TEMPO Interaktif, Jerman - Kobra merupakan ular yang paling fenomenal karena gigitannya bisa saja mematikan. Tak hanya itu, ular kobra ternyata juga pandai merekam gerakan korbannya.
Penelitian yang dilakukan Bruce Young, dari University of Massachusetts Lowell mencoba merekam apa yang dilakukan kobra sebelum mematuk mangsanya. Young yang memilih melaksanakan penelitiannya di Afrika Selatan, mengambil gambar seekor ular kobra yang menyemburkan bisa ke arah matanya. Namun, tentunya mata Young telah terlebih dahulu dilengkapi alat pengaman.
Pada saat itu, Young terkejut dengan ketepatan dan kecepatan semprotan bisa ular tersebut. "Sangat tepat, akurat dan unik," katanya.
Young kemudian membawa gambar dan contoh bisa serta gigi taring ular itu ke laboratorium tim peneliti yang terdapat di Universitas Bonn, Jerman. Di sana, Young mengulangi lagi "kegiatannya" supaya ular itu tertarik untuk mematuknya.
Caranya, Young mencoba menarik perhatian dengan menggerak-gerakkan kepala dan memelototi ular itu sementara peneliti yang lain mengambil gambar dan mengamati alat pengukur akselerasi. Alat ini digunakan untuk mengetahui pergerakan kepala ular kobra.
"Saya hanya membelalakkan mata atau memelototi kobra itu, dan dia berusaha memuncratkan liurnya," kata Young.
Setelah enam pekan meneliti, tercatat lebih dari seratus kali ular itu menyemprotkan bisanya. Young menjelaskan ular kobra begitu antusias menyerang Young, karena sentakan atau gerakan kepala Young dan matanya yang memandangi ular itu.
Sebelum memuncratkan bisa, kepala ular kobra akan menggeliat. Ular kemudian menangkap gerakan Young melalui tatapan mata kemudian "mengunci" gerakan itu sehingga muncratan bisanya dapat tepat mengenai mata Young.
Kobra menyamakan arah gerakan kepalanya dengan gerakan mata dan kepala Young. "Jadi ular itu sudah mengetahui apa yang akan terjadi," katanya.
Mengenai bisa yang dimuncratkan ular kobra, Young mengatakan tidak semua bisa ular kobra mematikan. Beberapa jenis ular kobra menggunakan bisanya hanya untuk mempertahankan diri dan melemahkan mangsanya.
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Experimental Biology.
Rini K | Sciencedaily
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya