Spesies Baru Katak Berhidung Pinokio Ditemukan di Papua  

Reporter

Editor

Senin, 17 Mei 2010 22:40 WIB

Katak berhidung Pinokio. AP/ HO

TEMPO Interaktif, Singapura - Para ilmuwan yang menjelajahi hutan Indonesia mengaku telah menemukan koleksi spesies baru, termasuk katak berhidung Pinokio, wallaby terkecil di dunia, dan tokek bermata kuning.

Sebuah kelompok ilmuwan internasional menemukan spesies baru di Pegunungan Foja di pulau terpencil Papua pada akhir 2008. Mereka merilis rinciannya, termasuk gambar, pada hari Senin ini menjelang Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati pada 22 Mei.

Banyak dari spesies yang ditemukan selama survei dipercaya merupakan hal baru untuk ilmu pengetahuan, Conservation International dan National Geographic Society mengatakan, ada beberapa mamalia baru, reptil, amfibi, dan lusinan serangga.

Dari penemuan ini, para ilmuwan memperingatkan adanya perkembangan ancaman yang mempercepat punahnya spesies di planet yang sudah menghangat dan hutan sebagai habitat yang sudah hancur karena dirusak untuk memberi makan populasi manusia.

Advertising
Advertising

"Sementara hewan dan tumbuhan di seluruh dunia sudah mulai tersapu dalam kecepatan jutaan tahun, penemuan ini benar-benar menakjubkan dalam bentuk kehidupan yang sangat dibutuhkan sebagai berita positif," kata Bruce Beehler, peserta ekspedisi dari Conservation International.

"Tempat seperti ini merupakan masa depan yang sehat bagi kita semua dan menunjukkan bahwa belum terlambat untuk menghentikan krisis kepunahan spesies saat ini.”

Pegunungan Foja ada di Provinsi Papua, Indonesia, di pulau New Guinea dan mencakup area besar hutan tropis yang belum dirusak dan tidak terganggu.

Conservation International mengatakan Kodok Pinokio, hidungnya mendongak ke atas ketika yang jantan aktif, namun hidungnya akan menurun jika diam. Tim juga menemukan bintang jinak lainnya, termasuk tikus berbulu, tokek dengan mata kuning, merpati raja jenis baru, dan Walabi kecil yang diyakini sebagai anggota dari keluarga kanguru di dunia.

Penemuan lain yang direkam selama survei termasuk kelelawar, yang memakan nektar hutan hujan, dan tikus pohon kecil. Para ilmuwan menjadi semakin prihatin atas tingkat spesies yang hilang di planet ini dan menunjukkan manfaat yang besar dari hutan, sistem sungai, lahan basah dan lautan untuk kehidupan manusia dan ekonomi.

Laporan terakhir menunjukkan bahwa pemerintah-pemerintah di dunia gagal memenuhi target yang dicapai pada tahun 2002 untuk mengurangi laju kehilangan keanekaragaman hayati pada tahun 2010, yang dideklarasikan oleh PBB sebagai Tahun Internasional Keanekaragaman Hayati.

Para perunding dari seluruh dunia akan bertemu di Jepang pada bulan Oktober untuk mendiskusikan target baru untuk membendung hilangnya keanekaragaman hayati selama 40 tahun mendatang.

REUTERS| NUR HARYANTO

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya