Menggoreng Daging, Meningkatkan Risiko Kanker

Reporter

Editor

Minggu, 21 Februari 2010 17:10 WIB

TEMPO Interaktif, Lyon - Para ibu rumah tangga harus hati-hati. Menggoreng daging di atas kompor gas ternyata jauh lebih berbahaya bagi kesehatan dibandingkan menggunakan kompor listrik, karena jenis asap yang dihasilkannya. Hasil riset tentang bahaya asap penggorengan itu telah dipublikasikan dalam jurnal Occupational and Environmental Medicine.

Tak hanya ibu rumah tangga, para juru masak profesional juga menghadapi risiko tersebut. Belum lama ini, asap yang dihasilkan selama menggoreng masakan dalam temperatur tinggi diklasifikasikan sebagai “mungkin karsinogenik” oleh International Agency for Research on Cancer (IARC), Lyon, Prancis.

Asap yang timbul ketika makanan dimasak terbukti mengandung beberapa macam zat yang berpotensi berbahaya seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), amina heterosiklik, dan aldehida yang lebih tinggi dan berpotensi memicu mutasi, termasuk partikel superhalus. Asap berbahaya itu muncul entah anda menggoreng daging dengan minyak nabati seperti minyak safflower, minyak kacang kedelai, dan minyak biji rapeseed, atau minyak babi.

Namun belum jelas apakah sumber energi atau tipe lemak yang digunakan untuk memasak punya dampak terhadap kandungan asap.

Tim riset mensimulasikan kondisi yang ditemukan dalam dapur restoran Eropa Barat, menggoreng 17 potong steak, masing-masing 400 gram, selama 15 menit. Mereka menggunakan margarin atau dua merek minyak kacang kedelai untuk memasak steak di atas kompor gas maupun listrik. Margarin mengandung campuran minyak kedelai, rapeseed, minyak sawit dan kelapa, juga vitamin A dan D, tapi tak mengandung lemak hidrogenasi.

Mereka menghitung jumlah PAH, aldehida, dan total partikulat yang diproduksi dalam zona pernafasan sekitar dapur. Napthalene – zat kimia terlarang yang terdapat dalam kapur barus tradisional – adalah satu-satunya PAH yang terdeteksi, berkisar antara 0,15 hingga 0,27 ug/m3 udara dalam 16 dari 17 contoh daging. Kadar tertinggi zat berbahaya itu diproduksi ketika menggoreng daging dengan margarin di atas kompor gas.

Level aldehida yang lebih tinggi dihasilkan dalam proses penggorengan semua daging, sedangkan aldehida mutagenik diproduksi sebagain besar sampel itu. Level zat tersebut bervariasi mulai dari tak terdeteksi hingga 61,80 ug/m3 udara, tapi kadar tertingginya ditemukan ketika menggoreng menggunakan kompor gas, tanpa memandang jenis lemak yang digunakan.

Jumlah partikel superhalus tertinggi dihasilkan ketika menggoreng menggunakan kompor gas daripada kompor listrik. Ukuran partikel yang dihasilkan dengan kompor gas adalah 40 hingga 60 nanometer. Memasak dengan kompor listrik menghasilkan partikel halus 80 sampai 100 nanometer. Partikel yang jauh lebih halus lebih mudah terserap ke dalam paru-paru.

TJANDRA | SCIENCEDAILY

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

17 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

2 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

4 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

5 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

7 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

11 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

12 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

12 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

15 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

17 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya