TEMPO Interaktif, Jakarta - Kamera Dynamics Solar Observatory milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menangkap penampakan 'ular' pada permukaan matahari. Ular itu tampak sedang merayap di seluruh permukaannya.
Ular yang dikenal sebagai "solar filament" ini terbakar sepanjang 435 ribu mil atau setara dengan dua kali jarak bumi ke bulan, di bagian selatan. "Solar filament" adalah kumpulan gas padat yang menggantung di atas pemukaan matahari.
Gas ini muncul dari korona atau lapisan paling luar dari atmosfer matahari dengan bentuk seperti benang dan meledak setiap saat. Warnanya agak sedikit gelap karena memiliki suhu yang lebih rendah ketimbang temperatur korona matahari.
Peneliti antariksa, Tony Phillips mengatakan pernah mengamati penampakan filamen solar yang mengandung muatan listrik. Setiap filamen solar ini berpotensi membentuk badai matahari atau "masuk" kembali ke tubuh matahari.
"Ada tiga kemungkinan untuk setiap kemunculan filamen solar, kembali ke matahari, patah kemudian meledak atau runtuh di permukaan matahari," tulis Phillips di situs Spaceweather.com. Dia menambahkan, hingga saat ini belum ditemukan dampak kemunculan filamen solar tersebut terhadap bumi.
Dailymail|Rini K
Berita terkait
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa
47 hari lalu
Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.
Baca SelengkapnyaRaih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda
27 November 2023
Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.
Baca SelengkapnyaBRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaMembuka Jalan untuk Gibran
26 September 2023
Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.
Baca SelengkapnyaKepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan
21 September 2023
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.
Baca SelengkapnyaMisi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?
27 April 2023
Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaSejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia
17 Januari 2023
Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.
Baca SelengkapnyaAS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa
9 Desember 2022
China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko
Baca SelengkapnyaBRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti
30 November 2022
Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.
Baca SelengkapnyaPeristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15
3 Agustus 2022
Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.
Baca Selengkapnya