, yakni 90 derajat.

Pada 14 November bulan mencapai jarak terdekatnya dengan bumi atau perigee sejauh 360.109 kilometer. Bulan purnama pada 16 November, lalu perbani akhir pada 23 November. Kemudian bulan akan menjauh dari bumi hingga titik apogee pada 26 November dengan jarak 405.134 kilometer.

Sementara beberapa konjungsi atau posisi bulan serta planet-planet yang seolah dekat dari pengamatan di Bumi, yaitu Bulan dengan planet Venus pada 5 November pukul 18.30 WIB, Bulan dengan Saturnus pada 11 November pukul 19.30 WIB, Bulan dengan Jupiter pada 17 November pukul 19.22 WIB, dan Bulan dengan Mars menjelang tengah malam 20 November.

Pilihan Editor: BMKG: Cuaca Hujan Merata di Jabodetabek Masih Akan Bertahan Beberapa Hari

Berita terkait

Fenomena di Langit Pekan Ini: Supermoon, Komet Langka, hingga Hujan Meteor Orionid

19 hari lalu

Fenomena di Langit Pekan Ini: Supermoon, Komet Langka, hingga Hujan Meteor Orionid

Langit pekan ini akan dihiasi dengan tiga fenomena astronomi spektakuler, yakni supermoon yang disebut hunter's moon, komet langka C/2023 A3 Tsuchinshan-ATLAS, dan hujan meteor Orionid.

Baca Selengkapnya

BRIN: Teleskop di Timau Akan Dipakai Pengamatan Satelit Buatan, selain Obyek Astronomi

30 hari lalu

BRIN: Teleskop di Timau Akan Dipakai Pengamatan Satelit Buatan, selain Obyek Astronomi

Menurut BRIN, teleskop di Observatorium Nasional Timau akan digunakan juga untuk memantau satelit buatan selain obyek astronomi.

Baca Selengkapnya

Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

32 hari lalu

Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

Sejumlah fenomena astronomi menarik bakal muncul sepanjang Oktober. Selain tiga hujan meteor, juga ada perburuan komet.

Baca Selengkapnya

Observatorium Nasional Timau di NTT Segera Beroperasi, Begini Potensi Wisatanya

4 September 2024

Observatorium Nasional Timau di NTT Segera Beroperasi, Begini Potensi Wisatanya

BRIN saat ini sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan industri wisata baru di sekitar lokasi Observatorium Nasional Timau.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi September Diwarnai Beberapa Konjungsi Planet dan Supermoon

1 September 2024

Fenomena Astronomi September Diwarnai Beberapa Konjungsi Planet dan Supermoon

Pada September ini akan diwarnai fenomena astronomi mulai darik konjungsi atau kedekatan posisi bulan dengan planet, ekuinoks, hingga Supermoon.

Baca Selengkapnya

Selain Kampung UFO, Yogyakarta Punya Kampung Alien yang Punya Program Edukasi Astronomi

25 Juli 2024

Selain Kampung UFO, Yogyakarta Punya Kampung Alien yang Punya Program Edukasi Astronomi

Kampung Alien di Kembang Nanggulan Kulon Progo itu terinspirasi dari cerita warga turun-temurun yang pernah melihat fenomena langit di daerah itu.

Baca Selengkapnya

Sebulan Terakhir Penelitian Astronomi di Observatorium Bosscha Terganggu Lampu Sorot

20 Juli 2024

Sebulan Terakhir Penelitian Astronomi di Observatorium Bosscha Terganggu Lampu Sorot

Penelitian astronomi di Observatorium Bosscha, Lembang, terganggu oleh lampu-lampu sorot seperti senter besar yang mengarah ke langit.

Baca Selengkapnya

Lampu Sorot Pusat Hiburan di Lembang Ganggu Pengamatan Bintang di Observatorium Bosscha

16 Juli 2024

Lampu Sorot Pusat Hiburan di Lembang Ganggu Pengamatan Bintang di Observatorium Bosscha

Lampu sorot dari salah satu pusat hiburan di kawasan Lembang membuat pengamatan bintang di Observatorium Bosscha terganggu.

Baca Selengkapnya

Cerita Hafvid Fachrizza Lulus Beasiswa LPDP di Jerman Jurusan Astrofisika

26 Juni 2024

Cerita Hafvid Fachrizza Lulus Beasiswa LPDP di Jerman Jurusan Astrofisika

Beragam seleksi dijalani Hafvid Fachrizza, penerima beasiswa LPDP 2024 yang kini berkuliah di Munchen, Jerman.

Baca Selengkapnya

Vakum 4 tahun Observatorium Bosscha ITB Kembali Buka Kunjungan Malam, Cek Jadwal dan Harga Tiketnya

25 Juni 2024

Vakum 4 tahun Observatorium Bosscha ITB Kembali Buka Kunjungan Malam, Cek Jadwal dan Harga Tiketnya

Jadwal kunjungan malam Observatorium Bosscha dibuka kembali setelah 4 tahun vakum. Jumlah pengunjung dibatasi.

Baca Selengkapnya