Peternak Ngetwitt Pertahankan Bisnisnya

Reporter

Editor

Jumat, 2 Juli 2010 19:51 WIB

TEMPO Interaktif, Denair -Beginilah jadinya jika para peternak ikut ngetwitt atau facebookan. Mereka menggunakan media sosial ini untuk menepis postingan-postingan yang memojokkannya.

Hal ini bermula ketika kelompok pembela hak binatang merilis video di YouTube di lokasi pemerahan susu. Video itu memperlihatkan sapi dipukul dan dicambuk yang berakibat menimbulkan reaksi kemarahan.

Tapi kemarahan dan perlawanan justru muncul dari para petani dengan blogging, twitting, mengunggah video mereka sendiri dan ngobrol di ruang facebook mempertahankan bisnisnya. Mereka juga menjelaskan hal itu tidak mencerminkan apa yang mereka lakukan.

Para petani ini tidak selalu berpikir seperti setumpuk jejaring sosial. Tetapi frustasi menjadi target dari kelompok pembela hak binatang dan kelompok lingkungan telah menginspirasi mereka untuk terlibat di media sosial dan menjawab dengan sepadan.

Senjata ponsel pintar mereka membuat para petani memposting dan mengubah status jejaring sosial mereka dari atas traktor dan meningkatkan kenyamanan meringkas secara tajam di twitter. Mereka mengatakan cerita secara online dan terkoneksi kepada publik yang tidak memahami mereka, bertukar informasi dan memecahkan isolasi yang mereka rasakan di peternakan.

"Sangat banyak publikasi negatif di luar sana, dan tidak ada menyampaikan pesan kami keluar," ujar salah satu petani generasi kedua di California, Ray Prock Junior.

Dia mempunyai blog dan akun twitter yang terhubung dengan segala informasi dari pengeboran darurat untuk penanganan tumpahan pupuk hingga kandungan lactosa yang tak bisa ditoleransi.

Prock yang bertanggung jawab atas video itu sampai membawa keluarganya berlibur untuk menghilangkan frustasinya. Istri dan dua anaknya hidup di peternakan seluas 240 acre mulai membantu keluarga memelihara 450 sapi.

Industri pemerahan susu telah memfokuskan pada rekaman tersembunyi oleh kelompok pembela hak binatang. Di video itu, sebuah sapi terlihat terlalu lemah untuk berjalan ke penyembelihan digilas oleh sebuah operator mesin pengangkut barang. Video lain menampilkan pekerja di rumah penyembelihan menendang anak sapi yang baru lahir.

Para peternak mengatakan video-video tersebut membuat syok tetapi tidak merepresentasikan bagaimana binatang mereka terancam. Mereka khawatir masyarakat Amerika Serikat tidak mau menyadari hal ini karena beberapa generasi berpindah kehidupan dari pertanian. Mereka tidak mengetahui bagaimana peternak dan punya ide kecil bagaimana makanan mereka dibuat.

Hanya informasi tentang makanan dan pertanian yang membuat hampir semua orang mendekat dari internet, menukarkan tempat di situs seperti Youtube atau twitter tanpa masukan dari petani.

Prock mengatakan terlalu banyak berita di luar sana tanpa ada berita atau jawaban dari para peternak. Karena itu dia mengajak petani lain bergabung dan menggunakan media sosial ini dan menyampaikan cerita mereka kepada masyarakat.

Yang mengejutkan, Prock pun sudah mempunyai 11 ribu pengikut. Dia bergabung dalam Yayasan AgChat dan akan membuat pelatihan untuk para petani tentang media sosial ini. Mereka juga berharap petani segera mendapat pinjaman agar para petani ini mempunyai alat untuk berfacebook atau ngetwit seperti ponsel pintar atau laptop dan koneksi internet.

Para petani atau peternak ini mendapatkan dukungan dalam penggunaan media sosial. Seorang penasehat peternakan dan peneliti di Universitas California Mattew Fidelibus, mulai menggunakan twitter sebagai jalan untuk mencari informasi penting untuk menggandeng petani dengan cepat. Dia dapat mengetahui reaksi dari petani jika ada masalah.

Menurutnya media sosial ini memungkinkan anggotanya berinteraksi lebih jauh. Para peternak bisa memposting suatu jika ada suatu masalah. "Ideal untuk itu, murah, cepat, gratis saat dukungan negara pada program universitas berkurang," ujarnya.

Kelompok marketing nasional yang merepresentasikan petani juga ambil bagian. Di Valley Central California mereka telah mempunyai tiga panel sejak tiga bulan pada pertanian menggunakan sosial media sebagai bagian dari konferensi terkait pertanian. Mereka bahkan membayar lebih dari 20 orang untuk membantu petani dalam media sosial ini. Tak kurang dari 1200 petani telah melek internet dan diajari bagaimana menggunakannya untuk pertanian dan peternakan mereka.

AP | DIAN YULIASTUTI

Berita terkait

56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

31 hari lalu

56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

Selain mencari pengalaman dan ilmu di kampus-kampus tujuan, siswa santri ini juga membagikan ilmu dan pengetahuan di bidang teknologi informasi.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tegas di Debat Capres Mau Bangun Pabrik Ponsel, Pengamat: TKDN-nya Saja

6 Februari 2024

Prabowo Tegas di Debat Capres Mau Bangun Pabrik Ponsel, Pengamat: TKDN-nya Saja

Barangkali tak dibayangkan Prabowo, pengamat telekomunikasi yang pernah bekerja di Jerman ini sebut bikin pabrik ponsel di Indonesia tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Janji Capres Bangun Teknologi Informasi, Peneliti TII: Perlu Insentif dan Kebebasan Ekonomi

5 Februari 2024

Janji Capres Bangun Teknologi Informasi, Peneliti TII: Perlu Insentif dan Kebebasan Ekonomi

Pemerintah perlu menyediakan insentif untuk membangun dan memperkuat teknologi informasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tiga Capres soal Teknologi Informasi: Dari Bangun Pabrik hingga Penguatan SDM

5 Februari 2024

Tiga Capres soal Teknologi Informasi: Dari Bangun Pabrik hingga Penguatan SDM

Dalam debat kelima Ahad malam, tiga Capres menjelaskan pandangannya soal kedaulatan teknologi informasi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Tunggakan Uang Kuliah di ITB, Prabowo Mau Tambah Dokter

5 Februari 2024

Top 3 Tekno: Tunggakan Uang Kuliah di ITB, Prabowo Mau Tambah Dokter

Berita dari ITB puncaki Top 3 Tekno terkini. Tapi yang mendominasi adalah berita dari debat capres yang bahas teknologi informasi dan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Teknologi Informasi di Debat Capres, Pakar di ITB Sebut 3 Tantangan Rezim Baru

4 Februari 2024

Teknologi Informasi di Debat Capres, Pakar di ITB Sebut 3 Tantangan Rezim Baru

Pakar teknologi informasi dari ITB mengatakan rezim baru perlu melakukan digitalisasi dan pencerdasan secara masif untuk transformasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

BlackBerry Raup Untung dari Layanan Keamanan Siber

21 Desember 2023

BlackBerry Raup Untung dari Layanan Keamanan Siber

BlackBerry secara mengejutkan melaporkan laba kuartalan, didukung oleh tingginya permintaan layanan keamanan siber di tengah maraknya ancaman online.

Baca Selengkapnya

AI Dimanfaatkan 198 Startup Indonesia, Wamenkominfo: Gambaran Potensi ke Depan

8 Desember 2023

AI Dimanfaatkan 198 Startup Indonesia, Wamenkominfo: Gambaran Potensi ke Depan

Data Tracxn Technologies Limited yang mencatat hingga Juni 2023 ada 198 startup Indonesia yang memanfaatkan AI dalam penyediaan layanannya.

Baca Selengkapnya

Teknologi Diharapkan Bisa Jadi Alat Pengembangan Diri Guru dan Murid

18 November 2023

Teknologi Diharapkan Bisa Jadi Alat Pengembangan Diri Guru dan Murid

Pemerintah mengajak lebih banyak masyarakat menggunakan teknologi dalam proses belajar mengajar. Harapannya lebih banyak lahir talenta digital.

Baca Selengkapnya

Jurus Kemendikbud Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang TIK

10 Oktober 2023

Jurus Kemendikbud Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang TIK

Program PembaTIK diharapkan bisa meratakan kualitas pendidikan di Indonesia melalui kreativitas para guru dalam menyajikan sistem pembelajaran.

Baca Selengkapnya