LIPI Tetapkan Dua Spesies Prioritas  

Reporter

Editor

Senin, 27 September 2010 16:42 WIB

Meranti-merantian (Dipterocarpaceae ). foto: flickr.com

TEMPO Interaktif, Bogor - Sadar akan ancaman kepunahan spesies langka di tanah air, sejumlah ahli tanaman dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan penetapan spesies prioritas konservasi untuk dua famili tanaman langka.

Penetapan kedua famili tanaman langka itu dilakukan pada sebuah workshop yang berlangsung di Gedung Konservasi PKT Kebun Raya Bogor hingga besok, dengan tema Penetapan Spesies Prioritas Konservasi : Dipterocarpaceae dan Thymelaeaceae.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Konservasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas LIPI, Dr. Didik Widyatmoko, M.Sc yang juga sebagai penggaas awal diluncurkannya spesies konservasi, menjelaskan berdasarkan data International Union for Conservation of Nature (IUCN) tahun 2009 ditemukan sebanyak 386 spesies di Indonesia yang termasuk dalam kategori kritis (critically endangered), genting (endangered) dan rawan (vulnerable).

Bahkan, kata Didik, apabila studi-studi yang lebih cermat dan intensif dilakukan, dipercaya jumlah sebenarnya spesies tumbuhan Indonesia berkategori terancam kepunahan lebih besar dari angka tersebut. ''Spesies-spesies tumbuhan Indonesia yang masuk dalam kategori terancam tersebut berasal dari 44 famili, jumlah terbesarnya atau sebanyak 37% di sandang oleh spesies-spesies dari famili Dipterocarpaceae,'' kata Didik.

Sejauh ini, lanjut Didik, tumbuhan Indonesia terancam kepunahan yang telah dikolehsi di Kebun Raya Indonesia mencapai 83 spesies atau 21,5% dari jumlah total tumbuhan Indonesia yang masuk dalam kategori terancam. ''Ke 83 spesies itu belum termasuk spesies-spesies Nepenthes koleksi Kebun Raya Indonesia,'' paparnya.

Ahli tanaman lainnya yang juga terlibat dalam penetapan spesies yang mendapat prioritas untuk dikonservasi adalah Harry Wiriadinata dari Herbarium Bogoriense, P2Biologi LIPI, ia menjelaskan Thymeleaceae adalah jenis tumbuhan karas-karasan dari marga Aquilaria dan Gyrinops. ''Dari 15 jenis Aquilaria tercatat 6 jenis yang dapat menghasilkan resin gaharu,'' ujar Harry.

Sedangkan Famili Dipterocarpaceae merupakan satu-satunya suku yang memiliki potensi besar dalam hal kayu seperti Meranti, Kapur, Bengkirei serta Pinang Jawa. ''Celakanya lagi jenis-jenis tersebut tumbuh di dataran rendah, sehingga potensi kepunahannya sangat besar akibat konversi lahan,'' kata Harry.

Pada tahun sebelumnya LIPI sudah mengkonservasi sebelumnya empata famili yang terdiri dari 100 spesies sudah dikonservasi, seperti Angrek, paku, palem, kantong semar. Secara keseluruhan tercatat 16 daftar tanaman langka di Indonesia saat ini . ''Karena keterbatasan anggaran dan tenaga ahli paling tidak sudah enam yang kita konservasi,'' papar Harry.

Data lainnya dari IUCN mencatat Indonesia merupakan negara urutan ke 4 setelah Brazil (tumbuhan terancam sebanyak 1.835 spesies), Malaysia (685 spesies), dan China (446 spesies).

Diki Sudrajat

Berita terkait

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

23 Agustus 2023

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

Awal pembentukan LIPI pada 1967 dimulai dengan peleburan lembaga-lembaga ilmiah yang lebih dulu didirikan.

Baca Selengkapnya

Kebun Raya Purwodadi Buka Lagi, Kendaraan Dilarang Masuk

27 Juli 2020

Kebun Raya Purwodadi Buka Lagi, Kendaraan Dilarang Masuk

Selain Kebun Raya Purwodadi, LIPI telah membuka kembali Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, dan Kebun Raya Eka Karya Bali.

Baca Selengkapnya

Tips Cegah Kontaminasi Bakteri Listeria pada Jamur Enoki

29 Juni 2020

Tips Cegah Kontaminasi Bakteri Listeria pada Jamur Enoki

Peneliti LIPI mengatakan pengolahan dan penyimpanan yang baik dapat mencegah kontaminasi bakteri Listeria monocytogenes di jamur enoki.

Baca Selengkapnya

Menristek: Akhir Mei, 50 Ribu Alat Tes PCR Lokal Diproduksi

5 Mei 2020

Menristek: Akhir Mei, 50 Ribu Alat Tes PCR Lokal Diproduksi

Bambang Brodjonegoro mengatakan alat pendeteksi Virus Corona alias COVID-19 baik berbasis PCR maupun non-PCR tengah dikembangkan di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

LIPI Tunggu Sikap Pemerintah Terhadap Lembaga Riset dan BRIN

18 Oktober 2019

LIPI Tunggu Sikap Pemerintah Terhadap Lembaga Riset dan BRIN

LIPI akan mengikuti kebijakan yang dikeluarkan pemerintah karena tentang pembentukan BRIN

Baca Selengkapnya

Reorganisasi Internal, Kepala LIPI: Sudah Disetujui Kemenpan-RB

31 Januari 2019

Reorganisasi Internal, Kepala LIPI: Sudah Disetujui Kemenpan-RB

Menurut Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko, reorganisasi internal sudah disetujui Kemenpan-RB.

Baca Selengkapnya

2 Dekade COREMAP, Ini Pencapaian LIPI di Ekosistem Pesisir

10 Desember 2018

2 Dekade COREMAP, Ini Pencapaian LIPI di Ekosistem Pesisir

Sejak tahun 1998, LIPI terlibat dalam kegiatan COREMAP.

Baca Selengkapnya

Laksana Tri Handoko Dilantik Jadi Kepala LIPI yang Baru

31 Mei 2018

Laksana Tri Handoko Dilantik Jadi Kepala LIPI yang Baru

Sebelum menjadi Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko menjabat sebagai Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik.

Baca Selengkapnya

Rayakan HUT Ke-201, Kebun Raya Bogor Gelar Pameran Seni Botani

18 Mei 2018

Rayakan HUT Ke-201, Kebun Raya Bogor Gelar Pameran Seni Botani

Kegiatan berlangsung selama tiga hari mulai 18 sampai 20 Mei 2018 di Gedung Samida Kebun Raya Bogor.

Baca Selengkapnya

LIPI dan Singapura Gelar Ekspedisi Kelautan di Palung Sunda-Jawa

24 Maret 2018

LIPI dan Singapura Gelar Ekspedisi Kelautan di Palung Sunda-Jawa

Ekspedisi kelautan LIPI dan Singapura itu menggunakan kapal Baruna Jaya VIII milik LIPI yang berlayar selama 14 hari.

Baca Selengkapnya