Produk Nokia dan Sony Ericsson Ramah Lingkungan  

Reporter

Editor

Rabu, 26 Mei 2010 17:30 WIB

Produsen Game terbesar Jepang, Nintendo mengeluarkan produk baru, 'DSI' dengan layar 3.25 inch dan kamera digital sebesar 300,000 pixel. Nintendo ini akan muali dipasarkan tahun depan. Kamis 02/10/08. AFP PHOTO / Yoshikazu TSUNO

TEMPO Interaktif, Tokyo - Organisasi pelestarian lingkungan Greenpeace menilai produk yang dihasilkan Nokia dan Sony Ericsson ramah lingkungan. Sebaliknya, Nintendo dan Toshiba adalah perusahaan yang menghasilkan perangkat yang tidak "hijau".

Selama kuartal pertama di tahun ini, Greenpeace telah mensurvey 18 perusahaan penghasil barang-barang elektronik. Organisasi ini meneliti bagaimana proses produksi barang-barang yang dianggap membahayakan lingkungan, bagaimana perusahaan mendaur ulang sampah elektronik dan menerapkan efisiensi bahan bakar untuk mencegah pemanasan global.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara perusahaan mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam produk mereka, yakni polyvinyl chloride (PVC) dan brominated flame retardants (BRFs). Kedua bahan ini dianggap berbahaya karena sulit didaur ulang dan membahayakan tubuh manusia.

"Nintendo menempati posisi paling bawah sebagai perusahaan yang tidak ramah lingkungan," kata peneliti Greenpeace Iza Kruszewska di Tokyo, hari ini.

Toshiba pernah mengklaim sebagai perusahaan pertama yang menghasilkan produk elektronik ramah lingkungan justeru terjungkal karena terkena pinalti. Perusahaan itu tak dapat memenuhi janjinya, yakni mulai 1 April lalu semua produknya sudah bebas polyvinyl chloride (PVC) dan brominated flame retardants (BRFs).

Setelah Nokia dan Sonny Ericsson berada di posisi pertama dan kedua sebagai perusahaan ramah lingkungan, disusul Philips dan Motorola pada posisi ketiga dan keempat. Sementara Apple mendapat ranking kelima.

Rini K | AFP

Berita terkait

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

3 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

19 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

23 hari lalu

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

31 hari lalu

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

Terpopuler: Grab Indonesia evaluasi SOP pelayanan buntut kasus pemerasan, deretan barang mewah dari Harvey Moeis untuk artis Sandra Dewi.

Baca Selengkapnya

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

34 hari lalu

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.

Baca Selengkapnya

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

34 hari lalu

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.

Baca Selengkapnya

Pulau Balang Tidak Masuk IKN, Otorita Klaim Lebih mudah Jaga Dugong dan Pesut

34 hari lalu

Pulau Balang Tidak Masuk IKN, Otorita Klaim Lebih mudah Jaga Dugong dan Pesut

Tetap saja pembangunan IKN dinilai akan membuat tekanan terhadap habitat satwa liar. Dan bukan hanya dugong dan pesut, tapi 23 spesies.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

41 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Kementan dan Kemenhan Klaim Panen Jagung Food Estate Gunung Mas

47 hari lalu

Kementan dan Kemenhan Klaim Panen Jagung Food Estate Gunung Mas

Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) klaim panen jagung di lahan food estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya