TEMPO Interaktif, Jakarta - Sertiap tahunnya diperkirakan debit air tawar yang mengalir ke lautan semakin banyak. Menurut profesor ilmu bumi dari Universitas California Jay Famiglietti, besarnya debit air tawar disebabkan hujan dan badai yang semakin sering terjadi seiring dengan pemasanan global.
Menurut penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Proceedings National Academy of Sciences ini, setiap tahunnya volume air di laut meningkat sekitar 18 persen dan menyumbang peningkatkan tinggi permukaan laut sebesar 1,5 persen per tahun.
Famiglietti menduga air tawar yang masuk ke samudera itu berasal dari sungai-sungai yang bermuara ke laut dan akibat mencairnya gunung es di kutub. Padahal, menurut dia, semakin sedikit air tawar yang mengalir ke laut, maka semakin kehidupan manusia dan ekosistemnya akan semakin baik. "Air tawar sangat penting bagi manusia, tumbuhan dan binatang," katanya.
Untuk mendapatkan hipotesa tersebut, Famiglietti mulai mengamati kenaikan permukaan laut, tingkat curah hujan dan penguapan di bumi melalui pencitraan satelit selama 13 tahun. "Penguapan dari laut meningkat dan menyebabkan curah hujan meningkat," katanya.
Tingginya penguapan dunia ini, menurut Famiglietti, disebabkan semakin besarnya emisi gas rumah kaca yang memicu peningkatan suhu secara global. Dengan temperatur bumi yang semakin panas, maka air menguap lebih cepat kemudian membentuk awan tebal dan melepaskan badai yang jauh lebih kuat ke permukaan tanah.
ScienceDaily|Rini K
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya