TEMPO Interaktif, Jakarta - Seperti OpenOffice, tool produktivitas besutan IBM ini juga berbasis open document format standar. Peranti lunak ini juga memiliki aplikasi pengolah kata (spreadsheet) dan presentasi. Untuk menggunakan Symphony, tak dibutuhkan lisensi atau peranti lunak.
Namun, tak seperti Google Doc, file dan dokumen pengguna disimpan di desktop, bukan di "awan" (cloud). Jadi pengguna hanya dapat menggunakan atau mengakses file-nya di komputer miliknya. Kendati demikian, Lotus Symphony mempunyai sejumlah fitur yang mirip fitur Google Doc atau Microsoft Office. Lotus juga mendukung berbagai format file dan mempunyai kemampuan mengekspor ke bentuk PDF untuk berbagi file.
Semua peranti baru yang diciptakan hampir selalu mengandung dua hal: dari sisi teknologi lebih canggih dan dari sisi penggunaan lebih memudahkan. Tak terkecuali pada aplikasi perkantoran (office).
Sejak awal tahun, para pengguna Google Doc diberi kejutan. Mereka kini sudah bisa mengunggah, menyimpan, dan mengatur segala jenis file di aplikasi ini.
Komunitas pengguna OpenOffice mengumumkan versi terbaru aplikasi ini pada Februari lalu. Versi terbaru (versi 3.2) ini diklaim lebih memudahkan penggunanya
James Gosling, salah satu tokoh pencipta bahasa program Java yang populer itu, mengundurkan diri dari Oracle. Dalam pesannya di blog, Gosling mengatakan pengunduran dirinya sebetulnya sudah berlaku per 2 April lalu.