Jumo Menantang Facebook dan Twitter

Reporter

Editor

Minggu, 12 Desember 2010 18:40 WIB

Jumo
TEMPO Interaktif, Jakarta - Namanya memang belum setenar Mark Zuckerberg. Sama-sama menjadi pendiri Facebook, Chris Hughes, 27 tahun, punya impian besar untuk mengubah dunia melalui situs jejaring sosial buatannya, Jumo. Situs ini dibuat pada Februari lalu serta mengusung misi untuk menghubungkan setiap individu dan kelompok yang memiliki kesamaan cita-cita.

"Ini adalah cara baru untuk mencari tahu apa yang hendak diketahui kebanyakan orang," kata Hughes saat pengenalan Jumo di San Francisco, awal bulan lalu. Tak seperti Facebook dan Google, misalnya, yang memiliki kantor mewah di California, situs jejaring sosial nirlaba ini bermarkas di sebuah ruangan kecil di kawasan Spring Street, New York, Amerika Serikat.

Bersama sembilan rekannya, Hughes mengelola situs itu dan masih membutuhkan tenaga baru. Tapi ada persyaratan khusus untuk dapat bergabung dengan tim tersebut. Pria yang pernah menjadi direktur kampanye online untuk Barack Obama pada 2008 ini mendambakan seseorang yang menghargai teknologi jaringan online dan, paling penting, ingin mengubah dunia.

Kata "Jumo" diambil dari bahasa Afrika Barat Yoruba yang artinya datang bersama. Jejaring sosial ini terbuka untuk pribadi dan organisasi untuk saling mendukung dan mengikuti (follow) isu-isu tertentu sesuai dengan ketertarikan masing-masing. Namun, dalam aturan tertulisnya, Jumo tak menerima organisasi yang bekerja untuk mengubah undang-undang atau kampanye politik.

Seperti media sosial pada umumnya, Jumo dapat digunakan untuk menyimpan dokumen, foto, dan video; menyediakan fitur profil pengguna; berbagi informasi di dinding; sekaligus diskusi yang sedang hangat diperbincangkan alias trending topic. Singkatnya, memadukan fungsi Facebook dan Twitter. Di dalamnya ada 3.500 organisasi untuk berbagai misi sosial di seluruh dunia, di antaranya bidang seni budaya, pendidikan, pelestarian alam, dan kesehatan.

Untuk menggunakannya, pengunjung tinggal "mendatangi" alamat www.jumo.com, kemudian menghubungkan ke akun Facebook. Masukkan alamat e-mail dan kata sandi, lalu pilih isu yang hendak diikuti. Setiap anggota akan menerima informasi terbaru mengenai isu yang diminatinya tersebut.

Salah satu bukti nyata Jumo telah "berguna" bagi kegiatan kemanusiaan adalah jejaring sosial itu mampu menggalang dana sebanyak US$ 3,5 juta dari pendiri eBay, Pierre Omidyar; Yayasan Knight; dan warga dunia. Sumbangan itu dikelola sebuah lembaga donor Network for Good untuk disalurkan kepada korban bencana gempa bumi di Haiti, awal tahun ini. "Banyak sekali yang peduli dan mau membantu," katanya.

Hughes menambahkan, Jumo berbeda dengan Causes, sebuah aplikasi yang dibuat dua pengusaha di lingkaran pendiri Facebook, Sean Parker dan Joe Green. Selama empat tahun terakhir, Causes telah menjaring 119 juta anggota dan bekerja untuk menggalang dana melalui fitur Donate Now.

Sayangnya, situs yang didominasi warna putih, hijau, dan hitam itu mengharuskan setiap penggunanya mendaftar dengan menggunakan akun Facebook mereka. Bagi yang tidak memiliki akun Facebook, hanya dapat menjelajahi Jumo tapi tidak dapat mem-follow isu dan organisasi yang mereka inginkan. Jumo juga hanya boleh digunakan bagi mereka yang telah berusia 13 tahun.

Jumo | Mashable | Rini Kustiani

Berita terkait

Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

22 Februari 2021

Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.

Baca Selengkapnya

Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

11 Juni 2018

Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

31 Mei 2018

Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.

Baca Selengkapnya

Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

24 Januari 2018

Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.

Baca Selengkapnya

Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

27 September 2017

Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.

Baca Selengkapnya

Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

27 Agustus 2017

Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.

Baca Selengkapnya

Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

10 Agustus 2017

Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?

Baca Selengkapnya

Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

10 Agustus 2017

Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?

Baca Selengkapnya

Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

12 Juli 2017

Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality

Baca Selengkapnya

Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

7 Juli 2017

Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.

Baca Selengkapnya