Situs New York Times akan Terapkan Sistem Berbayar  

Reporter

Editor

Kamis, 21 Januari 2010 11:51 WIB

New York Times
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pembaca setia New York Times kini menunggu kabar yang kurang menggembirakan. Maklum, blog New York Magazine pada Ahad lalu mewartakan bahwa Arthur Sulzberger Jr, chairman New York Times, bakal mengumumkan keputusan baru: medianya sebagai content berita berbayar bagi pembaca.

Kebijakan baru itu rencananya diterapkan paling cepat setelah Apple meluncurkan komputer tablet pada 27 Januari dan paling lambat pada musim semi 2010. Bill Keller, Redaktur Eksekutif New York Times, menolak memberikan komentar. "Kami akan mengumumkan keputusan ketika telah selesai membuat pendekatan bisnis yang terbaik," kata Diane McNulty, juru bicara media itu kepada New York Magazine.

Sumber yang dekat dengan Sulzberger mengatakan, perdebatan internal di New York Times dimulai sejak tahun lalu. Keller dan redaktur pelaksana Jill Abramson disebut-sebut mendukung model content berbayar. Sedangkan Nisenholtz dan mantan redaktur pelaksana Jon Landman, yang kini menangani nytimes.com, setuju dengan model membebaskan pembaca.

Pada September 2007, New York Times sebenarnya mengeluarkan beleid baru, yang membebaskan pembaca online-nya. Ketika itu surat kabar berjulukan Old Gray Lady ini berharap memperoleh masukan iklan yang lebih besar ketimbang dari pembaca yang membayar.

Sebelum September 2007, program bertajuk Timeselect mewajibkan pembaca membayar US$ 49,95 per tahun atau US$ 7,95 per bulan untuk membaca hasil karya kolumnis populer, seperti Thomas Friedman, Maureen Dowd, dan Paul Krugman.

Firma ComScore menyebut, sepanjang Mei 2009, page-view New York Times dikunjungi 124 juta pembaca dengan waktu dua menit delapan detik setiap berkunjung. Times masuk urutan ketiga dari lima besar media online berbahasa Inggris yang paling banyak diklik pengguna Internet. Nisenholtz menyebut New York Times sebagai koran global dengan pembaca fanatik hingga 20 juta orang. Menurut dia, angka ini menarik bagi iklan online. Hal itu terlihat pada homepage thenytimes.com yang penuh terisi iklan.

Namun, krisis keuangan global tahun lalu menurunkan iklan online. Keller dan teman-temannya kurang yakin iklan online bakal tumbuh besar dan menguntungkan guna menutupi biaya operasional redaksi dan lainnya. Kabarnya, menurut New York Magazine, kebijakan "menggratiskan" dikoreksi. Ada tiga sistem yang dikaji internal New York Times. Pertama, pay wall yang merupakan sistem berbayar klasik dengan membagi content situs menjadi dua, yang gratis dan subscription-only. Kedua, NPR-data-style membership; dan terakhir metered system, yang menyediakan fasilitas bagi user untuk membaca content gratis sebelum memberikan biaya untuk content selanjutnya.

Menurut New York Magazine, Times ada kemungkinan memilih sistem yang ketiga. Dengan sistem ini, Times mengambil keuntungan dari dua kategori pengguna: pembaca fanatik dan pembaca sambil lalu. Melalui sistem ini, pemasukan dapat didapat dari dua sumber, iklan yang mengacu pada traffic dan pelanggan yang mengacu pada content.

UNTUNG WIDYANTO | NEW YORK MAGAZINE



Berita terkait

Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

22 Februari 2021

Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.

Baca Selengkapnya

Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

11 Juni 2018

Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

31 Mei 2018

Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.

Baca Selengkapnya

Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

24 Januari 2018

Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.

Baca Selengkapnya

Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

27 September 2017

Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.

Baca Selengkapnya

Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

27 Agustus 2017

Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.

Baca Selengkapnya

Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

10 Agustus 2017

Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?

Baca Selengkapnya

Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

10 Agustus 2017

Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?

Baca Selengkapnya

Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

12 Juli 2017

Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality

Baca Selengkapnya

Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

7 Juli 2017

Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.

Baca Selengkapnya