TEMPO Interaktif, Jakarta - Perusahaan sekuritas Syantec mengingatkan risiko adanya antivirus palsu bagi pengguna fasilitas Wi-Fi di ranah publik.
Dalam sebuah artikel yang terpampang di situs perusahaan tersebut, salah seorang teknisi senior perangkat lunak Nick Johnston menulis bahwa fasilitas internet di tempat umum juga dapat dibobol peretas. Dalam artikel tersebut, dia mengaku menemukan sebuah terminal di bandara besar di Inggris yang sistem pengamanannya ternyata menggunakan antivirus palsu alias "scareware".
Scareware adalah jenis malware atau peretas yang dapat memaksa pengguna komputer teinfeksi untuk menggunakan versi lengkap peranti lunak yang dapat membasmi virus fiktif. "Dia akan menonaktifkan atau menghapus perangkat lunak antivirus yang sah sehingga menyebabkan Windows Security Center memberikan peringatan bahwa ada software antivirus yang sedang diinstal," kata Johnston.
Antivirus fiktif ini, menurut dia, lebih berbahaya ketimbang malware itu sendiri karena kedatangannya tersembunyi dan tidak dapat dideteksi. "Secara diam-diam software ini menangkap input pengguna," katanya. Artinya, lanjut Johnston, software itu juga bisa menggunakan username dan password pengguna sehingga dapat mengakses jadwal penerbangan, rekening bank, akun email, jejaring media sosial, sampai rekening pribadi.
Mengakses internet melalui fasilitas Wi-Fi pada wilayah publik memang sangat berisiko karena pengguna tidak mengetahui siapa yang menyediakan hot spot dan seberapa luas jaringannya.
Cnet|Rini K
Berita terkait
56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara
30 hari lalu
Selain mencari pengalaman dan ilmu di kampus-kampus tujuan, siswa santri ini juga membagikan ilmu dan pengetahuan di bidang teknologi informasi.
Baca SelengkapnyaPrabowo Tegas di Debat Capres Mau Bangun Pabrik Ponsel, Pengamat: TKDN-nya Saja
6 Februari 2024
Barangkali tak dibayangkan Prabowo, pengamat telekomunikasi yang pernah bekerja di Jerman ini sebut bikin pabrik ponsel di Indonesia tidak mudah.
Baca SelengkapnyaJanji Capres Bangun Teknologi Informasi, Peneliti TII: Perlu Insentif dan Kebebasan Ekonomi
5 Februari 2024
Pemerintah perlu menyediakan insentif untuk membangun dan memperkuat teknologi informasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTiga Capres soal Teknologi Informasi: Dari Bangun Pabrik hingga Penguatan SDM
5 Februari 2024
Dalam debat kelima Ahad malam, tiga Capres menjelaskan pandangannya soal kedaulatan teknologi informasi.
Baca SelengkapnyaTop 3 Tekno: Tunggakan Uang Kuliah di ITB, Prabowo Mau Tambah Dokter
5 Februari 2024
Berita dari ITB puncaki Top 3 Tekno terkini. Tapi yang mendominasi adalah berita dari debat capres yang bahas teknologi informasi dan kesehatan.
Baca SelengkapnyaTeknologi Informasi di Debat Capres, Pakar di ITB Sebut 3 Tantangan Rezim Baru
4 Februari 2024
Pakar teknologi informasi dari ITB mengatakan rezim baru perlu melakukan digitalisasi dan pencerdasan secara masif untuk transformasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaBlackBerry Raup Untung dari Layanan Keamanan Siber
21 Desember 2023
BlackBerry secara mengejutkan melaporkan laba kuartalan, didukung oleh tingginya permintaan layanan keamanan siber di tengah maraknya ancaman online.
Baca SelengkapnyaAI Dimanfaatkan 198 Startup Indonesia, Wamenkominfo: Gambaran Potensi ke Depan
8 Desember 2023
Data Tracxn Technologies Limited yang mencatat hingga Juni 2023 ada 198 startup Indonesia yang memanfaatkan AI dalam penyediaan layanannya.
Baca SelengkapnyaTeknologi Diharapkan Bisa Jadi Alat Pengembangan Diri Guru dan Murid
18 November 2023
Pemerintah mengajak lebih banyak masyarakat menggunakan teknologi dalam proses belajar mengajar. Harapannya lebih banyak lahir talenta digital.
Baca SelengkapnyaJurus Kemendikbud Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang TIK
10 Oktober 2023
Program PembaTIK diharapkan bisa meratakan kualitas pendidikan di Indonesia melalui kreativitas para guru dalam menyajikan sistem pembelajaran.
Baca Selengkapnya