TEMPO Interaktif, Jakarta -Warga sebuah kota kecil di Arkansas, yang tengah menikmati kembang api untuk merayakan pergantian tahun, dikejutkan oleh jatuhnya ribuan burung blackbird mati dari langit. Burung hitam bersayap merah itu berjatuhan ke atap, jalan raya hingga lapangan, setengah jam sebelum tahun baru.
Satu ekor menghantam seorang perempuan yang tengah berjalan bersama anjingnya. Bangkai burung juga menimpa polisi yang sedang berpatroli.
“Burung itu bergeletakan di jalan, halaman, di mana saja,” kata Robby King, petugas satwa liar di Beebe, sebuah kota yang dihuni 5.000 orang di timur laut Little Rock. “Sulit mengemudi di jalan tanpa melindasnya.”
Diprediksi lebih dari 3.000 burung bergelimpangan di seluruh wilayah Beebe. Senin lalu, sejumlah ilmuwan menuding kembang api sebagai penyebab burung ketakutan dan panik sehingga saling bertabrakan dan menjatuhi rumah, mobil, bahkan ada yang langsung menghantam tanah.
“Burung blackbird itu terbang rendah di ketinggian atap rumah, bukannya pepohonan, untuk menghindari ledakan kembang api di atasnya,” kata Karen Rowe, ahli ornithologi di komisi pengawas perburuan dan pemancingan ikan Arkansas. “Blackbird mempunyai penglihatan yang buruk, dan mulai menabrak segala sesuatu.”
Namun Rowe masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk mencari adanya racun atau penyakit. Teori lain menduga kawanan burung itu kehilangan orientasi karena badai atau satu burung memimpin kelompok itu terbang menghunjam ke tanah. Beberapa burung yang lolos dari kematian berjalan sempoyongan seperti orang mabuk.
Jatuhnya kawanan burung itu membuat beberapa warga panik. "Bagi orang-orang yang percaya kiamat, itu jelas akhir dunia,” kata Eddie Cullum, polisi Beebe.
Komisi pengawas perburuan dan ikan mengirimkan bangkai burung itu ke Arkansas Livestock and Poultry Commission dan National Wildlife Health Center. Para peneliti di University of Georgia juga meminta contoh bangkai burung itu.
“Mereka mati karena trauma hebat,” kata Keith Stephens, juru bicara komisi itu, mengutip laporan laboratorium unggas setempat, yang memeriksa bangkai burung tersebut. Kematian disebabkan oleh cedera, terutama di jaringan dada, dengan perdarahan dan penggumpalan dalam rongga tubuh.
Warga kota mendengar ledakan kembang api yang amat keras sebelum “hujan” burung terjadi. Namun kepala polisi setempat menyatakan wilayah yang dijatuhi burung terlalu luas untuk menentukan ledakan mana yang menyebabkan kematian massal itu.
Ini bukan kasus jatuhnya burung mati pertama di Arkansas. Dalam peristiwa sebelumnya, cuaca buruk dianggap sebagai biang keladinya. Pada 2001, petir membunuh puluhan burung mallard di Hot Springs, dan sekelompok pelikan ditemukan mati di hutan, 10 tahun lalu. Rowe mengatakan tes laboratorium menunjukkan burung itu mati disambar petir.
AP