Windows 7, Kembali ke Jalur Cepat

Reporter

Editor

Senin, 26 Oktober 2009 06:04 WIB

Paket dari sistem operasi Windows baru, Windows 7 di Golden, Colorado, Jumat (23/10). Microsoft Corp meluncurkan Windows 7 setelah sebelumnya mengeluarkan Vista. REUTERS/Rick Wilking
TEMPO Interaktif, Jakarta - Tamat sudah riwayat sistem operasi Windows Vista di komputer jinjing Rai Gunawan, 31 tahun. Akhir pekan lalu, tenaga pemasaran perusahaan asuransi asing ini memasang sistem operasi Windows 7 untuk dua laptopnya sekaligus. “Sebelumnya saya mencoba versi beta Windows 7 ini, ternyata kerja komputer lebih cepat,” katanya.

Buat Gunawan, kinerja komputer menjadi prioritas utama karena banyak calon kliennya yang jengah manakala materi presentasi tersendat, apalagi sampai hang. “Presentasi adalah senjata merebut hati klien supaya membeli produk yang saya tawarkan,” katanya.

Rabu pekan lalu, perusahaan peranti lunak Amerika Serikat, Microsoft, meluncurkan sistem operasi terbarunya itu secara serempak di seluruh dunia dan Kamis pekan lalu di Indonesia. Hampir setahun sebelumnya, versi beta sistem ini dikenal dengan nama BitTorrent. Jauh sebelum versi final peranti lunak ini dilepas, Chief Executive Microsoft Steve Ballmer menjanjikan kinerja Windows 7 lebih baik dibanding pendahulunya. “Lebih cepat dan lebih hemat mengkonsumsi baterai,” katanya seperti dikutip kantor berita Associated Press.

Windows 7 disebut-sebut sebagai penyempurnaan Vista yang dipasarkan awal 2007. Sebagian konsumen memang menganggap Vista ibarat raksasa lamban. Ia rakus memori sehingga membuat komputer lelet alias lamban dan kehabisan tenaga. Karina, narablog, misalnya, terpaksa turun kelas, kembali menggunakan Windows Experience (XP), pendahulu Vista, untuk laptop anyarnya yang sebenarnya sudah diinjeksi Vista oleh produsennya. “Ketika menulis di luar rumah, atau jauh dari sumber listrik, saya harus berpacu dengan daya baterai yang cepat menyusut,” katanya. Meski belum mencoba Windows 7, Karina mengatakan akan memasang peranti lunak gres itu jika betul-betul hemat tenaga.

Meski menolak anggapan bahwa Vista tidak memuaskan, apalagi disebut produk gagal, Lukman Susetio, Product Manager Windows Indonesia, mengungkapkan bahwa ada perbaikan kinerja, kecepatan, dan kemudahan yang membuat Windows 7 lebih istimewa dibanding pendahulunya. Lukman menyorongkan data yang menyebutkan 8 dari 10 pengguna peranti lunak itu puas atas kinerja komputer mereka. “Saya tidak ada masalah dengan Vista, tapi itu setelah saya meningkatkan RAM menjadi 2 gigabita,” kata Basuki Effendi, akuntan perguruan tinggi di Depok, Jawa Barat.

Situs Softpedia.com menyebutkan Windows 7 sesungguhnya adalah Windows 6.1 atau dengan kata lain, Windows 7 bukanlah sistem operasi keluaran Microsoft dengan perubahan total seperti dari Windows 200 ke XP dan Windows XP ke Vista. “Windows 7 merupakan turunan dari Windows Vista, jadi tidak terlalu banyak perubahan yang bisa kita rasakan nanti,” kata pemerhati peranti lunak, Thomas Flaz.

Windows 7 awalnya diberi nama Vienna, yang memang diproyeksikan sebagai penerus Vista--artinya pandangan atau penglihatan, mengacu pada klaim keunggulan tampilan antarmuka. Menurut Lukman Susetio, Windows 7 dibuat berdasarkan kebutuhan konsumen terhadap hal-hal mendasar. “Misalnya komputer yang berjalan cepat pada saat booting dan dapat diandalkan tanpa sering crash secara tiba-tiba,” katanya.

Tentu saja semua itu dibuat tanpa melupakan keamanan, faktor paling penting bagi konsumen, terutama dari kalangan bisnis. Lukman menjamin Windows 7 bakal nyambung dengan semua produk perangkat keras pelengkap komputer, antara lain printer, scanner, dan kartu grafis, sehingga berjalan lancar dalam sistem operasi terbaru ini.

Fitur baru yang ditawarkan Windows 7 pun dibuat untuk mempermudah pekerjaan sehari-hari. Misalnya Jump List, yaitu menu pintas untuk aplikasi yang paling sering dipakai; Live Sneak Preview atau kemampuan untuk "mengintip" aplikasi yang sedang dibuka; dan Internet Explorer 8, yang merupakan peramban terbaru Microsoft. Ada pula fitur Homegroup untuk membuat sambungan intranet dan pertukaran dokumen, media, dan aplikasi untuk keperluan rumah serta usaha kecil dan menengah. Yang paling menarik adalah Fitur Windows Multi Touch, fitur yang membuat pengguna dapat menjalankan komputer hanya dengan menyentuh monitor. Fitur ini disiapkan untuk Smartphone.

Nah, ada beberapa fitur yang terdapat pada Vista tapi tidak disertakan pada Windows 7 ini, antara lain Windows Live Mail, Movie Maker, Photo Gallery, Live Messenger, dan Windows Live Writer. “Kami merasa bahwa di masa mendatang fitur-fitur seperti itu akan menjadi lebih fleksibel untuk berkembang, bahkan lebih cepat daripada perkembangan sistem operasi itu sendiri,” kata Lukman. Ia menambahkan, fitur-fitur tersebut kini dimasukkan ke dalam fitur Windows Live Essentials yang dapat digabung dengan fitur layanan Internet melalui Windows Live, seperti Sky Drive, Live Home Spaces, dan Live Groups.

Ihwal kecepatan, Windows 7 lebih unggul dibanding pendahulunya. Microsoft memang menyatakan bahwa Vista bisa digunakan pada komputer dengan RAM 1 gigabita, tapi komputer jadi lamban. Ini pula yang membuat pengguna Vista beralih ke Windows XP jika tak mau merogoh kocek buat menambah RAM demi kenyamanan. Pada komputer dengan RAM 1 gigabita itu, proses booting komputer bisa menghabiskan waktu hingga satu menit, sedangkan Windows 7 hanya memakan waktu 25 detik. “Windows 7 ini memiliki performa yang stabil dibanding Vista,” kata narablog Renaldy Fransius.

Meski tak menuntut spesifikasi komputer yang terlalu tinggi, tetap saja sebagaimana lazimnya sistem operasi Windows yang baru muncul, Windows 7 menuntut pemilik komputer menambah atau mengganti perangkat keras. Untuk menggunakan fitur Windows Multi Touch atau layar sentuh, komputer harus dilengkapi monitor dengan fasilitas layar sentuh itu. Dengan menggunakan Windows 7 ini, berarti pemilik komputer juga harus bersiap menyingkirkan perangkat pendukung, seperti printer yang sudah uzur, tapi masih bisa dipakai dengan Windows XP, karena tidak masuk dalam daftar koneksi untuk dihubungkan dengan sistem baru ini.

Apa pun, kedatangan Windows 7 disambut dengan tangan terbuka oleh para pemain di industri teknologi informasi. AMD, misalnya, telah menyesuaikan mikroprosesor mainstream multi-core dan 64 bit buatannya dengan sistem operasi terbaru itu. AMD berharap pengguna Windows 7 yang berjalan di atas prosesornya akan menikmati tampilan 3D dan video yang lebih baik.

Toshiba menawarkan program peningkatan Windows Vista ke Windows 7 bagi pembeli laptop buatan perusahaan tersebut. Program ini digelar bagi mereka yang sudah membeli laptop Toshiba antara 26 Juni 2009 dan 31 Januari 2010.

Adek Media

Spesifikasi Komputer untuk Windows 7

• Prosesor 1 gigahertz atau lebih cepat, baik di 32 bit (x86) atau 64 bit.
• Memori RAM 1 gigabita RAM (32 bit) atau 2 GB RAM (64 bit).
• Hard disk 16 GB (32 bit) atau 20 GB (64 bit).
• DirectX 9 graphics device dengan WDDM 1.0 atau driver lebih tinggi.

Berita terkait

10 Perusahaan Terbesar di Dunia, Microsoft Nomor Satu

1 hari lalu

10 Perusahaan Terbesar di Dunia, Microsoft Nomor Satu

Berikut ini deretan perusahaan terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada 2024, didominasi oleh raksasa teknologi.

Baca Selengkapnya

Survei Microsoft dan LinkedIn: Perusahaan Lebih Tertarik pada Karyawan dengan Keterampilan AI

5 hari lalu

Survei Microsoft dan LinkedIn: Perusahaan Lebih Tertarik pada Karyawan dengan Keterampilan AI

Penelitian Microsoft dan LinkedIn membuktikan korporasi kini lebih menginginkan pekerja dengan kemampuan AI. Budaya AI terus berkembang di kantoran.

Baca Selengkapnya

BRI dan Microsoft Eksplorasi AI untuk Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

10 hari lalu

BRI dan Microsoft Eksplorasi AI untuk Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

Sebagai bentuk dukungan penuh terhadap inklusi keuangan di Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, berkolaborasi dengan Microsoft untuk mengeksplor Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

11 hari lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

11 hari lalu

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

Presiden Jokowi juga menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang Indonesia pakai masih didominasi barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

11 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Kasus Kewarganegaraan Ganda Gloria Natapradja Hamel, Tersandung Punya Paspor Prancis Gagal Jadi Paskibra 2016

11 hari lalu

Kasus Kewarganegaraan Ganda Gloria Natapradja Hamel, Tersandung Punya Paspor Prancis Gagal Jadi Paskibra 2016

Gara-gara memiliki kewarganegaraan ganda punya paspor Prancis, Gloria Natapradja gagal jadi anggota paskibra 2016, ini kilas balik kasusnya

Baca Selengkapnya

Giliran OpenAI Garap Search Engine Berbasis AI, Saingi Produk Google dan Microsoft

12 hari lalu

Giliran OpenAI Garap Search Engine Berbasis AI, Saingi Produk Google dan Microsoft

OpenAI bersiap meluncurkan mesin pencari berbasis AI, tak ingin ketinggalan dari Gemini AI milik Google dan Copilot besutan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

12 hari lalu

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

Top 3 Tekno Berita Terkini Senin pagi ini, 6 Mei 2024, dimulai dari artikel prestasi tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej).

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp 35 Triliun di Malaysia, Berikut Sejarah Raksasa Teknologi AS Itu

13 hari lalu

Microsoft Investasi Rp 35 Triliun di Malaysia, Berikut Sejarah Raksasa Teknologi AS Itu

Microsoft investasi Rp 35 triliun di Malaysia, begini sejarah raksasa teknologi AS Itu.

Baca Selengkapnya