Layar Ponsel pun Diserbu Iklan  

Reporter

Editor

Senin, 1 Februari 2010 08:59 WIB

MobileAdvantage
TEMPO Interaktif, Jakarta - Layanan untuk pengguna telepon seluler kini semakin unik dan beragam. Pekan lalu, sebuah layanan baru diperkenalkan di Jakarta. Layanan Mobile Advantage--disingkat MAD--ini bukan disediakan oleh operator seluler maupun vendor ponsel, melainkan oleh GOMOBILE, perusahaan nasional yang sebelumnya menguji coba layanan ini selama dua tahun.

Melalui layanan ini, pengguna akan mendapat kiriman content iklan dan berita secara gratis di ponselnya. Content iklan yang diterima berbentuk gambar. Sedangkan untuk berita, bentuknya tulisan berjalan atau news sticker, yang akan ditampilkan terus-menerus di layar ponsel.

Di sinilah uniknya. Kendati menerima iklan dan berita gratis, "Pengguna justru akan mendapat imbalan dari iklan-iklan yang mereka terima," kata Bobby Arthawan, Presiden Direktur GOMOBILE. Selain diklaim menguntungkan bagi pengguna, MAD menjadi media komunikasi berbasis ponsel yang berjangkauan luas tapi personal dan efektif bagi si pengiklan. "GOMOBILE mengaplikasikan teknologi terbaru agar pemasar bisa mendapat nilai tambah dari investasinya."

Bagaimana cara kerja Mobile Advantage ini? Thomas Setiawan, Direktur Produk GOMOBILE, menjelaskan, pengguna ponsel akan mendapatkan imbalan berbentuk pulsa atau diskon. Sebab, setiap kali menerima gambar-gambar iklan di ponselnya, otomatis pulsa mereka akan berkurang. "Pulsa yang berkurang inilah yang akan diganti dua kali lipat setiap minggunya. Misalnya terpakai Rp 1.000, akan diganti Rp 2.000," ujarnya.

Bisa dibilang si pengiklanlah yang membayar penggantian pulsa itu. "Karena pengiklan sama saja meminjam layar ponsel pengguna sebagai media beriklan mereka," kata pengenyam pendidikan bidang kreatif dari California College of Arts and Crafts, Amerika Serikat, ini.

Gambar-gambar iklan akan diterima pengguna setiap kali ada panggilan masuk, saat telepon ditutup, maupun ketika menerima pesan pendek (SMS). Iklan maupun
news sticker juga dilengkapi fitur click to action. Fitur ini disediakan untuk pengguna yang ingin langsung mengakses situs web, menghubungi perusahaan pengiklan, atau mengakses situs berita yang menjadi sumber informasi. "Fitur ini juga bisa meningkatkan traffic situs tersebut," ujar Thomas.

Memang tak semua pengguna ponsel bisa menikmati layanan ini. Baru pengguna ponsel Symbian saja yang bisa jadi pelanggan. Alasannya, 40 persen pasar ponsel Indonesia memakai sistem operasi tersebut. Selain dari Symbian Foundation, GOMOBILE telah mendapat sertifikasi dan bekerj asama dengan Forum Nokia Launchpad. Walhasil, iklan dan berita yang dikirim tak akan mengganggu kinerja ponsel. Selain Symbian, pertengahan 2010 ini GOMOBILE menargetkan dapat melayani lebih dari 75 persen platform komunikasi yang ada di Indonesia.

Menurut Thomas, media komunikasi baru ini membangun komunikasi terarah dengan konsumen. Interaksi dengan konsumen akan terukur dengan tingkat respons yang cukup tinggi, sekitar 26 persen, ketimbang menggunakan media lain. Selain itu, MAD relevan dengan profil konsumen di Indonesia.

Saat mendaftar menjadi pelanggan, pengguna wajib mengisi profil mereka, seperti usia, jenis kelamin, dan kota tempat tinggal. Ini agar iklan dan berita yang dikirim sesuai dengan profil penggunanya. "Misalnya usia di atas 50 tahun, tak mungkin dikirimi berita Britney Spears atau iklan produk remaja."

Saat pertama kali orang menjadi pelanggan, GOMOBILE sebagai penyedia layanan memang tidak bisa langsung mengetahui profil lengkap si pelanggan, seperti minat dan kegemarannya. Hal-hal ini baru bisa diketahui dari iklan atau berita apa saja yang diakses dan menjadi ketertarikannya. Jadi butuh waktu beberapa pekan untuk mengetahuinya. "Semakin lama menjadi
member MAD, semakin kami tahu siapa dia," katanya.

