Menggerakkan Demo Lewat Ranah Maya  

Reporter

Editor

Kamis, 19 November 2009 17:16 WIB

Cicak.or.id
TEMPO Interaktif, Jakarta - Akhir-akhir ini media cetak dan elektronik sering kali menyuguhkan berita-berita mengenai dukungan terhadap Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah. Dukungan untuk dua pimpinan nonaktif Komisi Pemberantasan Korupsi yang diperkarakan oleh Kepolisian RI itu dilakukan dalam berbagai bentuk. Ada yang menggelar unjuk rasa di jalan, ada pula yang bergabung dengan gerakan-gerakan dukungan lewat Facebook.

Penggalangan dukungan yang disosialisasi lewat jejaring sosial dengan 12 juta anggota di Indonesia itu memang berdampak luar biasa. Seperti "Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung Chandra Hamzah-Bibit Samad Rianto". Hanya dalam beberapa hari, gerakan menentang penahanan Chandra dan Bibit oleh polisi itu menembus sejuta dukungan.

Menyusul "kisruh" KPK dan Polri, berbagai dukungan yang digulirkan lewat dunia maya memang banyak bermunculan. Selain dukungan untuk Chandra-Bibit, institusi KPK, atau yang lebih luas: dukungan terhadap pemberantasan korupsi, di Facebook bermunculan grup-grup mendukung Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Susno Duadji, untuk "menandingi" dukungan terhadap Chandra-Bibit.

Di tengah kekisruhan kasus hukum yang menjerat dua petinggi KPK itu, di Facebook juga sempat muncul grup-grup untuk mengecam pemilik akun bernama Evan Brimob. Polisi dari kesatuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sumatera Selatan ini menuai kecaman dari ribuan pengguna Facebook gara-gara menulis status yang menambah keruh suasana.

Internet memang salah satu media efektif untuk menjaring dukungan. Seperti baru-baru ini, muncul lagi satu bentuk dukungan terhadap pemberantasan korupsi. Namun, tak seperti sebagian besar dukungan berbentuk gerakan lewat grup-grup di jejaring sosial, dukungan ini dalam bentuk situs web bernama Cicak (http://cicak.or.id/).

Situs Cicak.or.id, yang dibuat Dagdigdug Indonesia, agak berbeda dengan gerakan "Cinta Indonesia Cinta KPK" atau yang dikenal dengan "Cicak". Situs Cicak ini singkatan dari "Cinta Indonesia Cinta Antikorupsi". Menurut salah satu pengelolanya, Yusro M. Santoso, pihaknya lebih memilih "cinta antikorupsi" ketimbang "cinta KPK" karena gerakan antikorupsi memiliki sifat lebih luas.

"Kalau gerakan cinta antikorupsi kan tidak hanya milik gerakan Cicak semata. DPR, polisi, jaksa juga punya komitmen sama untuk memberantas korupsi," kata Yusro. Selain itu, pemberian nama "Cinta KPK" dinilainya terlalu "sempit". Pasalnya, KPK juga harus menjadi lembaga yang dikritik dalam gerakan pemberantasan korupsi. "Mereka kan bukan kumpulan malaikat."

Pembuatan situs ini memang diawali dorongan dari para pegiat antikorupsi yang tergabung dalam gerakan Cicak. Mereka mengajak Dagdigdug Indonesia, yang dimotori Didi Nugrahadi, membuat sebuah situs web untuk sosialisasi gerakan tersebut. Saat itulah Didi cs mengajukan syarat: situs web "Cicak" bukan hanya "Cinta Indonesia Cinta KPK", tapi dengan arti lebih luas: "Cinta Indonesia Cinta Antikorupsi". "Supaya lebih universal," kata Didi kepada iTempo, Rabu lalu.

Namanya saja Dagdigdug, di kalangan pengguna Internet dalam negeri, layanan web hosting lokal ini dikenal sebagai "produsen" situs bermodel user generated content. Cicak.or.id juga dibuat dengan model ini. Pengguna dipersilakan mengelola, mengisi, dan memoderasi situs ini bersama-sama. Mereka bisa mengirim posting artikel tentang pemberantasan korupsi, memberi rating, atau mengomentari artikel yang ditulis pengguna lain.

Karena dikelola anggotanya sendiri, lembaga-lembaga yang mendukung gerakan ini, seperti Konsorsium Reformasi Hukum Nasional, Transparency International Indonesia, Masyarakat Transparansi Indonesia, PSHK, dan Indonesia Corruption Watch, juga diberi ID khusus untuk ikut mengisi content situs ini.

Meski baru di-publish awal bulan ini, situs Cicak.or.id sudah diisi sekitar 100 artikel. Respons pengguna cukup baik. Pada hari ketiga, misalnya, Cicak.or.id sempat dikunjungi 18 ribu pengunjung. Karena masih menjadi isu aktual, sebagian besar artikel di sini memang masih seputar "kisruh" KPK dengan Polri. Yusro berharap, kendati kasus tersebut selesai nantinya, gerakan dukungan terhadap pemberantasan korupsi lewat tulisan di Cicak.or.id akan terus berlanjut. "Jadi tidak cuma 'hangat-hangat tahi ayam' karena kasus Chandra-Bibit," ujarnya.

DIMAS

Berita terkait

Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

22 Februari 2021

Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.

Baca Selengkapnya

Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

11 Juni 2018

Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

31 Mei 2018

Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.

Baca Selengkapnya

Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

24 Januari 2018

Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.

Baca Selengkapnya

Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

27 September 2017

Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.

Baca Selengkapnya

Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

27 Agustus 2017

Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.

Baca Selengkapnya

Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

10 Agustus 2017

Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?

Baca Selengkapnya

Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

10 Agustus 2017

Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?

Baca Selengkapnya

Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

12 Juli 2017

Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality

Baca Selengkapnya

Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

7 Juli 2017

Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.

Baca Selengkapnya