Unsoed Kembangkan Padi Pro-Perempuan  

Reporter

Editor

Senin, 14 Juni 2010 16:30 WIB

TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO Interaktif, Purwokerto - Dosen Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto menemukan padi dengan kandungan zat besi tinggi. Padi jenis ini dinilai pro-perempuan, dimana kebutuhan zat besi pada perempuan meningkat pada saat ia datang bulan.

"Padi ini memang baik dikonsumsi perempuan karena tingginya zat besi,” kata Suwarto, Dosen Pemuliaan Tanaman pada Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Senin (14/6).

Suwarto mengatakan, pada umumnya padi yang ditanam di Indonesia hanya mengandung 10 ppm zat besi. Namun, zat besi dalam padi yang belum diberi nama ini mencapai 20 ppm.

Ia menyebutkan, defisiensi zat besi dialami oleh hampir 50 persen perempuan hamil di dunia. Sedangkan perempuan tidak hamil dan anak-anak pra usia sekolah angkanya mencapai 40 persen.

Suwarto menyilangkan padi varietas Gilirang, Fatmawati, dan IR-64 dengan padi IRRI, Cimelati, G-10. Dari hasil persilangan itu, muncul galur pada keturunan ke-enam yang kaya akan ferum atau zat besi. “Ada tiga galur paling kaya ferum yakni, G27, G37, dan G 2,” katanya.

Advertising
Advertising

Penelitian yang dilakukannya dari tahun 2007-2010 itu diyakini bisa memenuhi kebutuhan zat besi masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Ia menambahkan, padi tersebut bisa ditanam di seluruh karakter tanah.

Padi tersebut, imbuhnya, bahkan kadar ferumnya lebih tinggi dibandingkan padi ciptaan peneliti Filipina yang sudah menjadi varietas. Galur ini, kata dia, sudah diujicobakan di 14 lokasi berbeda. Untuk menjadi varietas dibutuhkan dua lokasi uji coba lagi.

Totok Agung, peneliti padi lainnya, selain mengembangkan padi kaya ferum, Unsoed juga akan meluncurkan lima varietas padi lainnya yang kaya akan unsure mikro. “Kami sedang mengembangkan padi kaya protein dan kaya vitamin A,” katanya.

Beberapa varietas padi yang rencanaya akan diluncurkan Oktober tahun ini diantaranya, padi berprotein tinggi, padi tahan naungan, dan padi tahan suhu rendah. Selain itu, ada juga padi aromatic dan padi Kosihikari dari Jepang yang dinilai merupakan padi paling enak di dunia. “Nasi dari padi ini, banyak digunakan makanan cepat saji khas Jepang,” imbuhnya.

Totok menambahkan, Unsoed memfokuskan diri meneliti varietas unggul terutama padi agar nasib petani bisa terangkat. Selama ini, petani Indonesia masih menanam dengan orientasi hasil banyak. “Sekarang harus mulai berubah, padi hasilnya banyak, enak, berkualitas dan bergizi,” katanya.

ARIS ANDRIANTO

Berita terkait

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

2 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

4 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

5 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

5 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

5 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

6 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

40 hari lalu

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

48 hari lalu

Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

Padi di Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan (Pangkep) terancam gagal panen. Musababnya , sawah para petani digenangi air setinggi dada orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

52 hari lalu

Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

Solihin GP penggagas sistem tanam padi gogo rancah untuk mengatasi krisis pangan. Apa itu gogo rancah?

Baca Selengkapnya