Obat Herbal Tak Aman, Dapat Mengakibatkan Kematian  

Reporter

Editor

Senin, 15 Februari 2010 11:58 WIB

TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO Interaktif, Adelaide - Obat dari tumbuhan berkhasiat obat (herbal) kerap dianggap lebih aman daripada obat racikan apotek karena berasal dari bahan alami. Namun angapan itu ternyata keliru. Seorang ahli pathologi forensik University of Adelaide, Australia mengingatkan bahaya obat herbal yang berpotensi mengakibatkan kematian bila dikonsumsi dalam kuantitas besar, disuntikkan, atau dikombinasikan dengan obat resep dokter.

Makalah Roger Byard tersebut telah dipublikasikan dalam Journal of Forensic Sciences, dan menguraikan tentang banyaknya substansi herbal alami yang amat beracun, namun dianggap aman oleh sebagioan besar pengguna obat herbal. “Ada persepsi yang keliru bahwa pengobatan herbal lebih aman daripada obat pabrikan, padahal banyak obat herbal yang kenyataannya mengandung arsenik, merkuri dan timbal dalam konsentrasi yang berpotensi mengakibatkan kematian,” kata Profesor Byard. “Substansi tersebut dapat menyebabkan penyakit serius, memperburuk masalah kesehatan atau mengundang kematian, terutama bila diasup berlebihan atau disuntikkan bukannya ditelan.”

Byard mengatakan konsukuensi fatal juga bisa terjadi bila sejumlah obat herbal berinteraksi dengan obat resep dokter. “Karena akses untuk memperoleh obat-obatan semacam itu biasanya amat mudah dan banyak orang tak memberi tahu dokter bahwa mereka meminum obat herbal karena takut diperolok, kontribusi obat-obatan semacam itu terhadap kematian biasanya tak dianggap dalam sebuah otopsi standar.”

Analisis terhadap 251 produk herbal Asia yang ditemukan di toko-toko di Amerika Serikat mengindentifikasi arsenik dalam 36 obat herbal itu, merkuri dalam 35 jenis obat dan timbal dalam 24 produk herbal lainnya.

Dalam sebuah dokumentasi kasus seorang bocah laki-laki lima tahun yang minum 63 gram vitamin herbal Tibet selama empat tahun didiagnosa mengalami keracunan timbal. Kasus lain melibatkan seorang anak lelaki penderita kanker retina yang diobati dengan pengobatan tradisional India yang menyebabkan abak itu keracunan arsenik.

TJANDRA | SCIENCEDAILY

Berita terkait

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

18 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

48 hari lalu

Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di bidang kedokteran harus tetap memperhatikan prinsip etika.

Baca Selengkapnya

Masih Mogok Kerja, Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Ikatan Dokter

1 Maret 2024

Masih Mogok Kerja, Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Ikatan Dokter

Polisi Korea Selatan menggerebek kantor ikatan dokter karena mogok kerja masih berlangsung.

Baca Selengkapnya

Cerita Teman Anggi si Pembajak Shopee Mau Pinjamkan Rekening Banknya untuk Penipuan

20 Februari 2024

Cerita Teman Anggi si Pembajak Shopee Mau Pinjamkan Rekening Banknya untuk Penipuan

Kepada hakim, ALI tak menyangka temannya, Anggi, akan membajak paket Shopee dan menggunakan akun banknya untuk penipuan lantaran mahasiswi kedokteran.

Baca Selengkapnya

Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

19 Februari 2024

Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

Marie Thomas dikenal sebagai dokter perempuan pertama. Ia melalui diskriminasi saat sekolah kedokteran

Baca Selengkapnya

Apa Syarat Pendirian Fakultas Kedokteran di Indonesia?

8 Februari 2024

Apa Syarat Pendirian Fakultas Kedokteran di Indonesia?

Pendirian Fakultas Kedokteran diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2021.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

8 Februari 2024

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

IDI dan IDAI menilai rencana Prabowo mendirikan 300 Fakultas Kedokteran Prabowo bukan solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran dan Beasiswa 10 Ribu Pelajar

4 Februari 2024

Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran dan Beasiswa 10 Ribu Pelajar

Calon presiden Prabowo Subianto menjanjikan 300 fakultas kedokteran dan beasiswa untuk 10 ribu pelajar.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah Fakultas Kedokteran di ITS hingga IPB University

16 Januari 2024

Biaya Kuliah Fakultas Kedokteran di ITS hingga IPB University

Berapa besaran UKT untuk Program Studi Kedokteran?

Baca Selengkapnya