Untuk menjadi pelanggan, cukup mudah. Pengguna bisa mendaftar via situs web Mobile Advantage di alamat
www.mad.co.id atau cukup mengirim SMS ke nomor biasa (bukan nomor premium yang berjumlah empat angka). Setelah mengisi profil (usia, jenis kelamin, dan tempat tinggal), layanan akan langsung terinstal di ponsel yang dilengkapi GPRS.

Namun pendaftar lewat SMS atau
website hanya akan mendapat news sticker. Gambar iklan tetap dikirim, tapi hanya berupa dummy. Iklan sebenarnya plus fasilitas penggantian pulsa cuma bisa diperoleh jika mendaftar di gerai-gerai MAD. Di gerai ini, calon pelanggan akan diverifikasi dengan pemindai mata berteknologi biometrik agar database pengguna tak bisa direplikasi. Ke depan, gerai MAD akan disediakan di banyak tempat, seperti di tempat umum atau kampus-kampus.

Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia Jakarta Irfan Ramli menyambut baik MAD. "Kami memang butuh media pengiklan baru di samping media-media yang sudah ada, yang semakin mendekatkan konsumen," ujarnya. Selain layanan untuk pengguna ponsel, media beriklan bakal makin beragam.

DIMAS




Berita terkait

Mengenal Brosur, Fungsi, dan Cara Membuatnya

13 September 2023

Mengenal Brosur, Fungsi, dan Cara Membuatnya

Brosur adalah media yang digunakan untuk mempromosikan produk atau jasa. Simak fungsi dan cara membuatnya.

Baca Selengkapnya

Terbukti Gunakan Foto Negara Lain untuk Promosi Wisata, Agensi Filipina Minta Maaf

4 Juli 2023

Terbukti Gunakan Foto Negara Lain untuk Promosi Wisata, Agensi Filipina Minta Maaf

Agensi periklanan Filipina pembuat video "Love The Philippines" minta maaf karena telah gunakan foto-foto dari wisata negara lain, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Investasi ke Perusahaan Layanan Digital, Indika Energy: Strategi Diversifikasi

6 Maret 2022

Investasi ke Perusahaan Layanan Digital, Indika Energy: Strategi Diversifikasi

Anak usaha Indika Energy, Indika Ventures Pte. Ltd., melaksanakan penyertaan modal dalam perseroan terbatas di bidang layanan digital.

Baca Selengkapnya

Penuhi Kebijakan Apple, Facebook Akan Minta Izin Privasi Pengguna iPhone

2 Februari 2021

Penuhi Kebijakan Apple, Facebook Akan Minta Izin Privasi Pengguna iPhone

Perubahan kebijakan tersebut, menurut Facebook, akan merugikan bisnis periklanan miliknya.

Baca Selengkapnya

IDA Gelar Pemilihan Teknologi Standar Pengukuran Online Audience

19 Januari 2021

IDA Gelar Pemilihan Teknologi Standar Pengukuran Online Audience

Pemilihan ini merupakan upaya Indonesian Digital Association (IDA) dalam menciptakan standarisasi pengukuran online audience di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kantor Pusat Perusahaan Iklan Terbesar Jepang Terima Ancaman Bom

5 Juni 2020

Kantor Pusat Perusahaan Iklan Terbesar Jepang Terima Ancaman Bom

Kantor piusat perusahaan iklan terbesar Jepang, Dentsu Group Corp menerima ancaman bom.

Baca Selengkapnya

Vokasi UI Tambah 2 Program Studi Baru

29 Juni 2019

Vokasi UI Tambah 2 Program Studi Baru

Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (Vokasi UI) membuka dua program studi (prodi) baru.

Baca Selengkapnya

Iklan Digital Capai Rp 1000 T, Google dan Facebook Merajai  

27 April 2017

Iklan Digital Capai Rp 1000 T, Google dan Facebook Merajai  

Facebook dan Google menyumbangkan 99 persen pertumbuhan industri iklan digital.

Baca Selengkapnya

Rainbow Layer Jelly yang Cantik untuk Hari Valentine Anda  

10 Februari 2017

Rainbow Layer Jelly yang Cantik untuk Hari Valentine Anda  

Rainbow kali ini tidak di angkasa. Namun menemani malam
istimewa hari Valentine.

Baca Selengkapnya

Adegan Pria Hitam Dicuci Deterjen Tuai Kecaman, Ini Sebabnya  

30 Mei 2016

Adegan Pria Hitam Dicuci Deterjen Tuai Kecaman, Ini Sebabnya  

Namun iklan tersebut ditarik setelah menuai protes selama sepekan ini menyusul laporan media.

Baca Selengkapnya