Mencari Partikel Antimateri Hingga Antariksa

Reporter

Editor

Kamis, 29 April 2010 15:09 WIB

TEMPO Interaktif, Cape Canaveral - Antimateri adalah partikel paling langka dan sulit dideskripsikan di alam semesta. Antimateri terbuat dari partikel yang bermuatan berlawanan dalam jumlah energi yang sama. Misalnya, antimateri dari elektron adalah positron, atau antimateri dari proton, yang bermuatan positif, adalah antiproton yang bermuatan negatif.

Antiproton yang tercipta di antariksa membombardir bumi dalam bentuk sinar kosmik, yang merupakan partikel elementer yang bergerak nyaris setara dengan kecepatan cahaya. Ketika materi dan antimateri itu bertabrakan, keduanya akan saling meniadakan, menciptakan energi murni tanpa meninggalkan residu.

Keberadaan antimateri pertama kali diajukan oleh Paul Dirac pada 1928. Sejak saat itu para ilmuwan berusaha mempelajari teori keberadaan partikel antimateri yang diciptakan oleh peluruhan nuklir dan tumbukan materi normal berenergi tinggi. Pada saat ini, positron umum dijumpai dalam berbagai pencitraan medis.

Meski begitu, antiatom, yang tersusun dari antriproton dan antineuron, amat jarang dijumpai. Mengingat kita hidup di dunia yang didominasi oleh materi reguler, antiproton dan antineuron umumnya langsung musnah sebelum mereka bisa membentuk antinukleus.

Pencarian partikel antimateri ini tak hanya berlangsung dalam laboratorium yang memiliki akselerator partikel, tapi juga hingga ke antariksa. Sebuah tim ilmuwan dari berbagai negara bahkan pernah meluncurkan sebuah balon pembawa instrumen hingga ketinggian 39 kilometer di atas Antartika untuk mencari partikel langka itu.

Advertising
Advertising

Seluruh upaya pencarian partikel antimateri itu dilakukan untuk memahami asal-muasal antimateri dalam sinar kosmik termasuk membuktikan teori Big Bang, ledakan besar di antariksa yang menjadi asal-usul lahirnya alam semesta. Bentuk paling mendasar dari teori Big Bang itu memprediksi bahwa tercipta materi dan antimateri dalam jumlah yang sama. Entah bagaimana, materi mendominasi antimateri dalam beberapa tahap awal seusai ledakan itu terjadi.

Salah satu tujuan peluncuran detektor antimateri Alpha Magnetic Spectrometer (AMS) adalah untuk menemukan adanya bukti keberadaan antimateri yang mungkin masih tersisa di luar sana. "Saya telah mempelajari eksperimen antariksa selama 15 tahun, tapi kita hanya bisa yakin bila kita berada di stasiun antariksa untuk mengambil data itu," kata Samuel Ting, peraih Hadiah Nobel, yang memimpin tim AMS.

Ting menyatakan bahwa tugas utamanya adalah menjamin fase terakhir perakitan detektor agar tak ada yang meleset. Ting adalah salah satu penemu partikel antimateri kompleks pertama. Selama 45 tahun dia terus-menerus "dihantui" oleh massa yang hilang itu. "Pada awalnya, jika Anda memiliki sebuah elektron, Anda haruslah mempunyai positron. Jika anda punya proton, Anda pasti juga punya antiproton," katanya. "Dengan kata lain, haruslah ada materi dan antimateri dalam jumlah yang sama. Itulah yang membuat saya penasaran, di manakah alam semesta yang terbuat dari antimateri. Itu adalah salah satu alasan kami mengusulkan eksperimen ini.

Ting menyatakan AMS punya misi ilmiah yang amat penting. "Ini adalah eksperimen definitif untuk melihat apakah antimateri alam semesta benar-benar ada atau tidak," ujarnya.

TJANDRA | NATURE | NASA | MSNBC

Berita terkait

Bantu Menyelesaikan Masalah STEM, Google Perbaruhi Layanan Search dan Lens

1 November 2023

Bantu Menyelesaikan Masalah STEM, Google Perbaruhi Layanan Search dan Lens

Google akan membantu pengguna dengan konsep terkait STEM dan menelusuri persamaan yang relevan dengan cara yang lebih alami dan intuitif.

Baca Selengkapnya

3 Prodi FMIPA UNS Terakreditasi Internasional ASIIN

29 Oktober 2023

3 Prodi FMIPA UNS Terakreditasi Internasional ASIIN

Sebanyak tiga program studi di FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil memperoleh akreditasi dari Jerman.

Baca Selengkapnya

Bahagia Bocah Trenggalek, Raih Gelar Doktor Fisika ITS di Usia 27 Tahun

26 September 2023

Bahagia Bocah Trenggalek, Raih Gelar Doktor Fisika ITS di Usia 27 Tahun

Kebahagiaan menghampiri Vinda Zakiyatuz Zulfa, 27 tahun, yang meraih gelar doktor bidang fisika di Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS.

Baca Selengkapnya

Rumus Usaha Fisika Serta Contoh Soal dan Pembahasan

6 Juli 2023

Rumus Usaha Fisika Serta Contoh Soal dan Pembahasan

Ada berbagai rumus dalam fisika, salah satunya rumus usaha. Berikut rumus serta contoh soal dan pembahasannya.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Teori Albert Einstein Dipublikasikan Annalen der Physik, Jurnal Apa Itu?

9 Juni 2023

Teori Albert Einstein Dipublikasikan Annalen der Physik, Jurnal Apa Itu?

Pada 9 Juni 1905, teori fisika kuantum Albert Einstein dipublikasikan dalam jurnal Annalen der Physik

Baca Selengkapnya

NASA Akan Gelar Diskusi Publik tentang UFO, Ada Temuan Baru?

31 Mei 2023

NASA Akan Gelar Diskusi Publik tentang UFO, Ada Temuan Baru?

Sebuah panel NASA untuk mempelajari "fenomena udara tak dikenal" atau UFO, akan mengadakan diskusi publik pertamanya.

Baca Selengkapnya

Siswa Indonesia Raih Medali Emas pada Asian Physics Olympiad 2023 di Mongolia

30 Mei 2023

Siswa Indonesia Raih Medali Emas pada Asian Physics Olympiad 2023 di Mongolia

Tim Olimpiade Fisika Indonesia meraih medali pada Asian Physics Olympiad (APhO) 2023 yang berlangsung di Ulaanbaatar, Mongolia pada 21 -29 Mei 2023.

Baca Selengkapnya

Studi Pentagon: Gerak Manuver UFO Tak Bisa Diterangkan Fisika Saat Ini

6 April 2023

Studi Pentagon: Gerak Manuver UFO Tak Bisa Diterangkan Fisika Saat Ini

"Sejuta gambar yang kabur tidak ada nilainya, dibandingkan satu saja video resolusi tinggi dari sebuah UFO saat dia bermanuver."

Baca Selengkapnya

Ahli Fisika Mendesain Urinoar Anti-Cipratan: Ukur Sudut, Amati Anjing

29 November 2022

Ahli Fisika Mendesain Urinoar Anti-Cipratan: Ukur Sudut, Amati Anjing

Desain urinoar dihasilkan antara lain lewat observasi ahli fisika ini terhadap kebiasaan instingtif anjing mengangkat kaki saat kencing.

Baca Selengkapnya