TEMPO Interaktif, CALIFORNIA - Dua ekor ikan saling menatap satu sama lain. Meski diletakkan secara terpisah dalam dua botol kaca, mereka saling "beradu" dengan cara memoncongkan mulut masing-masing, tanda yang satu lebih tangguh dari lainnya. Lama-kelamaan dua ikan itu "lelah" dan saling melekukkan tubuh: berpaling.
Namun perbedaan drastis terjadi ketika seekor ikan melihat bayangannya sendiri di cermin. Sebuah studi dari Stanford University, California, menyebutkan, pada jenis ikan tertentu, lebih menakutkan jika melihat bayangannya sendiri ketimbang beradu dengan ikan lainnya.
Menurut Julie Desjardins, peneliti biologi universitas tersebut, ikan yang menangkap bayangannya sendiri menjadi lebih gelisah dan takut. "Seperti ada sesuatu yang tidak dimengerti ikan itu," katanya.
Untuk mengetahui lebih lanjut, Desjardins bersama ahli biologi lainnya, Russell Fernald, mengamati sejenis ikan jantan dari Afrika yang ditempatkan pada dua stoples berbeda. Selama 20 menit, dua ekor ikan petarung ini saling memandang dan selalu ingin menyerang lawannya.
Sedangkan ketika masing-masing ikan dihadapkan dengan bayangannya di cermin, keduanya tampak "bingung" dan cenderung menghindari bayangannya. "Cermin itu menyebabkan ikan berada di luar realitas atau kenyataan yang memantik emosi," ujar Desjardins.
Setelah uji coba tersebut, peneliti ini mengambil sampel darah ikan dan testosteron--hormon yang membuat sesuatu menjadi lebih agresif dan membedah <I>amygdala<I> (bagian otak yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan memori yang berkaitan dengan emosi).
Hasil tes laboratorium menunjukkan, kedua ikan itu memiliki kadar hormon testosteron yang tinggi. Namun hanya ikan yang becermin yang bagian <I>amygdala<I>-nya menunjukkan reaksi yang tinggi.
Menurut Desjardins, aktifnya <I>amygdala<I> pada ikan yang becermin karena bayangannya selalu menunjukkan reaksi yang sama dengan gerakan ikan yang sesungguhnya. Pada umumnya, dalam pertarungan antarikan, setiap ikan akan saling menggigit dan melakukan banyak gerakan. "Namun, ketika ikan itu berkelahi dengan bayangannya di cermin, ikan itu tidak merasakan adanya respons atau timbal balik dari lawannya (bayangannya)," dia menjelaskan.
Kesimpulan sementara yang diperoleh Desjardins adalah makhluk hidup bertulang belakang dapat membuat pembedaan dalam pikirannya. Meskipun faktanya <I>amygdala<I> pada manusia lebih terelaborasi daripada <I>amygdala<I> yang terdapat pada ikan, katak, dan burung.
Rini K | LiveScience
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya