Unsoed Kembangkan Pengawet Alami untuk Gula Merah

Reporter

Editor

Jumat, 13 Agustus 2010 16:40 WIB

Industri rumah tangga, pembuatan gula merah tradisional. TEMPO/ Arie Basuki
TEMPO Interaktif, Purwokerto – Dosen Universitas Jenderal Soedirman menemukan formula pengawet alami untuk gula merah. Pengawet alami tersebut diyakini bisa meningkatkan kualitas gula merah.


“Selama ini hampir 90 persen perajin gula menggunakan pengawet sintetis yang berbahaya bagi kesehatan,” terang Karseno, Dosen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Jumat (13/8).

Karseno mengatakan, petani menggunakan bahan pengawet sintetis yang mengandung sulfit dan natrium metabisulfit. Zat tersebut bersifat toksik dan karsinogenik atau merupakan stimulan kanker.

Di pasaran, zat tersebut mudah didapatkan dan dijual dalam merk obat gula Cap Gajah. Karseno mengatakan, obat pengawet tersebut bisa didapatkan dengan mudah oleh perajin gula dengan harga Rp 6 ribu per kilogram. “Selain berbahaya bagi kesehatan, sulfit juga menurunkan kualitas gula. Pasar ekspor pasti akan menolak,” imbuhnya.

Berdasarkan fakta tersebut, kata Karseno, ia melakukan penelitian untuk membuat bahan pengawet alami yang bahannya mudah didapatkan di sentra-sentra perajin gula merah. Bahan alami tersebut diantaranya, daun sirih, buah manggis, kayu nangka, pohon sulatri dan sampan. “Bahan tersebut dicampur dengan rendaman kapur dengan takaran tertentu,” katanya.

Dengan bahan alami tersebut, imbuh Karseno, gula yang dihasilkan warnanya lebih cerah. Selain itu, tekstur gula menjadi keras dan padat. “Rasa juga manis, dan baik untuk kesehatan dan vitalitas pria,” imbuhnya.

Ia mengatakan, gula merah tersebut bisa diekspor karena memiliki kadar air rendah yakni sekitar empat persen. Ke depan, ia dan timnya berencana mengembangkan bahan pengawet tersebut agar bisa digunakan oleh seluruh perajin gula di Banyumas.

Kerseno menyebutkan, Banyumas merupakan penghasil tersbesar gula merah di Jawa Tengah. Beberapa sentra penghasil gula merah di Banyumas diantaranya Cilongok, Somagede, Baturraden dan Pekuncen.

Camat Cilongok, Fatikhul Ikhsan menyambut baik temuan Unsoed tersebut. “Apalagi daun sirih banyak ditemukan di sini,” katanya.

Ikhsan mengatakan, di Cilongok terdapat 150 ribu pohon kelapa. Satu pohon kelapa dalam sehari rata-rata menghasilkan 3 kilogram gula merah.

Ikhsan mengatakan, meskipun Cilongok menjadi sentra gula merah, namun nasib penderes gula masih jauh dari sejahtera. Setidaknya ada 10 ribu petani penderes gula merah dari total 117 ribu penduduk Kecamatan Cilongok.

ARIS ANDRIANTO

Berita terkait

Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang

10 Oktober 2022

Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang

Erick Thohir mengungkapkan revitalisasi industri gula dapat memenuhi kebutuhan gula nasional.

Baca Selengkapnya

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

4 Agustus 2022

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

Badan Pangan Nasional akan membuat regulasi tata-kelola gula untuk memperkuat industri gula nasional.

Baca Selengkapnya

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

4 Agustus 2022

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

Badan Pangan Nasional mencatat kebutuhan total gula secara nasional mencapai 7,3 juta ton per tahun.

Baca Selengkapnya

Keluhkan Kelangkaan Gula Rafinasi, Pelaku Industri Surati Gubernur Jawa Timur

8 Maret 2021

Keluhkan Kelangkaan Gula Rafinasi, Pelaku Industri Surati Gubernur Jawa Timur

Pelaku industri makanan dan minuman Jawa Timur menyurati Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengeluhkan kelangkaan gula rafinasi.

Baca Selengkapnya

Awasi Distribusi Gula, Mendag Gandeng Satgas Pangan dan DPR

11 April 2020

Awasi Distribusi Gula, Mendag Gandeng Satgas Pangan dan DPR

Mendag Agus Suparmanto bersama Satgas Pangan dan Komisi VI DPR secara intensif mengawasi industri gula.

Baca Selengkapnya

Faktor Cuaca dan Lahan, Produksi Gula Diprediksi Tak Capai Target

13 Februari 2020

Faktor Cuaca dan Lahan, Produksi Gula Diprediksi Tak Capai Target

Asosiasi Gula Indonesia memperkirakan produksi gula tahun ini turun 10 persen dibandingkan 2019.

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertanian Adukan Majalah Tempo ke Dewan Pers

9 September 2019

Kementerian Pertanian Adukan Majalah Tempo ke Dewan Pers

Laporan investigasi Majalah Tempo edisi 9-15 September 2019 bertajuk "Gula-Gula Dua Saudara" dinilai menyudutkan Kementerian Pertanian.

Baca Selengkapnya

Mendag Ancam Cabut Izin Pabrik yang Jual Gula Rafinasi ke Pasar

6 Agustus 2019

Mendag Ancam Cabut Izin Pabrik yang Jual Gula Rafinasi ke Pasar

Menteri Perdagangan Enggarsito Lukita mengancam akan mencabut izin perusahaan yang menyalahgunakan produksi gula rafinasi dengan dijual bebas ke pasar

Baca Selengkapnya

Jika Ditugasi Impor Gula Mentah, PTPN X Siap

1 Juli 2019

Jika Ditugasi Impor Gula Mentah, PTPN X Siap

Impor gula mentah itu dilakukan guna memenuhi konsumsi gula kristal putih (GKP).

Baca Selengkapnya

APTRI Minta Jokowi Pilih Menteri yang Berpihak pada Petani Tebu

29 Juni 2019

APTRI Minta Jokowi Pilih Menteri yang Berpihak pada Petani Tebu

APTRI meminta Presiden Jokowi pilih menteri yang memahami petani tebu karena saat ini industri gula sudah kritis.

Baca Selengkapnya