TEMPO Interaktif, Jakarta - Kebanyakan kumbang kepik memiliki warna cerah pada kulitnya, yakni warna merah dengan bintik-bintik hitam. Tapi masih banyak lagi jenis kumbang yang memiliki perbedaan warna dan tekstur kulitnya. Dalam entomologi (ilmu yang mempelajari tentang serangga), warna cerah dan bintik hitam pada kulit serangga berfungsi untuk menakuti pemangsanya dan menandakan kumbang kepik itu tak enak dimakan dan beracun.
Sama seperti tawon yang berwarna kuning cerah dengan garis-garis hitam. Tawon dapat dilihat dari jarak yang sangat jauh, tapi mengapa tak banyak predator yang mau melahapnya? Karena dia beracun dan memiliki sengatan yang menyakitkan.
Kembali ke kumbang kepik. Burung enggan memakan kumbang kepik karena rasanya tak enak dan sedikit beracun. Kendati racunnya memang tidak sampai mematikan burung, tapi cukup membuat "pusing".
Banyak juga mitos-mitos tentang kumbang kepik dan bintik-bintiknya. Di Brussel, Belgisa, jika ada seekor kumbang kepik yang hinggap di tubuh anda, banyaknya bintik-bintik di kumbang itu akan menandakan banyaknya anak yang akan anda miliki.
Para petani juga menghubungkan bintik-bintik pada kumbang kepik dengan berhasil atau tidaknya panen mereka. Jika bintiknya kurang dari tujuh titik, maka panennya akan sukses. Beberapa orang juga percaya jika ada kumbang kepik yang hinggap di tubuhnya, maka dia akan mendapatkan uang sebanyak jumlah bintik yang ada pada kumbang itu.
Rini K | ladybuglife
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya