Cari Burung Pelatuk, Ilmuan AS Gunakan Satelit NASA  

Reporter

Editor

Selasa, 21 Desember 2010 10:02 WIB

Burung Pelatuk. Foto: wikipedia.org
TEMPO Interaktif, Amerika Serikat - Ingat tokoh kartun Woody Woodpecker? Burung berwarna biru yang hobinya mematuk-matuk pohon hingga berlubang? Ilmuan Amerika Serikat kini mengupayakan pencarian habitat burung tersebut, bukan dengan menjelajahi hutan, tapi dengan menggunakan satelit luar angkasa. Tentu yang dicari bukan si tokoh kartun, tapi burung pelatuk sebenarnya.

Kelompok ilmuan dari Universitas Idaho tengah mengembangkan teknik pencarian burung pelatuk dengan teknologi satelit berkekuatan laser bikinan NASA bernama Icesat. Melalui satelit tersebut, ilmuan dapat memprediksi daerah yang kemungkinan dihuni si burung pelatuk.

Lantas seberapa penting sebenarnya keberadaan burung pelatuk ini hingga harus dicari menggunakan satelit? Ilmuan AS percaya bahwa keberadaan burung pelatuk menjadi indikator yang menandakan keragaman jenis burung dalam suatu daerah.

“Jika kita bisa memprediksi keberadaan burung pelatuk dari satelit, kita juga bisa menduga keragaman spesies burung lain, bahkan mamalia, juga reptil. Itu penting dalam perencanaan pengelolaan tanah dan keanekaragaman hayati,” kata Patrick Adam, anggota tim peneliti.

Doktor Lee Vierling dari fakultas ekologi hutan dan biogeosains mengatakan bahwa “ada satu spesies yang hidupnya amat bergantung pada hutan yang padat, yakni burung pelatuk. Semakin lebat hutan, semakin baik kehidupan burung tersebut,” kata Lee.

Sebelumnya, satelit Icesat digunakan NASA untuk mengukur ketinggian permukaan es di kutub utara dan selatan. Satelit Icesat juga terbukti ampuh mengukur kepadatan vegetasi di berbagai area di dunia.

Satelit Icesat tak dibuat untuk melacak keberadaan burung pelatuk secara individual, namun satelit tersebut bisa menentukan karakteristik area hutan. Dari identifikasi karakteristik tersebut bisa diprediksi keberadaan habitat burung pelatuk.

Kelompok ilmuan tersebut mengaku penelitiannya dipermudah dengan bantuan satelit Icesat. “Jauh lebih mudah menggunakan data satelit, walau penelitian penjelajahan lapangan tetap diperlukan. Tapi kita dipermudah sebab jangkauan satelit lebih global dan skalanya lebih besar,” kata Adam.

Namun satelit Icesat sudah tak mengudara lagi sejak Agustus lalu. Namun keberadaan Icesat akan diganti dengan satelit lain di akhir tahun ini.

BBC | ANANDA BADUDU

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya