Peneliti Temukan Hubungan Genetika Lembu dan Banteng  

Reporter

Editor

Senin, 1 Maret 2010 18:01 WIB

www.sciencedaily.com

TEMPO Interaktif, Jakarta - Peneliti di Irlandia dan Britania telah menemukan rentetan genetik DNA metokondria dari banteng langka menggunakan contoh tulang berusia 6,700 tahun. Mereka merangkai rentetan mitokondria DNA dari tulang kaki depan, yang ditemukan dalam sebuah gua di Derbyshire.

Tim mempublikasi temuan mereka di the journal PLoS ONE. Peneliti dari University College Dublin, Trinity College, Dublin, Oxford University dan Sheffield serta Leeds University, mengekstrak DNA menggunakan teknologi perangkai. Metode ini dapat mengekstrak lebih banyak jenis informasi genetika lebih cepat dan ditampilkan pada UCD Conway Institute of Biomolecular dan Biomedical di Universitas College Dublin.


Jaringan genetik metokondria DNA menunjukkan jaringan ibu tapi para peneliti berharap tahap selanjutnya akan bisa menata penuh genetika DNA tulang lama. Para peneliti telah berhasil menetapkan genetika metokondria pertama. Ini meningkatkan harapan membuka kembali di pusat biomolukul kuno University of Oxford. Pusat penelitian ini dibuat pada 2005 tapi kedepan akan membangun penelitian di Oxford, tim membutuhkan laboratorium khhusus guna mencegah kontaminasi contoh kuno dari DNA moderen.

Ceiridwen Edwards, salah satu peneliti, mengatakan, "Penemuan ini diharapkan bisa menjadi proyek awal dari berbagai poyek langka untuk menjelajah sejahara evolusi banteng langka dan lembu. Kami menggunakan teknologi pengembangan DNA terbaru yang memungkinkan mendapat informasi genetik lebih banyak dan cepat dari model sebelumnya. Areal penelitian dapat berimplikai tak hanya pada arkeologi tapi juga peternakan lembu. Pada waktunya kami berharap mengerjakan pembiakan ribuan banteng langka melalui gen DNA."

Professor David MacHugh dari University College Dublin mengatakan temuannya menjanjikan sesuatu yang luar biasa bagi pendekatan genetika DNA generasi mendatang yang berkaitan dengan arkeogenetika.

Advertising
Advertising


Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa banteng kuno yang diperkirakan pernah hidup Near East sekarang Iran dan Syria adn melintasi Eropa dan Asia merupakan leluhur dari lembu modern. Namun, perbandingan banteng kuno Eropa dan lembu eropa pada DNA metokondria menunjukkan ada perkawinan silang antara lembu domestik dan lembu liar menyebabkan populasi banteng kuno sangat langka di Eropa.

Professor Mark Pollard, Directur Penelitian Oxford University untuk bidang Archaeologi dan Sejarah mengatakan perlu melakukan penelitian lanjutan pada DNA kuni jika ingin mengusut proses evolusi, tak hanya pada lembu tetapi spesies lain. "Pada jangka panjang, kami berharap Oxford bisa membuat proyek DNA pada perpindahan tumbuhan dan manusia Britania dari akhir Era Es atau Ice Age ke era modern."


SCIENCEDAILY | PURW

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

27 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya