Bakteri dalam Sebatang Rokok

Reporter

Editor

Selasa, 24 November 2009 12:50 WIB

TEMPO Interaktif, College Park - Tak kurang dari 4.000 senyawa kimia terbentuk dari pembakaran sebatang rokok, sebagian besar di antaranya beracun atau memicu timbulnya kanker. Namun, sebuah studi mengungkap bahwa tak cuma senyawa kimia beracun yang ada dalam rokok, tapi juga bakteri. Bahkan tak hanya satu jenis bakteri yang bersarang di balik rajangan tembakau kering itu, tapi juga hingga ratusan jenis bakteri dari 15 kelas berbeda.

Studi tim internasional yang beranggotakan ilmuwan Kanada dan Prancis itu mengungkap bahwa beberapa jenis bakteri itu diketahui sebagai penyebab penyakit pada manusia. Riset yang dilakukan tim peneliti kesehatan lingkungan dari University of Maryland, Amerika Serikat, dan ahli ekologi mikroba di Ecole Centrale de Lyon di Prancis itu adalah studi pertama yang memperlihatkan bahwa tanpa kandungan zat kimia berbahaya pun rokok sudah berbahaya.

"Belum ada studi yang mengevaluasi secara komprehensif keragaman bakteri dalam rokok dan dampak mikroba itu terhadap penyakit pernapasan pada perokok dan orang bukan perokok di sekitarnya yang terkena asapnya," kata tim itu dalam laporannya. "Studi sebelumnya hanya memperlihatkan bahwa merokok diasosiasikan dengan kolonisasi bakteri patogen dan peningkatan risiko infeksi paru-paru."

Dalam laporan yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Health Perspectives itu, mereka menyatakan bahwa rokok dapat menjadi sumber langsung paparan terhadap beragam mikroba patogen di antara para perokok dan orang lain yang terpapar pada asap kedua (perokok pasif). "Kami terkejut ketika mengidentifikasi begitu luasnya keragaman bakteri patogen pada manusia, yang terdapat dalam produk ini," kata peneliti utama riset itu, Amy R. Sapkota, yang juga staf pengajar di School of Public Health di University of Maryland. "Rokok yang kami uji penuh dengan bakteri, sesuai dengan hipotesis, tapi kami tak menyangka akan menemukan begitu banyak bakteri yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia."

Rokok yang diteliti oleh Sapkota dan timnya adalah rokok yang ada di pasaran. "Jika organisme semacam itu dapat bertahan hidup terhadap proses merokok, dan kami percaya mereka bisa, bakteri itu kemungkinan punya kontribusi terhadap penyakit menular maupun kronis yang diderita perokok dan individu yang terpapar asap tembakau," kata Sapkota. "Kita harus menelaah lebih lanjut tentang kandungan bakteri dalam sebatang rokok, yang diisap oleh lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia."

Tim peneliti itu yakin jumlah bakteri yang terdapat dalam satu batang rokok sebenarnya jauh lebih besar dari ratusan spesies yang mereka temukan. Tes lanjutan tampaknya akan meningkatkan jumlah itu secara signifikan.

Para ilmuwan menggambarkan studi itu baru foto pertama dari total populasi bakteri dalam rokok. Penelitian sebelumnya telah mengambil sedikit contoh tembakau dan menaruhnya dalam media kultur untuk melihat apakah bakteri itu bisa tumbuh. Namun, tim Sapkota mengambil pendekatan yang lebih holistik dengan menggunakan analisis DNA microarray untuk menaksir metagenome bakteri, keseluruhan materi genetik bakteri yang terdapat dalam rokok yang diuji. "Riset ini juga studi pertama yang memberi bukti bahwa jumlah mikroorganisme dalam sebatang rokok mungkin sama banyaknya dengan kandungan zat kimianya," kata laporan itu.

Hasil riset Sapkota dan timnya memang mencengangkan. Keempat merek rokok yang mereka teliti, seperti Camel, Kool Filter Kings, Lucky Strike Original Red, dan Marlboro Red, menunjukkan adanya keanekaragaman bakteri yang amat luas, mulai mikroorganisme tanah hingga bakteri patogen manusia. Namun, tak ada perbedaan yang signifikan dalam keanekaragaman bakteri di antara keempat merek rokok yang dibeli secara acak di Lyon, Prancis, itu.

Bakteri patogen manusia yang ditemukan di semua merek rokok itu, antara lain Acinetobacter, yang diasosiasikan dengan infeksi paru-paru dan darah, Bacillus, yang diasosiasikan dengan antraks dan penyakit yang ditularkan lewat makanan, dan Burkholderia, yang beberapa bentuknya bertanggung jawab atas infeksi pernapasan.

