TEMPO Interaktif, Tokyo - Organisasi pelestarian lingkungan Greenpeace menilai produk yang dihasilkan Nokia dan Sony Ericsson ramah lingkungan. Sebaliknya, Nintendo dan Toshiba adalah perusahaan yang menghasilkan perangkat yang tidak "hijau".
Selama kuartal pertama di tahun ini, Greenpeace telah mensurvey 18 perusahaan penghasil barang-barang elektronik. Organisasi ini meneliti bagaimana proses produksi barang-barang yang dianggap membahayakan lingkungan, bagaimana perusahaan mendaur ulang sampah elektronik dan menerapkan efisiensi bahan bakar untuk mencegah pemanasan global.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara perusahaan mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam produk mereka, yakni polyvinyl chloride (PVC) dan brominated flame retardants (BRFs). Kedua bahan ini dianggap berbahaya karena sulit didaur ulang dan membahayakan tubuh manusia.
"Nintendo menempati posisi paling bawah sebagai perusahaan yang tidak ramah lingkungan," kata peneliti Greenpeace Iza Kruszewska di Tokyo, hari ini.
Toshiba pernah mengklaim sebagai perusahaan pertama yang menghasilkan produk elektronik ramah lingkungan justeru terjungkal karena terkena pinalti. Perusahaan itu tak dapat memenuhi janjinya, yakni mulai 1 April lalu semua produknya sudah bebas polyvinyl chloride (PVC) dan brominated flame retardants (BRFs).
Setelah Nokia dan Sonny Ericsson berada di posisi pertama dan kedua sebagai perusahaan ramah lingkungan, disusul Philips dan Motorola pada posisi ketiga dan keempat. Sementara Apple mendapat ranking kelima.
Rini K | AFP
Berita terkait
KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188
3 hari lalu
Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.
Baca SelengkapnyaGreenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya
3 hari lalu
Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.
Baca SelengkapnyaKepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?
19 hari lalu
Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.
Baca SelengkapnyaPenggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan
23 hari lalu
Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi
31 hari lalu
Terpopuler: Grab Indonesia evaluasi SOP pelayanan buntut kasus pemerasan, deretan barang mewah dari Harvey Moeis untuk artis Sandra Dewi.
Baca SelengkapnyaKomitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan
34 hari lalu
Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.
Baca SelengkapnyaRp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas
34 hari lalu
Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.
Baca SelengkapnyaPulau Balang Tidak Masuk IKN, Otorita Klaim Lebih mudah Jaga Dugong dan Pesut
34 hari lalu
Tetap saja pembangunan IKN dinilai akan membuat tekanan terhadap habitat satwa liar. Dan bukan hanya dugong dan pesut, tapi 23 spesies.
Baca SelengkapnyaKajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi
41 hari lalu
Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.
Baca SelengkapnyaKementan dan Kemenhan Klaim Panen Jagung Food Estate Gunung Mas
47 hari lalu
Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) klaim panen jagung di lahan food estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
Baca Selengkapnya