Evolusi di Jalur Super Cepat  

Reporter

Editor

Senin, 30 November 2009 09:19 WIB

Dok: TEMPO

TEMPO Interaktif, Teknologi telah ikut mengubah pola belajar-mengajar Ruby Supriadi. Selain mengacu pada silabus, guru bahasa Indonesia di sebuah sekolah swasta di Jakarta Utara ini amat memanfaatkan Internet sebagai sumber bahan ajar.

Menurut Ruby, Internet memberikan banyak inspirasi tentang cara dan materi pengajaran. Ia banyak melakukan unduhan, sembari sesekali aktif di berbagai jejaring sosial.

Untuk itu, selain memakai sambungan Internet pita lebar fixed, ia memakai layanan Internet pita lebar bergerak. Tapi lelaki 27 tahun itu masih tak puas atas koneksi Internet yang dimilikinya saat ini.

"Saya membayangkan, kalau WiMAX atau LTE benar-benar jadi, Internet mungkin takkan jadi selemot itu," dia menggerutu.

WiMAX atau Worldwide Interoperability for Microwave Access dan LTE atau Long Term Evolution adalah teknologi Internet berkecepatan tinggi yang banyak diwacanakan saat ini.

Advertising
Advertising

Tapi Ruby--dan sekitar 30 juta pengguna Internet di Indonesia per September lalu--tampaknya mesti lebih bersabar. Kedua teknologi itu masih tenggelam dalam wacana dan proses yang berlarut-larut.

Untunglah operator seluler di Indonesia tak mau ketinggalan kereta. Baru-baru ini Telkomsel dan Indosat telah memperkenalkan teknologi bernama High Speed Packet Access Plus (HSPA+). HSPA+ bukanlah nama yang tiba-tiba saja muncul seperti sulap. Secara teknologi, HSPA adalah keluarga 3G yang merupakan gabungan dari protokol High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) dan High Speed Uplink Packet Access (HSUPA).

HSDPA sudah diadopsi hampir semua operator. Tapi permasalahannya, koneksinya semakin lambat seiring dengan bertambahnya pelanggan.
Nah, kehadiran HSPA+, yang spektrumnya lebih luas ketimbang HSDPA dan HSUPA, diharapkan bisa menjadi oasis. HSPA+ dikenal dengan nama HSPA Evolution atau Internet HSPA. Protokol ini mendukung teknologi multiple input multiple output (MIMO) dan modulasi yang lebih tinggi.

Alhasil HSPA+ menghasilkan spektrum downlink dan uplink yang lebih besar. HSPA+ mendongkrak transfer downlink dari 14 megabita per detik (Mbps) menjadi 21 Mbps per frekuensi 5 MHz. Itu baru generasi awal.

"Rilis tujuh dan delapannya malah akan mencapai kecepatan 42 Mbps dan 80 Mbps serta bisa bersaing dengan LTE," kata Harry Nugraha, Country Manager Qualcomm Indonesia, vendor chip dan modul untuk 3G.

LTE pun sebetulnya masih satu keluarga dengan HSPA dan HSDPA. Ia malah menawarkan kecepatan sampai 100 Mbps. Namun, untuk beralih ke teknologi ini, operator biasanya mesti menanamkan investasi yang sangat besar untuk infrastrukturnya.

Sedangkan untuk HSPA+, "Infrastruktur yang ada sekarang sudah kompatibel," kata Harry. "Saya kira HSPA+ lebih masuk akal bagi operator saat ini."
Barangkali hal itu pula yang mendasari Telkomsel meluncurkan layanan HSPA+ pada 4 November lalu. Perusahaan ini menganggarkan 10 persen dari belanja modal (Capex) 2009, yang besarannya mencapai Rp 13 triliun.
Telkomsel telah mendapatkan slot frekuensi carrier 3G kedua sebesar 5 MHz pada September lalu. Slot anyar ini bakal dikhususkan untuk data sehingga keluhan umum pengguna Internet bergerak soal koneksi yang lemot bisa dihindari.
Adapun Indosat, yang akan memulai layanan HSPA+ pada akhir tahun ini, tak membagi-bagi frekuensinya seperti itu. Indosat akan memakai total 10 MHz frekuensi 3G-nya untuk layanan HSPA+.

Indonesia baru memulai. Padahal koneksi HSPA dan HSPA+ sudah banyak diadopsi di berbagai tempat di dunia. Saat ini ada lebih dari 150 juta koneksi pada 236 jaringan di 104 negara.

Jaikishan Rajaraman, Direktur Senior Services GSM Association, mengatakan pengimplementasian HSPA terus bertumbuh dan diharapkan pada 2012 jumlah penggunanya akan mencapai 1 miliar. Nilai ARPU (pendapatan rata-rata per user) memang akan turun dari US$ 48 menjadi US$ 24 pada 2011. Namun, biaya infrastruktur jaringan juga akan turun 3-5 persen per tahun. "Demikian pula harga modul HSPA, turun dari US$ 70 menjadi US$ 35," tutur Rajaraman dalam sebuah diskusi terbatas dengan media di Jakarta beberapa waktu lalu.

Rajaraman mengatakan lebih lanjut, jaringan pita lebar telah ikut mendorong pertumbuhan ekonomi. Setiap 10 persen penetrasi jaringan pita lebar telah ikut menaikkan gross domestic product sebesar 1 persen. Dalam contoh kecil, seorang guru seperti Ruby pun bisa menikmati kemudahan menemukan materi ajar secara cepat dan murah. Ujung-ujungnya, manfaatnya pun akan dirasakan oleh murah-muridnya.

Evolusi di Jalur EDGE

Siapa bilang lahirnya generasi lanjutan akan "membunuh" generasi pendahulunya? "3G dan 3,5G sudah lahir, tapi sampai saat ini GSM dan EDGE masih bertahan hidup bukan?" kata John Stefanac dari Qualcomm International.
Di samping itu, gerakan perbaikan teknologi GSM/EDGE--yang disebut generasi 2G--juga belum berhenti. Ericsson adalah salah satu vendor yang mencoba melakukannya dengan teknologi bernama EDGE Evolution.
Teknologi ini seperti "menyuntikkan" tenaga 3G ke dalam jaringan EDGE yang ada saat ini. Operator cukup meng-upgrade peranti lunak pada infrastruktur yang sudah ada. EDGE Evolution mampu meningkatkan kecepatan transfer data sampai 1 Mbps. Latensinya berkurang sampai 80 millisecond dan kapasitas serta efisiensi spektrumnya dilipatgandakan.

DEDDY SINAGA

Berita terkait

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

13 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

15 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

16 hari lalu

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

39 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

41 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

41 hari lalu

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

KPPU memberikan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha kepada PT Grab Teknologi Indonesia atau Grab.

Baca Selengkapnya

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

42 hari lalu

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

Berikut ini deretan rekomendasi laptop Rp3 jutaan dengan fitur lengkap dari berbagai merek, mulai dari Asus, Axioo, HP, hingga Lenovo.

Baca Selengkapnya

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

46 hari lalu

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

Kemampuan Notion terlihat dalam kesanggupannya menyediakan lingkungan kerja yang terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

51 hari lalu

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengkritik pengiriman dan bongkar muat beras impor oleh Bulog yang terbilang lama.

Baca Selengkapnya

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri

55 hari lalu

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri