Lobi Biofuel

Reporter

Editor

Senin, 1 Maret 2010 07:09 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Dokumen Komite Eksekutif Komisi Eropa mengagetkan aktivis lingkungan hidup. Maklum, selain bahasanya penuh jargon, kesimpulannya membangkitkan amarah yang pernah muncul pada 2008. Memang saat itu protes mengalir seiring dengan banjirnya impor kelapa sawit ke daratan Eropa.

Hasil pohon yang sebagian besar berasal dari Indonesia dan Malaysia itu digunakan untuk bahan baku industri biofuel bagi kendaraan bermotor dan pabrik. Para aktivis mengecam kebijakan itu karena menilai perkebunan kelapa sawit di dua negara ini merusak lingkungan dan melanggar hak asasi masyarakat di sekitar hutan. Tapi pengusaha kelapa sawit membantah tuduhan itu.

Rencana Komisi Eropa yang bocor ke publik memicu kembali amarah para aktivis lingkungan. Dokumen itu menyebutkan bahwa perubahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit bukanlah suatu pelanggaran. Lembaga itu menyiapkan bimbingan bagi negara-negara Eropa yang akan mengimpor tanaman ini. "Kelapa sawit adalah salah satu contoh sangat buruk dari masalah biofuel. Semangat perdebatan tahun 2008 adalah menghentikan hal semacam itu," kata Adrian Bebb dari Friends of the Earth Eropa.

Adrian menuduh industri minyak kelapa sawit telah melakukan pekerjaan yang sangat bagus untuk melobi Komisi Eropa dan negara-negara Eropa. The Malaysian Palm Oil selama dua tahun terakhir memang mempekerjakan GPlus, pelobi internasional, untuk menekan kasus mereka, baik di Brussels maupun di ibu kota negara-negara Uni Eropa. Lobi juga dilakukan terhadap sejumlah menteri di Eropa untuk bertemu dengan eksekutif perusahaan kelapa sawit.

Kantor The Malaysian Palm Oil di Brussels menolak berkomentar mengenai masalah ini. Komisi Eropa juga tidak mengomentari dokumen yang bocor itu. Namun juru bicara komisi ini mengatakan bahwa rancangan itu akan diadopsi oleh perguruan tinggi dan kepala komisi energi yang baru.

Advertising
Advertising

Rully Prayoga, juru kampanye iklim Asia Timur Oxfam International, juga menengarai permainan para broker di Eropa dan Indonesia yang mempengaruhi kebijakan pemerintah. "Mereka memberikan janji-janji surga untuk program forest estate," katanya. Dia mengutip sejumlah penelitian bahwa industri kelapa sawit semakin meningkatkan emisi gas-gas rumah kaca.

Untuk program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, APBN Indonesia mengalokasikan dana sekitar Rp 8,3 triliun. Menurut Rully, ketimbang meneruskan industri kelapa sawit, lebih baik Indonesia mengembangkan industri energi surya, angin, dan transportasi yang ramah lingkungan. "Mendingan dana triliunan rupiah untuk program Millennium Development Goals," katanya.

UNTUNG W

Berita terkait

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

3 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

24 hari lalu

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.

Baca Selengkapnya

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

39 hari lalu

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

44 hari lalu

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.

Baca Selengkapnya

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

55 hari lalu

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.

Baca Selengkapnya

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

31 Januari 2024

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.

Baca Selengkapnya

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

29 Januari 2024

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

28 Januari 2024

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan

Baca Selengkapnya

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

25 Januari 2024

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

Tim kampanye tiga pasangan capres-cawapres bicara tentang perlindungan lingkungan hidup. Timnas Anies Baswedan menilai UU Cipta Kerja harus direvisi.

Baca Selengkapnya