Mahasiswa UGM Ciptakan Software Virtual Class

Reporter

Editor

Kamis, 3 Juni 2010 15:28 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Empat mahasiswa UGM yang tergabung dalam tim “The Wolfgang” berhasil merancang perangkat lunak yang disebut dengan MIMBO (Multiuser Interactive Multitouch Box). Perangkat lunak ini bisa digunakan untuk penyelenggaraan sekolah jarak jauh (virtual class) dengan basis sambungan internet sehingga sangat bermanfaat bagi sekolah-sekolah di daerah terpencil.

Keempat mahasiswa UGM tersebut adalah Ferro Ferizka (Fakultas Teknik jurusan Informatika), Iqbal Satrio (Fakultas Ekonomi), Riza Oktavian (FMIPA jurusan Komputer) dan Gatot Fajar (FMIPA jurusan Komputer). Karya keempat mahasiswa ini berhasil meraih juara III Imagine Cup 2010 di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurut Ferro Ferizka, MIMBO memanfaatkan layar sentuh sebagai media komunikasi proses belajar mengajar di kelas. Satu layar sentuh bisa digunakan untuk empat orang siswa, sehingga bisa lebih efisien.

“Empat siswa itu bisa melakukan hal yang berbeda secara bersamaan. Yang satu mungkin memanfaatkan untuk membaca buku elektronik, yang satu sedang mengerjakan soal-soal, yang satu sedang konsultasi dengan guru dan satunya lagi mungkin sedang menyimak penjelasan guru tentang bidang studi tertentu,” kata Ferro kepada wartawan di kampus UGM, Kamis (3/6).

Perangkat lunak hasil ciptaan empat mahasiswa UGM ini juga dilengkapi dengan mesin penerjemah. Dengan demikian tidak ada lagi kendala bahasa bagi penggunanya, baik untuk siswa maupun gurunya. Sebab, ketika siswa sedang mengkonsultasikan satu mata pelajaran tertentu, bisa jadi tutor atau gurunya adalah orang asing di negara lain.

“Jadi, siswa tinggal menuliskan pertanyaan dengan bahasa Indonesia, sementara tutor, misalnya orang Jepang, langsung menerima pertanyaan dalam bahasa Jepang dan sebaliknya,” ujar Ferro.

Diakui Ferro, teknologi ini memang sangat tergantung dengan ketersediaan aliran listrik serta sambungan internet. Namun, menurut Ferro, hal itu bukan menjadi kendala mengingat sambungan listrik dan internet di Indonesia makin bisa menjangkau daerah terpencil.

Selain ketersediaan listrik dan sambungan internet, faktor biaya juga menjadi salah satu kendala. Untuk “membangun” virtual class dengan perangkat lunak MIMBO untuk 120 anak, empat kelas dan empat orang guru, dibutuhkan dana tak kurang dari Rp 400 juta. “Biaya ini sebenarnya tidak terlalu mahal karena sekolah itu tidak lagi harus membangun perpustakaan karena dengan perangkat lunak ini siswa bisa membaca buku apa saja yang dibutuhkan melalui program e-book,” kata Ferro.

Iqbal Satrio mengakui, kelas virtual ini memang belum diujicobakan di lapangan karena kendala perizinan dan infratruktur. Namun, menurut Iqbal, sudah ada investor yang tertarik untuk memanfaatkan perangkat lunak MIMBO ini. Iqbal menolak menyebut investor yang akan memanfaatkan teknologi temuan The Wolfgang Team ini.

“Belum saatnya untuk diungkap jati diri investor itu. Yang jelas, teknologi ini akan dimanfaatkan di lingkungan SD Internasional, karena infrastrukturnya memang sudah siap,” ujarnya.

HERU CN

Berita terkait

JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

28 Agustus 2019

JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

JK mengatakan Indonesia masih memiliki banyak sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

28 Desember 2017

Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

Penemuan baru sains tahun ini, dari katak yang menyala di kegelapan hingga pembuktian teori Einstein.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

28 September 2017

Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

Jokowi menghadiri acara yang digelar oleh Bubu.com sebagai wujud kepedulian terhadap bisnis startup digital di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

19 September 2017

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

15 Agustus 2017

Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, mengembangkan Aspergyomega, suplemen pengganti minyak ikan, dari limbah ampas tahu dan onggok.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

26 Juni 2017

Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, menemukan alat untuk meminimalisasi kecelakaan di jalan raya.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

19 Juni 2017

Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

Lima mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya menemukan inovasi untuk menurunkan kandungan logam berat pada kerang agar aman dikonsumsi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

6 Juni 2017

Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat pembasmi bakteri toilet dari ekstrak daun sirih.

Baca Selengkapnya

Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

29 Maret 2017

Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

Alat pengolah air tenaga surya buatan Unsyiah ini mengandalkan tiga penyaring.

Baca Selengkapnya

Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

7 Maret 2017

Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

Revolusi kota cerdas memperluas penggunaan lampu jalan LED. Kalangan bisnis dapat memanfaatkannya .

Baca Selengkapnya