Selain itu, bakteri Clostridium, yang diasosiasikan dengan infeksi paru-paru dan penyakit yang ditularkan lewat makanan, juga ditemukan dalam rokok. Begitu pula Klebsiella, yang kerap dikaitkan dengan berbagai infeksi paru-paru dan darah.

Tim itu juga mendapati kehadiran Pseudomonas aeruginosa, organisme penyebab 10 persen penyakit infeksi, yang memerlukan opname di Amerika Serikat. "Setelah bisa menunjukkan bahwa sebungkus rokok penuh dengan bakteri, kami akan melakukan riset lanjutan untuk menentukan bagaimana peran organisme ini dalam penyakit yang berhubungan dengan tembakau," kata Sapkota.

Mereka akan meneliti apakah bakteri dalam rokok itu tetap selamat dari proses pembakaran dan menginvasi serta membentuk koloni dalam sistem pernapasan. Riset yang ada menunjukkan bahwa beberapa bakteri dapat menyebar dengan cara itu. Itu mungkin dapat menjelaskan fakta bahwa saluran pernapasan para perokok memiliki karakterisasi yang sama, yaitu tingginya kadar bakteri patogen. Tapi terbuka kemungkinan bahwa merokok membuat daya kekebalan tubuh alami melemah dan bakteri menyusup dari lingkungan biasa, dan bukan dari rokok. Riset lanjutan juga diperlukan untuk memastikan dampak kesehatan bakteri rokok tersebut.

TJANDRA DEWI | SCIENCEDAILY | UMD

Berita terkait

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

17 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

5 Maret 2024

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

Sesi kesepuluh Konferensi Para Pihak (COP10) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO FCTC menghasilkan sejumlah kesepakatan jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Tutup Puskesmas Kelurahan Jati II: Dialihfungsikan Jadi Upaya Kesehatan Masyarakat

30 September 2023

Heru Budi Tutup Puskesmas Kelurahan Jati II: Dialihfungsikan Jadi Upaya Kesehatan Masyarakat

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi memutuskan menutup Puskesmas Kelurahan Jati II di Pulogadung. Apa Alasannya?

Baca Selengkapnya

Polusi Udara, Mayoritas Warga Jakarta Ternyata Masih Abai Proteksi Diri

26 Agustus 2023

Polusi Udara, Mayoritas Warga Jakarta Ternyata Masih Abai Proteksi Diri

Indikasi polusi udara dan himbauan itu ternyata belum membuat warga Jakarta mengubah kebiasaan untuk mengutamakan proteksi diri.

Baca Selengkapnya

Dampak El Nino pada Kesehatan Masyarakat Harus Diantisipasi

7 Agustus 2023

Dampak El Nino pada Kesehatan Masyarakat Harus Diantisipasi

Kewaspadaan terhadap potensi munculnya penyakit yang dipicu dampak El Nino harus diantisipasi dengan tepat dan segera.

Baca Selengkapnya

Energi Bersih Cegah 180 Ribu Kematian di Indonesia, Begini Penjelasannya

25 Juli 2023

Energi Bersih Cegah 180 Ribu Kematian di Indonesia, Begini Penjelasannya

Apa yang dimaksud energi bersih, benarkah bisa menyelamatkan ratusan ribu nyawa manusia?

Baca Selengkapnya

Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Keperawatan UI Raih Akreditasi Internasional AHPGS

11 April 2023

Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Keperawatan UI Raih Akreditasi Internasional AHPGS

tiga program studi FKM dan satu program FIK Universitas Indonesia (UI) meraih akreditasi internasional dari AHPGS.

Baca Selengkapnya

CISDI Soal RKUHP yang Baru Disahkan: Relawan Kesehatan Seksual Rentan Alami Kriminalisasi

7 Desember 2022

CISDI Soal RKUHP yang Baru Disahkan: Relawan Kesehatan Seksual Rentan Alami Kriminalisasi

CISDI menyebut RKUHP yang baru disahkan kemarin luput mempertimbangkan perspektif kesehatan masyarakat dalam proses pembahasannya.

Baca Selengkapnya

Dr. Pandu Riono: Rumah Sehat Mengubah Cara Berpikir Masyarakat

9 Agustus 2022

Dr. Pandu Riono: Rumah Sehat Mengubah Cara Berpikir Masyarakat

Penjenamaan rumah sehat akan memfungsikan ilmu kedokteran tentang pencegahan penyakit. Layanan digital terintegrasi SATU SEHAT menjadi langkah mengoptimalkan pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Rancangan Peraturan Pelabelan BPA untuk Lindungi Masyarakat

28 Juli 2022

Rancangan Peraturan Pelabelan BPA untuk Lindungi Masyarakat

Rancangan peraturan pelabelan BPA sama sekali tidak melarang penggunaan kemasan galon polikarbonat

Baca Selengkapnya