TEMPO Interaktif, Jakarta - Bunga teratai paling kecil di dunia, yang diketahui telah hilang dari habitatnya di Afrika, ternyata selamat dari kepunahan. Para ahli dari The Royal Botanical Garden Kew atau Kebun Botani Kerajaan Kew, Inggris, telah melakukan pembibitan terhadap bunga teratai tersebut.
Tanaman yang sangat kecil itu--dengan diameter hanya 1 sentimeter--dikenal sebagai bunga lili air yang "berdarah panas". Nama latin tertai terkecil ini adalah <I>Nymphaea thermarum<I>. Bunga itu tumbuh di air tawar pada musim semi.
Bunga teratai ini pertama kali ditemukan pada 1985 di Mashyuza, Rwanda. Dua tahun lalu, bunga tersebut menghilang ketika air yang ada di sana dimanfaatkan untuk pertanian.
Profesor Eberhard Fischer, yang menemukan spesies <I>Nymphaea thermarum<I> ini mengirim beberapa spesimennya ke Bonn Botanic Gardens, sebuah pusat penelitian hortikultura.
Bibit-bibit itu kemudian dirawat dengan hati-hati dan dikirim ke Royal Botanical Gardens Kew dan pada awalnya tumbuh sebagaimana tanaman teratai lainnya, terendam pada permukaan air tapi gagal tumbuh dan berkembang.
Setelah beberapa kali melakukan uji coba dengan berbagai kondisi, ahli hortikultura, Carlos Magdalena, akhirnya memecahkan misteri bagaimana membuat teratai kecil ini supaya dapat tumbuh.
Spesies ini ditemukan tumbuh di tempat yang berlumpur dan beruap dengan suhu permukaan air kolam mencapai 50 derajat Celsius. Sedangkan biasanya tanaman ini dapat tumbuh di air bersuhu 25 derajat Celsius. Magdalena kemudian menempatkan bibit teratai kecil pada pot tanah liat dan "direndam" di air hangat serta menjaga suhunya.
Kerja keras Magdalena membuahkan hasil. Ada delapan tanaman teratai yang sudah berbunga dan terus berkembang. Dia mulai menanam bunga teratai ini pada November 2009, sambil menghasilkan bibitnya.
Rini K | DailyMail
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya