Menangkap Matahari

Reporter

Editor

Kamis, 26 November 2009 15:30 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Rumah di Desa Mruwak Dagangan, Madiun, Jawa Timur, seluas 156 meter itu masih berupa kerangka. Seluruh konstruksinya terbuat dari besi. Dengan delapan tiang penyangga, rumah itu terlihat ringkih, namun cukup kuat menopang atap yang baru terpasang sebagian.

Tak seperti umumnya, rancangan bangunannya jauh lebih tinggi. Tinggi tiang penyangganya sekitar 8 meter, jarak penyangga dan atapnya 2 meter. Total, tinggi rancangan bangunan rumah itu 10 meter.

Atap rumah yang dibangun sejak lima tahun lalu itu pun tak biasa. Bukan dari genting, asbes, ataupun rumbia, atapnya dari lapisan seng dan kaca. Sebuah bak kaca berukuran segitiga ditempatkan di ujung atapnya.

Kalau rancangan atap rumah milik Suminto (almarhum) tampak aneh, itu karena fungsinya sebagai pengumpul (kolektor) panas matahari. Meski rumah itu belum rampung, atap tersebut sudah bisa memberi manfaat. "Sebagai penyuling air," kata Bambang, anak Suminto, yang meneruskan keinginan ayahnya.

Caranya, memasang pipa berukuran tiga perempat dim di antara kaca dan seng. Pipa-pipa itu dicat hitam dan dipasang berderet hingga memenuhi atap. Selanjutnya air dialirkan di dalam pipa. Akibat panas di atas atap, air berubah menjadi uap.

Dalam sebuah bak kaca berbentuk segitiga di atas atap, uap air ditampung. Dalam bak itu, uap air mengembun dan kembali berubah menjadi air. Melalui pipa-pipa yang berukuran lebih besar, air embun ini dialirkan ke galon penampungan. Cara ini menghasilkan enam galon air suling per hari. Masing-masing galon berkapasitas 19 liter. Airnya bersih, bening, tak berbau. "Bisa langsung diminum," kata Bambang.

Kelak, jika rampung, kata Bambang, selain berfungsi sebagai tempat tinggal, rumah itu akan memberi energi tenaga surya untuk aneka kegiatan rumah tangga. Mengeringkan hasil pertanian, pemanas air, dan menyuling air bersih tak perlu bantuan listrik.

Meski manfaat atap aneh itu bejibun, bagian-bagian rumah tidak "terganggu". Rumah keluarga Suminto didesain dengan model tradisional joglo atau rumah tradisional Jawa. Rumah dengan langit-langit tinggi itu bakal terdiri atas ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan dua kamar tidur. Tak ada niat menjadikannya dua lantai agar "kesan (di dalam) rumah lebih luas".

Penghuni rumah juga tak khawatir kegerahan meski atap terbuat dari seng. Sebuah gabus yang berfungsi sebagai isolator direkatkan di bawah seng. Gabus ini berguna sebagai penghambat panas matahari dan menjaga hawa di dalam rumah tetap adem.

Rumah-rumah yang memanfaatkan tenaga matahari ini telah biasa di kawasan pedesaan Bavaria, Jerman. Di sana, rumah-rumah didesain rapi dan memanfaatkan panel untuk atap. Jika matahari bersinar terang, atap-atap panel terlihat lebih bersinar. Panel penangkap cahaya matahari itu juga dipasang di kisi-kisi dinding dengan sudut kemiringan tertentu, seperti tritisan. Panel dalam ukuran lebih kecil dan memanjang dipasang pada kisi dinding, mirip ventilasi.

Tak hanya untuk rumah, sebagian gedung The Fraunhofer Institute Solar Energy Systems ISE di Freiburg, Jerman, juga menggunakan panel di atap bangunan dan di kisi-kisi dinding. Dari atap itu, energi surya ditampung untuk menerangi dan menyalakan peralatan listrik melalui saluran di dinding.

Budi Pradono, arsitek dari Budi Pradono Architects, mengatakan panel photovoltaic bisa digunakan sebagai elemen bangunan. Tak hanya untuk atap, tapi, "Bisa pula untuk elemen jendela atau pintu."

Tanpa merusak estetika, panel bisa didesain dengan baik. Sebagai elemen atap, misalnya, panel bisa diatur dengan berbagai gaya. Apalagi Indonesia diuntungkan oleh posisi yang berada di garis khatulistiwa sehingga mempunyai waktu lama terkena sinar matahari. Berbeda dengan di Jerman, yang waktu kena sinar mataharinya terbatas. Sehingga panel harus memiliki sensor untuk mengikuti arah datangnya sinar.

Di Indonesia, kata Budi, ada beberapa bangunan yang sudah menggunakan panel surya untuk mengubah energi matahari menjadi listrik. Bangunan itu antara lain gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), gedung Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, Sekolah Internasional Jerman di Bumi Serpong Damai, rumah dinas kepala BPPT di Pondok Indah, dan beberapa rumah di Perumahan Alam Sutera Serpong. Namun, panel surya belum menjadi elemen bangunan. Panel hanya diletakkan di atas dak atau atap.

Budi mengakui harga panel masih terbilang mahal. Barangnya masih harus diimpor. Kepala BPPT Marzan Marzan Aziz Iskandar mengatakan, untuk mendapatkan energi listrik 10 kilowatt di rumah dinasnya, biaya yang dibutuhkan untuk instalasi modul surya hampir Rp 800 juta. Saat listrik dari PLN mati, Marzan masih bisa menggunakan listrik, tapi tidak dalam waktu yang lama. "Kurang-lebih hanya setengah jam," kata Marzan pada Kamis lalu.

ANANG ZAKARIA | DIAN YULIASTUTI | ERWIN DARIYANTO

Berita terkait

Gedung Lama Bursa Efek Denmar yang Ikonik Kebakaran

17 hari lalu

Gedung Lama Bursa Efek Denmar yang Ikonik Kebakaran

Gedung lama bursa efek Denmark adalah gedung bersejarah, yang pucuk menaranya berbentuk empat ekor naga yang saling terjalin.

Baca Selengkapnya

Kebakaran di Hong Kong, 5 Korban Luka Serius

24 hari lalu

Kebakaran di Hong Kong, 5 Korban Luka Serius

Sebuah gedung tempat tinggal kebakaran hingga membuat jalan di sekitar area gedung ditutuo sementara.

Baca Selengkapnya

Kebakaran di Gedung YLBHI, Isnur Sebut Tak Ada Korban Jiwa Akibat Peristiwa Ini

26 hari lalu

Kebakaran di Gedung YLBHI, Isnur Sebut Tak Ada Korban Jiwa Akibat Peristiwa Ini

Kantor YLBHI di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, kebakaran pada Ahad malam. Kebakaran terjadi di lantai dua lantas menjalar ke lantai tiga.

Baca Selengkapnya

Belgia Panggil Dubes Israel setelah Gedungnya Dibom di Gaza

3 Februari 2024

Belgia Panggil Dubes Israel setelah Gedungnya Dibom di Gaza

Pengeboman gedung tersebut terjadi setelah Norwegia, Spanyol, Irlandia, dan Belgia menolak tekanan untuk menghentikan dulungan kepada UNRWA

Baca Selengkapnya

Tali Gondola Putus, Dua Pekerja Tersangkut di Gedung UNJ Rawamangun

2 Februari 2024

Tali Gondola Putus, Dua Pekerja Tersangkut di Gedung UNJ Rawamangun

Petugas Pemadam Kebakaran mengevakuasi dua pekerja yang tersangkut saat sedang membersihkan Gedung Universitas Negeri Jakarta (UNJ)

Baca Selengkapnya

Investigasi Pemerintah: Kebakaran Pesta Pernikahan di Irak akibat Kelalaian Fatal

2 Oktober 2023

Investigasi Pemerintah: Kebakaran Pesta Pernikahan di Irak akibat Kelalaian Fatal

Mendagri Irak Abdul Amir al-Shammari mengungkap bahwa pemilik gedung membiarkan 900 orang masuk dalam gedung berkapasitas 400 orang

Baca Selengkapnya

Gedung Plaza Atrium Segitiga Senen Dijual, Pendapatan Pengelola Turun?

21 September 2023

Gedung Plaza Atrium Segitiga Senen Dijual, Pendapatan Pengelola Turun?

Dalam dokumen elektronik resmi perusahaan yang diunggah di website keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) disebutkan bahwa gedung yang beralamat di Jalan Senen Raya Nomor 135, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat dijual pada 16 Agustus 2023 lalu.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Sebut Water Mist Generator akan Diproduksi Sebanyak Gedung Tinggi di Jakarta

10 September 2023

Heru Budi Sebut Water Mist Generator akan Diproduksi Sebanyak Gedung Tinggi di Jakarta

Pj Gubernur Heru Budi meminta para pengelola gedung tinggi di Jakarta memasang water mist generator untuk membantu menangani polusi

Baca Selengkapnya

Uji Coba Water Mist Generator di Balai Kota DKI, 5-10 Liter Air Disemprotkan per Menit

2 September 2023

Uji Coba Water Mist Generator di Balai Kota DKI, 5-10 Liter Air Disemprotkan per Menit

Penyemprotan air memakai water mist generator untuk menurunkan polusi udara Jakarta akan dievaluasi. Jika hasilnya baik, akan diteruskan.

Baca Selengkapnya

Gudang Dekat Rumah Putin Terbakar, Api Berkobar Seluas 2.000 Meter Persegi

11 Agustus 2023

Gudang Dekat Rumah Putin Terbakar, Api Berkobar Seluas 2.000 Meter Persegi

Lokasi gudang yang terbakar berada di dekat kediaman resmi Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Selengkapnya