TEMPO Interaktif, Jakarta - Bak jamur di musim hujan. Pepatah kuno itu mungkin relevan untuk menggambarkan teknologi telepon selular yang berkembang pesat saat ini. Perkembangan teknologi boleh saja melesat, pilihannya juga boleh makin beragam. Tapi, keinginan konsumen sejak dulu tentu tak pernah berubah: teknologi seyogyanya untuk memberi kemudahan, bukan untuk keruwetan.
Keinginan itu rupanya dipahami oleh Nuance Communications, penyedia teknologi dan solusi untuk interaksi pelanggan. Perusahaan Australia itu baru-baru ini memperkenalkan Nuance Mobile Care, sebuah teknologi baru untuk memudahkan para pengguna ponsel mengakses layanan pelanggan yang disediakan operator selular.
Dengan aplikasi ini, para pelanggan bisa lebih mudah mendapatkan layanan-layanan konsumen cukup dengan menekan tombol ponsel, tanpa harus repot menghubungi via telepon. Nuance Mobile Care memang bukan aplikasi yang dapat diinstal perorangan. Aplikasi yang konon bakal menjadi yang pertama di Indonesia ini, hanya bisa dinikmati pelanggan jika operator telah menginstal aplikasi tersebut di jaringannya.
"Aplikasi ini merupakan terobosan untuk memudahkan pelanggan, tidak hanya suara tetapi layanan yang kita inginkan juga ditampilkan di layar," ujar Adam Spence, Director Mobile Self Care Asia Pasific, Nuance Mobile Care, dalam temu media terbatas di Hotel Le Meridien, Jumat pekan lalu.
Jika operator sudah menginstal aplikasi ini, pelanggan dapat mencari layanan yang diinginkannya hanya dengan menekan tombol angka 1234. Dalam beberapa detik, pelanggan akan dihubungkan ke layanan suara operator. Bersamaan dengan itu, di layar ponsel akan muncul sejumlah informasi penggunaan pulsa. Seperti sisa pulsa yang telah digunakan, baik untuk panggilan suara (telepon) atau pesan singkat (SMS). Juga ada info potongan, informasi <I>value added service</I>, sampai info panggilan tak terjawab.
Di aplikasi ini, pengguna juga dapat mengetahui beberapa informasi tambahan seperti perawatan ponsel, bantuan serta berbagai layanan konsumen lain. Menurut Spence, dengan aplikasi ini, pelanggan operator dapat melakukan <I>self service</I> dan lebih menyingkat waktu. "Aplikasi ini adalah saluran alternatif yang lebih cepat, mudah dan nyaman," kata pria asal negeri kangguru itu.
Cukup menekan tombol dengan satu jari, pelanggan sudah dapat mengakses berbagai layanan dengan efisien dan mudah. Jika dibanding dengan layanan pelanggan biasa, kita harus menghubungi nomor operator terlebih dulu. Kemudian pelanggan masih harus menunggu mesin penjawab menyebutkan angka tertentu untuk pilihan layanan yang diinginkan, sebelum kita dihubungkan ke staf layanan yang akan melayani secara langsung.
"Cara seperti ini agak menyulitkan dan membuang waktu jika harus menunggu call center atau customer service," ujar Spence.
Teknologi ini sebelumnya telah diadopsi sejumlah operator terkemuka di beberapa negara, seperti AT&T di Amerika Serikat, Vodavone di Inggris dan Eropa, Portugal, Spanyol serta Australia sendiri. Umumnya para pelanggan cukup puas dengan aplikasi ini. Rata-rata mereka menggunakan layanan ini empat kali dalam sebulan.
Perusahaan yang baru akan merambah pasar Indonesia ini sebelumnya mengadakan riset di Amerika serikat. Sebagian besar responden disana menyatakan memilih aplikasi Nuance tertanam di ponsel mereka. Sebagian lagi ingin Nuance Mobile Care ditanam sebagai kanal layanan pelanggan.
Aplikasi layanan pelanggan ini nantinya dapat diakses secara gratis. Namun ketika masuk ke layanan <I>value added service</I>, pelanggan akan membayar dalam jumlah tertentu. "Dan pelanggan mau membayarnya untuk layanan itu, misalnya Ring Back Tone atau lainnya," katanya.
Aplikasi menarik itu kini tengah ditawarkan ke sejumlah operator terkemuka di Indonesia dan India. Kedua negara ini, menurut pandangan Nuance, prospeknya cukup menjanjikan. Selain pertumbuhan ponsel di dua negara itu sangat pesat dan beragam, pelanggan telekomunikasi bisa sangat cepat beradaptasi dengan teknologi baru. Teknologi untuk memudahkan, tentunya.
DIAN YULIASTUTI
Berita terkait
56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara
25 hari lalu
Selain mencari pengalaman dan ilmu di kampus-kampus tujuan, siswa santri ini juga membagikan ilmu dan pengetahuan di bidang teknologi informasi.
Baca SelengkapnyaPrabowo Tegas di Debat Capres Mau Bangun Pabrik Ponsel, Pengamat: TKDN-nya Saja
6 Februari 2024
Barangkali tak dibayangkan Prabowo, pengamat telekomunikasi yang pernah bekerja di Jerman ini sebut bikin pabrik ponsel di Indonesia tidak mudah.
Baca SelengkapnyaJanji Capres Bangun Teknologi Informasi, Peneliti TII: Perlu Insentif dan Kebebasan Ekonomi
5 Februari 2024
Pemerintah perlu menyediakan insentif untuk membangun dan memperkuat teknologi informasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTiga Capres soal Teknologi Informasi: Dari Bangun Pabrik hingga Penguatan SDM
5 Februari 2024
Dalam debat kelima Ahad malam, tiga Capres menjelaskan pandangannya soal kedaulatan teknologi informasi.
Baca SelengkapnyaTop 3 Tekno: Tunggakan Uang Kuliah di ITB, Prabowo Mau Tambah Dokter
5 Februari 2024
Berita dari ITB puncaki Top 3 Tekno terkini. Tapi yang mendominasi adalah berita dari debat capres yang bahas teknologi informasi dan kesehatan.
Baca SelengkapnyaTeknologi Informasi di Debat Capres, Pakar di ITB Sebut 3 Tantangan Rezim Baru
4 Februari 2024
Pakar teknologi informasi dari ITB mengatakan rezim baru perlu melakukan digitalisasi dan pencerdasan secara masif untuk transformasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaBlackBerry Raup Untung dari Layanan Keamanan Siber
21 Desember 2023
BlackBerry secara mengejutkan melaporkan laba kuartalan, didukung oleh tingginya permintaan layanan keamanan siber di tengah maraknya ancaman online.
Baca SelengkapnyaAI Dimanfaatkan 198 Startup Indonesia, Wamenkominfo: Gambaran Potensi ke Depan
8 Desember 2023
Data Tracxn Technologies Limited yang mencatat hingga Juni 2023 ada 198 startup Indonesia yang memanfaatkan AI dalam penyediaan layanannya.
Baca SelengkapnyaTeknologi Diharapkan Bisa Jadi Alat Pengembangan Diri Guru dan Murid
18 November 2023
Pemerintah mengajak lebih banyak masyarakat menggunakan teknologi dalam proses belajar mengajar. Harapannya lebih banyak lahir talenta digital.
Baca SelengkapnyaJurus Kemendikbud Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang TIK
10 Oktober 2023
Program PembaTIK diharapkan bisa meratakan kualitas pendidikan di Indonesia melalui kreativitas para guru dalam menyajikan sistem pembelajaran.
Baca Selengkapnya