Indonesia dan UNEP Luncurkan Karbon Biru

Reporter

Editor

Kamis, 25 Februari 2010 10:24 WIB

TEMPO Interaktif, Nusa Dua - Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dan Direktur Eksekutif United Nations Environment Programme (UNEP) Achim Steiner meluncurkan konsep Karbon Biru di sela-sela acara Forum Menteri Lingkungan Hidup Sedunia di Nusa Dua, Bali, Kamis (25/2) pagi.

Karbon biru merujuk pada kemampuan ekosistem laut dan pesisir menjaga keseimbangan penyerapan karbon dan potensi pengurangan emisi gas rumah kaca. Konsep ini dikenalkan UNEP bekerjasama dengan Badan Pangan Dunia (FAO) dan Badan Pendidikan dan Pengetahuan (UNESCO).

Konsep ini membuktikan peran ekosistem laut dan pesisir yang didominasi oleh vegetasi laut seperti hutan mangrove, padang lamun, rawa payau serta rawa masin (salt marshes) dalam mendeposisi karbon. Ekosistem pesisir dan laut diyakini mampu menjadi garda penyeimbang bersama hutan (Green Carbon) untuk mengurangi laju emisi melalui penyerapan karbon.

Menurut Steiner, kita mengetahui ekosistem pesisir dan laut bernilai milyaran dollar dari berbagai aktifitas yang berbasis pada ekosistem tersebut, seperti pariwisata, perhubungan serta perikanan. “Saat inilah ekosistem tersebut merupakan pendukung alami dalam mencegah dampak perubahan iklim,” kata Steiner seperti tertulis dalam siaran pers Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Fadel dan Steiner menegaskan dasar pernyataan bersama mereka adalah amanat Manado Ocean Declaration (MOD) yang dideklarasikan tahun lalu serta sebagai upaya mengendalikan dampak perubahan iklim. “Kami menghimbau kepada semua negara untuk menjaga kelestarian dan kemampuan ekosistem laut dan pesisir kita sebagai dinamisator iklim global”, kata Fadel.

Menurut Fadel, langkah ini telah membuka kesempatan melakukan riset lanjutan tentang peran penting laut sebagai pengendali perubahan iklim. Indonesia dengan luasan mangrove, serta padang lamun yang begitu besar, akan secara signifikan memberikan kontribusi dalam proses penyerapan karbon. Indonesia, kata Fadel, harus segera berbuat karena masa depan bumi dan umat manusia sangat bergantung pada bagaimana kita mengelola laut secara arif dan lestari.

Steiner menjelaskan jika dunia terus dihadapkan dengan perubahan iklim, secara ilmiah semua sumber emisi dan setiap pilihan untuk mengurangi emisi tersebut perlu terus digali dan menjadi perhatian komunitas internasional. Termasuk, tambahnya, potensi karbon biru yang terkait dengan laut dan pesisir. Kerjasama ini bertujuan agar dunia internasional semakin memberikan perhatiannya atas isu penting itu. Memang isu kelautan merupakan salah satu pilar pokok dalam pertemuan sesi khusus UNEP kesebelas (11th SSGC UNEP/GMEF) di Nusa Dua, Bali.

UWD

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

8 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

16 jam lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

7 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

11 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

11 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

11 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

16 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

21 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

22 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya