Cabai Terpedas Masuk Gudang Benih Kiamat

Reporter

Editor

Senin, 12 Juli 2010 15:05 WIB

TEMPO Interaktif, Oslo - Sejumlah benih dari cabai terpedas Amerika Utara belum lama ini dikirimkan ke Arktik dan disimpan dalam gudang benih kiamat Svalbard untuk dibekukan. Di dalam bank benih itu, biji-biji cabai tersebut akan tetap aman selama berabad-abad untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam yang dapat memunahkan tanaman itu.

Tempat penyimpanan benih yang disebut sebagai “gudang benih kiamat” itu kini menyimpan biji-bijian lebih dari 525.000 varietas tanaman pangan dari seluruh dunia, membuatnya menjadi gudang tanaman pangan dengan biodiversitas tertinggi di dunia. Gudang benih itu dibangun dengan cara menggali jauh ke dalam perut gunung di kepulauan terpencil Norwegia, dekat Kutub Utara. Gudang itu dianggap sebagai <I>back up</I> gudang koleksi benih lainnya di seluruh dunia.

Benih lain yang menjadi koleksi baru bank benih Svalbard adalah Wenk's Yellow Hots, sejenis cabai yang ketika masih muda dan berwarna kuning rasanya pedas, namun ketika matang dan merah berubah menjadi tak terlampau pedas. Cabai lainnya adalah Pico de Gallo atau “Paruh Ayam Jantan," sejenis bahan campuran salsa yang sensasi pedasnya sedang serta San Juan "Tsile," cabai New Mexico yang masih ditanam oleh para petani tua penduduk asli Amerika, yang sensasinya tak terduga, mulai dari ringan, sedang hingga pedas.

“Dunia ini saling bergantung satu sama lain jika menyangkut soal keanekaragaman tanaman pangan, bahan mentah yang amat penting bagi suplai pangan yang kokoh dan sehat,” kata Senator Benjamin L. Cardin, yang memimpin delegasi pengiriman benih tersebut. “Ketika kita berusaha menangani dampak perubahan iklim di seluruh dunia, gudang benih di Svalbard akan menjadi kotak <I>safety deposit</I> yang menjamin kita dapat menjaga suplai pangan tak terganggu.”

Tanaman pangan penting lainnya yang baru saja disimpan dalam gudang benih raksasa itu adalah sorghum. Tanaman pangan kaya zat pati itu tumbuh di seluruh dunia dan merupakan bahan makanan pokok bagi 500 juta orang di 30 negara. Pada saat ini tanaman tersebut menjadi perhatian karena dianggap sebagai tumbuhan yang siap menghadapi perubahan iklim karena kemampuannya bertahan terhadap kondisi kering dan panas.

“Sorghum adalah tanaman pangan serbaguna, dapat digunakan untuk tepung, roti, makanan ternak, bir hingga bahan bakar nabati, dan yang membuatnya lebih penting lagi bagi keamanan pangan dunia adalah toleransinya terhadap nkekeringan,” kata Cary Fowler, Executive Director Global Crop Diversity Trust, lembaga yang mendanai kegiatan dan pengelolaan Svalbard Global Seed Vault.

Sayangnya, kata Fowler, produksi sorghum di berbagai daerah produksinya kini terancam serangga hama dan penyakit. “Hal itu mengintensifkan perlunya kita melestarikan keragaman sorghum sehingga para pemulia tanaman dapat menemukan ciri genetik yang mereka butuhkan untuk membuat varietas yang tahan semua tantangan itu.”

L LIVESCIENCE

Berita terkait

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

10 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

12 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

15 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

16 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

17 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

18 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

19 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

26 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

30 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

30 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya