Sistem tersebut menyilangkan dua macam teknologi: kemampuan untuk mendeteksi suara frekuensi super-rendah yang dihasilkan lewat sentuhan jari pada kulit dan proyektor "pico" berukuran microchip yang kini ditemukan di sejumlah telepon seluler.
Masalahnya, bagaimana sistem itu mengetahui tombol atau ikon mana yang disentuh oleh jari Anda? Chris Harrison, peneliti Institut Interaksi Komputer-Manusia di Carnegie Mellon University, Pittsburgh, Pennsylvania, bekerja sama dengan Dan Morris dan Desney Tan dari laboratorium riset Microsoft in Redmond, Washington, mengeksploitasi cara kulit, otot, dan tulang rangka manusia berkombinasi membuat suara berbeda ketika sebuah benda menyentuh titik berbeda pada lengan, telapak tangan, jari, dan ibu jari.
Mereka telah mengidentifikasi berbagai lokasi pada lengan bawah dan tangan yang menghasilkan karakteristik pola akustik ketika ditepuk. Detektor akustik pada gelang tangan Skinput berisi lima penyangga piezoelectric, masing-masing bertanggung jawab untuk merespons pita frekuensi suara tertentu. Kombinasi sensor berbeda akan teraktivasi pada derajat yang berbeda bergantung pada bagian tangan yang disentuh.
Untuk menguji sistem tersebut, Harrison melibatkan 20 sukarelawan. Sebagian besar menyatakan sistem itu mudah dioperasikan karena mereka tak menemukan kendala ketika harus bernavigasi di antara ikon yang terpampang pada lengan dan menepuknya dengan jari untuk memberi perintah. Mereka tetap bisa mencari ikon dalam daftar menu, meski tangan dinaikturunkan, bahkan sambil mengibaskan lengan. "Skinput bekerja dengan dengan baik untuk serangkaian gerakan, bahkan ketika tubuh sedang bergerak," kata Harrison.
TJANDRA DEWI | MICROSOFT | NEWSCIENTIST | CMU