Bangau Raksasa Pernah Hidup di Indonesia  

Reporter

Editor

Minggu, 12 Desember 2010 13:05 WIB

Bangau raksasa di sebelah manusia hobbit

TEMPO Interaktif, Jakarta - Fosil bangau raksasa yang ditemukan di sebuah gua di Flores menambah panjang daftar makhluk berukuran ekstrem yang ditemukan di Indonesia, mulai dari manusia kerdil yang dijuluki "hobbits" dan gajah kerdil sampai tikus dan kadal terbesar di dunia.

Dalam jurnal Zoological Linnean Society edisi Desember, ahli paleontologi Hanneke Meijer dari Smithsonian National Museum of Natural History di Washington DC dan Rokus Due dari Pusat Arkeologi Nasional di Jakarta, mempublikasikan temuan tulang kaki bangau marabou, yang hidup 20.000 hingga 50.000 tahun lampau. Tulang kaki itu mengindikasikan tinggi burung itu sekitar 180 centimeter dan berat 16 kilogram. “Tampaknya bangau itu adalah unggas yang hidup di tanah,” tulis mereka dalam laporannya.

Tulang itu ditemukan dalam penggalian gua Liang Bua di sebelah barat pulau Flores, pada kedalaman sekitar 4,7 meter. Flores memiliki keistimewaan dari segi geografis karena pulau di timur Indonesia itu tak pernah terhubung dengan pulau atau daratan lain, membentuk evolusi makhluk hidup di dalamnya. “Banyak binatang berdarah panas berukuran kecil tumbuh lebih besar daripada di tempat lain di dunia, sedangkan mamalia berukuran besar menjadi lebih kecil,” kata Colin Groves, dosen Australian National University.

Tanpa mamalia karnivora, burung dan reptil tidak menghadapi persaingan ketat dalam mencari makanan, sehingga beberapa spesies tumbuh menjadi raksasa. Hingga saat ini, tikus yang panjangnya mencapai 40 centimeter dari kepala hingga badan dapat ditemukan di Flores. Begitu pula komodo, kadal terbesar di dunia, yang panjangnya 3 meter dan berat 70 kilogram.

Pada saat yang sama, sedikitnya makanan yang tersedia di pulau-pulau kecil itu, bila dibandingkan dengan apa yang terdapat di benua, kemungkinan berperan dalam penurunan ukuran gajah dan makhluk hidup lainnya. Yang paling terkenal adalah penemuan tulang manusia kerdil “hobbit” setinggi 120 centimeter, atau Homo floresiensis, yang hidup hingga 17.000 tahun lalu.

Meijer, yang juga berafiliasi dengan National Museum of Natural History di Leiden, Belanda menyatakan, “bangau ini pastilah lebih tinggi daripada manusia kerdil H. floresiensis.”

AP | TJANDRA

Berita terkait

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

17 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

36 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

38 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

41 hari lalu

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

42 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

42 hari lalu

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

59 hari lalu

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya