IPCC Siapkan Outline Laporan di Bali

Reporter

Editor

Kamis, 15 Oktober 2009 17:34 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Indonesia akan menjadi tuan rumah sidang Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) ke-31. Sidang yang akan dilaksanakan di Nusa Dua, Bali, 26-29 Oktober, itu diharapkan menghasilkan outline untuk pembuatan assesment report yang akan terbit 2013/2014—sebuah laporan kajian seperti yang diterbitkannya 2007 lalu dan berbuah Nobel Perdamaian atas nama Direktur IPCC, Rajendra Pachauri.

“Assessment Report yang ke-5 sudah harus disiapkan dari sekarang sekaligus untuk memberi masukan untuk sidang UNFCCC di Kopenhagen, Denmark, akhir tahun ini,” ujar Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Sri Woro B. Harijono, Kamis (15/10) siang.

Sri Woro menjelaskan, draf outline sudah beredar di negara-negara anggota pascapertemuan di Venesia, Italia, Juli lalu. Setiap masukan atas draf itu sejatinya akan dibawa ke pertemuan di Bali.

Sebagai perbandingan, Assessment Report ke-4 diantaranya berisi pemodelan atmosfer dengan kimia atmosfer, interaktif vegetasi permukaan, dan model laut tiga dimensi. Model memiliki resolusi sampai mendekati 110 kilometer serta memasukkan kerentanan sosial ekonomi dan model regional terbatas.
Dari model itulah semakin jelas ancaman pemanasan global bagi kemapanan iklim dan kemaslahatan masyarakat dunia.

Sri Woro menekankan pentingnya para ilmuwan Indonesia untuk mengawal dasar ilmiah tentang perubahan iklim lewat forum ini sebelum berbicara dalam konferensi perubahan iklim PBB (UNFCCC). Ia mengatakan, selama ini keikutsertaan Indonesia dalam kedua macam sidang itu tidak berimbang. Jumlah delegasi Indonesia pada sidang UNFCCC sekitar 100 orang sedang dalam sidang IPCC kurang dari lima orang saja.

Komposisi itu melukiskan isu-isu yang dipelajari masih dominan di bidang politik, bukan iptek. “Padahal,” Sri Woro menambahkan, “Perundingan dan hasil dari sidang-sidang perubahan iklim dalam UNFCCC dilakukan berdasarkan basis ilmiah hasil kompilasi IPCC.”

Agenda UNFCCC yang terdekat adalah yang akan dilakukan di Kopenhagen, Desember nanti. Disana nasib Protokol Kyoto akan ditentukan seiring dengan akan berakhirnya fase pertama komitmen terhadap protokol itu per 2012. Idealnya, negara-negara anggota konferensi sudah harus bersepakat untuk menyiapkan fase kedua komitmen terhadap protokol itu selepas dari Kopenhagen.

Tapi, perkembangan yang terjadi sebaliknya. Beberapa negara maju bahkan mengisyaratkan ingin menciptakan protokol tandingan dengan kewajiban memangkas emisi CO2 yang tidak mengikat dan lebih ringan. “Dalam setiap sidang IPCC itu biasanya ada hasil penelitian yang ikut dipresentasikan. Kita lihat saja apakah nanti ada yang bisa memberi masukan dan mempengaruhi sidang UNFCCC di Kopenhagen,” kata Edvin Aldrian, Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara di BMKG.

(WURAGIL)

Berita terkait

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

1 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

4 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

5 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

13 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

16 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

16 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

17 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

22 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya