Belajar Menyehatkan Otak

Reporter

Editor

Rabu, 3 Maret 2010 16:43 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Neurobiolog Universitas California menampilkan bukti visual pertama bagaimana belajar bisa meningkatkan kesehatan otak dan juga simulasi mental dapat mengurangi efek penuaan memori dan fikiran. Tim peneliti yang diketuai Lulu

Chen dan Chritine Gall menemukan setiap hari bentuk tampilan neuron penerima memperlihatkan fungsi sel otak pada level optimum. Penemuan ini menggunakan teknik pengembangan visualisasi untuk mempelajari memori otak.

Neuron penerima diaktifkan oleh protein yang disebut brain-derived neurotrophic factor (BDNF), yang memfasilitasi perkembangan dan perbedaan koneksi, atau sinapsis, tanggung jawab untuk komunikasi antar neuron. BDNF dianggap sebagai kunci dalam formasi memori.

"Temuan mengkonfirmasi hubungan kritis anatra belajar dan perkembangan otak dan diharapkan kami bisa menemukan cara memperbesar hubungan melalui langkah pencegahan di masa depan," kata Chen, peneliti anatomi & neurobiologi.

Hasil temuan ini muncul pada the Proceedings of the National Academy of Science edisi online 1 Maret.

Advertising
Advertising

Sebagai tambahan dari penemuan bahwa aktivitas otak dibentuk dari sinyal BDNF ke sisi dimana neurons membangun sinapsis, peneliti menganggap proses ini terkait pada ritme pelajar pada otak, yang disebut ritme teta, penting pada memori baru.

Rhitme theta tersimpan pada hippocampus mempercepat singkronisasi neuron tiga sampai delapan kali per detik. Rhitme ini telah dikaitkan dengan mekanisme seluler antara belajar dan memori.

Pada penelitian hewan pengerat, tim menemukan bahwa bekajar tak teratur dan aplikasi lama dari rhitme theta memicu sinyal pada daerah kreaasi sinapsis. "Hubungan ini mempunyai implikasi dalam membentuk kesehatan otak," kata Gall, professor anatomi dan neurobiologi.

"Teradapat bukti theta rhitme terbangun sesuai umur kita, dan temuan kami menyarankan ini bisa menghasilkan perbaikan memori. Di sisi lain, mereka menyarankan tetap membuat mental aktif selama hidup dapat menjaga sinyal neuron BDNF pada kondisi konstan, yang mungkin membatasi memori dan menolak pengertian."

Peneliti kini mencoba menggali apakah belajar-menyebabkan sinyal tumbuh meningkat sesuai umur dan jika demikian, bisakan ini menjadi penyedia obat bagi keluarga baru. Penelitian ini juga didukung psychiatri dan profesor prilaku manusia Gary Lynch, dan beberapa peneliti lain, seperti Christopher Rex.

SCIENCEDAILY | PURW

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

4 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

4 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

12 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

13 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

13 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

14 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

14 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

14 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

18 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya