Emisi Global Karbon Dioksida Turun 1,3 Persen

Reporter

Editor

Kamis, 25 November 2010 10:24 WIB

Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Tawar. TEMPO/Fransiskus.S
TEMPO Interaktif, Jakarta - Krisis ekonomi global dan merosotnya produk domestik sepanjang 2009 menjadi penyebab turunnya emisi karbon dioksida sebesar 1,3 persen dibanding tahun sebelumnya. Temuan ini disampaikan oleh tim ilmuwan Global Carbon Project (GCP) dalam laporan yang diterbitkan Nature Geoscience, Ahad lalu.

Memang penurunan tersebut lebih kecil dari perkiraan GCP sebelumnya sebesar 2,8 persen. Temuan ini merupakan bagian dari pembaruan anggaran karbon tahunan yang dikeluarkan Global Carbon Project, kelompok ilmuwan dan analisis bidang iklim internasional yang mengumpulkan data emisi untuk pembuat kebijakan.

Proyek ini menghitung emisi karbon dari penggunaan bahan bakar fosil pembangkit listrik, pabrik semen, dan perubahan tata guna lahan, seperti penggundulan hutan.

Meskipun secara keseluruhan angka emisi turun 1,3 persen, pada 2009 emisi bahan bakar fosil global sebesar 30,8 miliar ton CO2. Dalam sejarah manusia modern, angka ini tertinggi kedua setelah 2008.
Penurunan emisi CO2 yang kecil tersebut banyak dipengaruhi oleh krisis keuangan di negara-negara maju. Di Amerika Serikat, emisi karbon dioksida turun sebesar 6,9 persen, Inggris 8,6 persen, Jerman 7 persen, Jepang 11,8 persen, Rusia 8,4 persen, dan Australia 0,4 persen.

Hal itu berbeda dengan di negara berkembang, di mana terjadi peningkatan. Cina naik sebesar 8 persen, India naik 6,2 persen, dan Korea Selatan 1,4 persen. "Penurunan emisi CO2 pada 2009 ini kurang dari setengah seperti yang diantisipasi tahun lalu," kata Pierre Friedlingstein, profesor pemodelan sistem iklim di University of Exeter.

Menurut Pierre, hal ini terjadi karena penurunan GDP global kurang diantisipasi dan intensitas karbon dari GDP dunia meningkat hanya 0,7 persen pada 2009. Angka ini jauh di bawah rata-rata jangka panjang: 1,7 persen per tahun.

Naiknya intensitas karbon, kata dia, disebabkan oleh meningkatnya ketergantungan terhadap batu bara di negara berkembang.

GCP juga menemukan bahwa emisi CO2 global yang berkaitan dengan deforestasi turun sebesar 25 persen sejak 2000. Hal ini disebabkan oleh penurunan deforestasi di hutan tropis, seperti terlihat pada data satelit di Hutan Amazon di negara Brasil dan Indonesia. "Kita bisa melihat tanda-tanda awal penyerapan CO2 di luar sektor hutan tropis," kata Corinne Le Quere dari University of East Anglia dan British Antarctic Survey.

Jika ekonomi dunia pulih dan tumbuh pada 2010, seperti yang diprediksi, emisi CO2 dari bahan bakar fosil diproyeksi meningkat lebih dari 3 persen. Menurut Pep Canadell, Direktur Eksekutif GCP, ini mendekati tingkat emisi yang tinggi seperti yang terjadi pada 2000-2008.

Laporan GCP memaparkan, walaupun terjadi penurunan emisi 1,3 persen pada 2009, konsentrasi CO2 di atmosfer terus naik mencapai rata-rata 387,2 parts per million (ppm) pada akhir tahun. Sebelum Revolusi Industri, konsentrasi CO2 sekitar 280 ppm. Saat ini terjadi kenaikan sebesar 2-3 ppm per tahun ketika gas rumah kaca lainnya, seperti metana, dihitung. Model komputer memprediksi, jika emisi terus naik pada tingkat seperti sekarang, suhu rata-rata bumi naik 4 derajat Celsius pada 2100.

| GUARDIAN | UNTUNG WIDYANTO

Berita terkait

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

8 jam lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

3 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

6 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

7 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

7 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

14 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

18 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

18 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

18 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya