TEMPO Interaktif, Sydney - Para peneliti di Flinders University, Australia Selatan membuat sebuah antena khusus untuk ponsel yang dapat dibawa ke mana-mana untuk mengantisipasi putusnya layanan jaringan selular karena bencana alam atau faktor teknis lainnya.
Ilmuwan itu membenamkan sebuah "menara selular" mini di dalam ponsel yang berfungsi sebagai pengirim sinyal untuk terhubung ke ponsel lainnya melalui Wi-Fi dan membuat jaringan sendiri.
Menurut Dr Paul Gardiner-Stephen, kerja antena sebagai pengirim sinyal pada ponsel itu telah sukses dalam uji coba di wilayah terpencil yang tidak mendapatkan sinyal dari operator selular manapun. "Tidak ada infrastruktur atau dukungan dari operator," katanya.
Stephen berharap teknologi antena mobile ini dapat dikombinasikan dengan layanan operator selular pada umumnya sehingga pengguna tak perlu repot mendesain ulang ponselnya untuk mendapatkan sinyal tanpa layanan operator. "Ini bisa dijadikan cadangan jika kehilangan sinyal," ujarnya.
Untuk sementara, layanan antena mobile ini baru dapat mencakup area terbatas dengan radius beberapa ratus meter saja.
Telegraph|Rini K
Berita terkait
Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024
7 hari lalu
Sejumlah inovasi ID FOOD mendapat apresiasi dari pelaku teknologi informasi di Tanah Air karena efektif mendukung aktivitas bisnis pangan.
Baca SelengkapnyaKemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga
40 hari lalu
Program INOVASI fase ketiga merupakan kemitraan bidang pendidikan antara kedua negara untuk meningkatkan pembelajaran dan keterampilan murid SD.
Baca SelengkapnyaBamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib
44 hari lalu
Bamsoet apresiasi inovasi mesin pemilah sampah oleh komunitas Karya Pelajar Mengabdi Bangsa Indonesia
Baca SelengkapnyaKominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital
46 hari lalu
Kementerian Kominfo dan PT Microsoft Indonesia bekerja sama untuk transformasi digital.
Baca SelengkapnyaMahasiswa ITS Ciptakan Inovasi Pasir Kotoran Kucing Ramah Lingkungan
57 hari lalu
Mahasiswa ITS mengembangkan Facocat, pasir kotoran kucing ramah lingkungan berbahan dasar fly ash dan arang aktif dari sabut kelapa.
Baca SelengkapnyaSudah Dipakai di Fiji, Alat Pemantau Air Laut Buatan Unpad Raih Penghargaan Inovasi
29 Februari 2024
Karya inovasi tim dosen Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, itu telah dipakai di negara kepulauan Fiji.
Baca SelengkapnyaSi-Cuhal, Inovasi Peneliti UI untuk Pantau Curah Hujan
27 Februari 2024
Inovasi Si-Cuhal dari peneliti UI ini dibangun berlandaskan teknik pertanian presisi.
Baca SelengkapnyaTelkomsel dan Huawei Jalin Kerja Sama Home Broadband and 5G Innovation
26 Februari 2024
Telkomsel dan Huawei menandatangani dua Strategic Partnership Agreement (SPA) di MWC 2024 Barcelona, fokusnya adalah pada Home Broadband and 5G Innovation serta Talent Development.
Baca SelengkapnyaDi Kegiatan KKN, Mahasiswa Undip Ini Atasi Masalah Kelompok Wanita Tani Pakai Sistem Petis
14 Februari 2024
Ketua KWT Desa Ponoware, Sarmi, menyatakan bangga terhadap inovasi yang dibuat oleh Tim I KKN Undip ini.
Baca SelengkapnyaInovasi Kanker Serviks Besutan Peneliti Unair Dikenalkan di Jepang
30 Januari 2024
Peneliti Unair membawa hasil inovasi terapi kanker serviks ke hadapan para peneliti global yang berkumpul di Jepang.
Baca Selengkapnya