Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

image-gnews
Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Publikasi hasil penelitian Gunung Padang, Cianjur, sebagai situs megalikum berusia lebih dari 10 ribu tahun oleh tim ilmuwan gabungan di Tanah Air akhirnya dicabut oleh penerbit jurnal Archaelogical Prospection di Wiley Online Library. Kekecewaan atas keputusan tersebut di antaranya diungkap anggota tim peneliti dari Universitas Indonesia (UI), Ali Akbar. 

Dalam tim, Ali Akbar memimpin kelompok peneliti arkeologi. "Saya kecewa karena tidak ada riset pembanding dari lokasi," katanya dalam wawancara dengan TEMPO, Kamis 21 Maret 2024.

Ali Akbar menerangkan, keraguan atas kesimpulan yang diambil tim peneliti situs Gunung Padang berasal dari hasil pengeboran di lapisan kedalaman yang ketiga, hingga 15 meter, atau yang terdalam dilakukan dalam penelitian itu. Dari lapisan tersebut, tim mendapat petunjuk usia situs itu sekitar 10 ribu tahun atau lebih tua lagi. Penanggalan itu menjadikannya piramida tertua melampaui Piramida Giza di Mesir yang berusia sekitar 4.000 tahun. 

Ada dua hal sumber kekecewaan Ali Akbar. Yang pertama, vonis retraction atau pencabutan publikasi artikel telah memberangus begitu saja hasil penelitian atas dua lapisan di atasnya yang menurut sang arkeolog tak mengundang keraguan.

Yang kedua, vonis major error diberikan penerbit dan pimpinan redaksi jurnal tanpa riset pembanding dari lokasi, di kedalaman yang sama. "Seharusnya ada penelitian serupa lalu bilang, 'Oh Anda salah', baru saya (menaruh) respek," katanya.

Ali Akbar memastikan tidak ada riset lain setelah timnya menyelesaikan riset di lokasi 2014 lalu. Yang ada sebelumnya pun disebutnya hanya penelitian relatif di permukaan. "Belum ada yang masuk sampai lapisan dua (kedalaman 1-3 meter), apalagi tiga. Seharusnya tidak ada yang komentar tentang lokasi kedalaman itu," katanya lagi. 

Ali Akbar mengungkap kalau tim telah menyatakan tidak melakukan kesalahan, dan seperti disampaikan Wiley dalam pengumumannya, tidak setuju atas pencabutan publikasi. Selanjutnya, Ali Akbar menyatakan kalau tim peneliti sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional. 

"Kami juga menyampaikan press release  terbuka yang siapapun bisa melihat karena kami khawatir hal seperti ini bisa menimpa akademisi yang lain," katanya sambil menambahkan, "Kasian juga kalau kejadian seperti ini terulang, karena ada keanehan yang menurut kami tidak pantas."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pencabutan publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang diumumkan Wiley Online Library pada Senin, 18 Maret 2024, setelah didahului langkah investigasi. Hasil penelitian itu berjudul “Geo-archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia” terbit di jurnal Archaeological Prospection pada 20 Oktober 2023.

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa

Pasca-publikasi itu bermunculan kritik dari ahli geofisika, arkeologi, dan teknik penanggalan radiokarbon. Mereka mempertanyakan cara tim menarik kesimpulannya berdasarkan bukti-bukti yang ada atau yang didapat seperti yang disampaikan dalam isi laporannya. 

Itulah yang melandasi investigasi oleh John  Wiley & Sons,  Ltd., penerbit, serta Eileen Ernenwein dan Gregory Tsokas, Co-Editors-in-Chief di jurnal itu. Mereka lalu bersepakat kalau laporan yang dibuat tim peneliti Indonesia itu mengandung kekeliruan besar (major error). Eror itu diakui tak teridentifikasi saat peer review atau kajian oleh ilmuwan lain yang tak terlibat penelitian.

Kesalahan yang dimaksud adalah bahwa teknik penanggalan karbon yang digunakan kepada sampel tanah yang tidak terkait dengan fitur atau artefak apapun yang dapat secara meyakinkan diinterpretasi sebagai antropogenik, atau buatan manusia. "Karenanya, interpretasi bahwa situs ini adalah sebuah piramida purba yang dibangun 9.000 tahun yang lalu atau lebih tidak benar, dan artikel harus dicabut," bunyi hasil investigasi tersebut.

CATATAN:

Artikel ini telah diubah pada Jumat, 22 Maret 2024, pukul 10.30 WIB, untuk mengoreksi dengan menambahkan nama jurnal di alinea pertama. Terima kasih.

Pilihan Editor: Produksi Minyak Makan Merah, Indonesia Disebut Tertinggal 20 Tahun dari Malaysia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

3 hari lalu

Panitia membantu peserta difabel selama pelaksanaan UTBK SNBT hari kedua di Universitas Indonesia (UI). Pelaksanaan tes bagi peserta penyandang tunanetra dilaksanakan pada sesi ke-3 di Lab 1105 Fasilkom, Gedung Lama, Kampus UI Depok. Dok. Istimewa
Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.


Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

4 hari lalu

David L Tobing. ANTARA/Puspa Perwitasari
Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?


Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

4 hari lalu

Warga korban bencana beraktivitas di Hunian Sementara (Huntara) Shelter Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Senin 23 September 2019. Menjelang setahun bencana Sulteng, jumlah pengungsi yang telah menempati Huntara baik yang dibangun Kementerian PUPR maupun BUMN dan lembaga sosial non pemerintah lainnya berdasarkan data Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Bencana Sulteng sebanyak 19.183 Kepala Keluarga (KK) dari sekitar 53.172 KK yang terdampak bencana. ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

Mahasiswa FTUI kembali memenangkan kompetisi proyek konstruksi inovatif yang diadakan CIOB. Tim UI mencetuskan shelter ramah lingkungan.


Pusat UTBK UI Siapkan 57 Ruang dan 2.111 Komputer untuk 52.148 Peserta Ujian

6 hari lalu

Sejumlah peserta bersiap mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) saat seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin, 8 Mei 2023. Pusat UTBK Universitas Indonesia (UI) menyiapkan lokasi ujian SNBT 2023 untuk 53.293 peserta, lokasi ini terbagi dua, Kampus UI Depok dan Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat. ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Pusat UTBK UI Siapkan 57 Ruang dan 2.111 Komputer untuk 52.148 Peserta Ujian

Terdapat 52.148 peserta UTBK 2024 yang akan melaksanakan ujian di Pusat UTBK UI.


UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

6 hari lalu

Universitas Indonesia (UI) mengukir prestasi pada kontes pemrograman International Collegiate Programming Contest (ICPC) 2023 World Finals yang diselenggarakan pada 14-19 April 2024 di Luxor, Mesir. (UI)
UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

Peringkat UI menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara bersama Nanyang Technological University (NTU).


UI Open Days 2024 Dihadiri Ribuan Pengunjung, Ada Tur Kampus dengan Bus Kuning

6 hari lalu

Kegiatan Open Days UI untuk program Pendidikan D3 hingga S3 di Balairung UI Depok. Foto/Antara/Istimewa
UI Open Days 2024 Dihadiri Ribuan Pengunjung, Ada Tur Kampus dengan Bus Kuning

UI berupaya memberikan penguatan dalam perjalanan para siswa SMA/SMK/sederajat untuk menyongsong masa depan.


Pelaksanaan UTBK di UI, Simak Lokasi dan Aturannya

6 hari lalu

Gedung Rektorat Universitas Indonesia (UI). (ANTARA/Feru Lantara)
Pelaksanaan UTBK di UI, Simak Lokasi dan Aturannya

Universitas Indonesia (UI) menjadi salah satu lokasi pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk SNBT 2024


Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

10 hari lalu

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.


Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

13 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

IJTech milik FTUI kembali menjadi jurnal terindeks kuartil tertinggi (Q1) berdasarkan pemeringkatan SJR yang dirilis pada April 2024


Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

13 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.