CryoSat Siap Menjelajah Bumi dan Memantau Penyusutan Es Kutub  

Reporter

Editor

Selasa, 23 Maret 2010 08:55 WIB

Cyrosat. S Corvaja (ESA)

TEMPO Interaktif, Baikonur - Masalah teknis pada bagian kedua roket Dnepr, yang memaksa Badan Antariksa Eropa (ESA) menunda peluncuran satelit penjelajah bumi CryoSat-2 pada Februari lalu, kini telah terpecahkan. Itu berarti tak ada lagi yang menghalangi satelit tersebut mengarungi orbit bumi, sehingga ESA berani menetapkan tanggal peluncuran baru, yaitu pada 8 April mendatang.

Peluncuran CryoSat-2 sebelumnya dijadwalkan dilakukan di Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan pada 25 Februari lalu. Peluncuran itu akhirnya ditunda karena masalah cadangan bahan bakar di bagian kedua roket peluncur.

Masalah itu baru diketahui sepekan sebelum tanggal peluncuran, setelah kepala modul antariksa yang mewadahi satelit CryoSat-2 telanjur terpasang di puncak roket dalam tabung peluncuran. Pada saat investigasi dilakukan, kepala modul antariksa dikembalikan ke fasilitas integrasi sambil menunggu tanggal peluncuran yang baru.

Selama investigasi berlangsung, Yuzhnoye SDO, sebuah perusahaan Ukraina, ditunjuk sebagai penanggung jawab atas desain keseluruhan roket peluncur Dnepr, dan Hartron-Arkos, perusahaan pengembang sistem kendali peluncur, memberikan konfirmasi bahwa rasio bahan bakar dengan materi pengoksidasi harus disesuaikan untuk memperbaiki performa mesin roket tahap kedua.

Penyesuaian kecil itu meliputi modifikasi perangkat lunak yang mengendalikan penggunaan bahan bakar. Setelah modifikasi itu selesai dibuat dan divalidasi, ESA pun menyetujui tanggal peluncuran baru, yaitu pada 8 April 2010, 13:57 UT.

Advertising
Advertising

"Ketika kami mengunjungi Dnepropetrovsk di Ukraina, kami mengikuti briefing menyeluruh tentang masalah dan solusinya, baik dari Yuzhnoye SDO maupun dari Hartron-Arkos," kata Richard Francis, Project Manager CryoSat-2 ESA. "Kami yakin perubahan itu meningkatkan keandalan dan telah divalidasi dengan tepat."

Sampai hari-H tiba, CryoSat-2 dijaga oleh anggota kedua tim dalam fasilitas integrasi. Seluruh anggota tim akan berkumpul kembali di Baikonur hari ini untuk melanjutkan persiapan peluncuran. "Kami langsung mengambilnya, setelah diputuskan untuk menunda peluncuran serta menyimpannya di ruang steril, dan satelit tersebut terus berada di tempat yang aman sejak saat itu," kata Francis. "Kami menugasi orang untuk memonitor satelit itu setiap hari. Menurut rencana, kami memasangnya kembali ke dalam roket pada 31 Maret nanti."

CryoSat adalah misi pertama Eropa yang didedikasikan untuk memantau lapisan es bumi. Teknik observasi mutakhir yang digunakan misi CryoSat memungkinkan satelit itu mengukur variasi ketebalan es yang mengapung di laut dengan tepat, begitu pula dengan lapisan es raksasa yang terbentang di Antartika dan Greenland. Informasi ini akan membuat para ilmuwan dapat memahami hubungan antara es dan perubahan iklim dengan lebih baik, termasuk bagaimana perubahan kondisi es kutub mempengaruhi pola sirkulasi samudra, permukaan laut, dan iklim global.

CryoSat akan mengorbit dengan menumpangi roket Dnepr, misil nuklir Rusia-Ukraina yang dimodifikasi untuk meluncurkan wahana antariksa. Satelit itu dirancang untuk melakukan pengukuran bentuk dan ketebalan es Arktika dan Antartika secara mendetail.

Misi yang diemban CryoSat-2 ini adalah bagian dari program Penjelajah Bumi ESA. Tujuh wahana antariksa akan melakukan terobosan ilmu pengetahuan untuk mengumpulkan data tentang berbagai isu lingkungan. Bagian pertama rangkaian program itu adalah wahana pemeta gravitasi Goce, yang diluncurkan pada Maret 2009. Wahana kedua, Smos, yang diluncurkan pada November tahun lalu, punya misi menghitung kelembapan tanah dan salinitas samudra.

TJANDRA DEWI | ESA | BBC

Berita terkait

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

5 jam lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

3 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

6 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

6 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

7 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

14 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

18 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

18 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

18 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya