Cerita Koprol Setelah Dicaplok Yahoo!  

Reporter

Editor

Sabtu, 16 Juli 2011 06:32 WIB

Koprol

TEMPO Interaktif, Jakarta - Akuisisi adalah peristiwa biasa dalam dunia bisnis. Tapi, bisa lain ceritanya apabila yang 'dicaplok' adalah perusahaan besar dengan jumlah pengguna layanan yang banyak. Lima tahun lalu, si raja media, Rupert Murdoch, ngotot ingin membeli situs jejaring sosial Myspace. "Sudah saatnya kita kembali terlibat dalam bisnis Internet," ujar pemilik News Corporation (News Corp) ini kala itu.

Namun, belakangan Murdoch menjual situs tersebut lantaran jumlah penggunanya semakin turun. Bulan lalu, sang baron menjual situs yang sudah dibelinya itu kepada Specific Media, yang sebagian sahamnya dimiliki selebritas Justin Timberlake, dengan harga US$ 35 juta atau sekitar Rp 301 miliar. Angka ini jauh di bawah nilai pembelian Myspace yang ketika diakuisisi seharga US$ 580 juta (Rp 5,2 triliun).

Kisah serupa dialami Skype. Pada Mei lalu, perusahaan raksasa teknologi seperti Microsoft Corp, Google Inc, dan Facebook berminat meminang situs penyedia layanan chatting dan video call ini. Namun, penawaran yang paling menarik datang dari Microsoft dengan nilai US$ 8,5 miliar.

Ada pula kisah 'caplok-mencaplok' di bidang teknologi di Tanah Air. Tahun lalu, misalnya, kita dikejutkan oleh akuisisi Yahoo! terhadap sebuah situs jejaring sosial berbasis lokasi, Koprol, yang dibangun PT SkyEight. Lalu, bagaimana perkembangan Koprol saat ini?

"Sejak diakuisisi pada Mei 2010, Yahoo! Koprol semakin berkembang," kata Co-founder Yahoo! Koprol, Satya Witoelar, dalam perayaan ulang tahun pertama Yahoo! Koprol di Jakarta, Kamis pekan lalu. Dari sisi keanggotaan, jumlah pengguna layanan tersebut melonjak hingga 20 kali lipat, dari 75 ribu menjadi 1,5 juta orang, di seluruh dunia. Dari angka itu, 80 persennya adalah pengguna dari Indonesia.

Sementara itu, dari kontennya, Satya mengatakan bahwa fitur yang disediakan semakin beragam. Mulai dari tampilan web baru, "Koprol Stamp", "Koprol for Business", sampai aplikasi untuk telepon seluler Android. Untuk tampilan di website, situs www.koprol.com kini hadir dengan user interface baru yang didominasi warna putih dan hijau terang.

Di dalamnya, terdapat fitur Koprol Stamp yang menjadi salah satu elemen hiburan karena pengguna bisa memberikan stempel sebagai bahasa baru untuk menyematkan predikat kepada pengguna Koprol lainnya. Namun, pengguna tidak bisa sembarangan menggunakan stempel ini. Syaratnya, kata Satya, pengguna harus posting sebanyak 250 kali guna mendapatkan 3 stempel yang dipilih secara acak yang kemudian diberikan kepada pengguna lainnya. "Ini seperti game untuk membangun reputasi kita," katanya.

Adapun Koprol for Business adalah layanan bagi para pengusaha kecil-menengah untuk memperkenalkan produk mereka. Saat ini, kata Satya, tercatat ada 3.000 perusahaan besar, menengah, dan kecil yang sudah menggunakan fitur tersebut. Mereka di antaranya Universal Music Indonesia, Sony Music, 7-Eleven, dan Burger King.

Selain memberikan tampilan dan fitur baru dalam versi website, Satya menambahkan, kini Yahoo! Koprol sudah bisa diakses melalui ponsel Android. Pengguna dapat menggunakan versi mobile ini dengan mengunduh aplikasinya terlebih dahulu di www.koprol.com/android. "Kami sedang berusaha masuk ke Android market," kata Satya.

Country Manager Yahoo! Indonesia, Pontus Sonnerstedt, mengatakan Koprol menjadi situs media sosial yang sukses. "Koprol telah membentuk komunitasnya, khususnya bagi pengguna Internet yang masih muda," ujarnya. Selain berbagai fitur itu, Sonnerstedt mengatakan akuisisi ini telah mengintegrasikan sistem Yahoo! dengan Koprol. Contohnya, dengan menggunakan login Yahoo!, pengguna bisa langsung masuk ke akun Koprol. "Ini sangat ringkas sehingga Anda tidak perlu mengingat banyak username dan password," katanya.

RINI KUSTIANI

Berita terkait

Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

22 Februari 2021

Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.

Baca Selengkapnya

Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

11 Juni 2018

Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

31 Mei 2018

Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.

Baca Selengkapnya

Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

24 Januari 2018

Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.

Baca Selengkapnya

Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

27 September 2017

Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.

Baca Selengkapnya

Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

27 Agustus 2017

Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.

Baca Selengkapnya

Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

10 Agustus 2017

Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?

Baca Selengkapnya

Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

10 Agustus 2017

Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?

Baca Selengkapnya

Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

12 Juli 2017

Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality

Baca Selengkapnya

Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

7 Juli 2017

Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.

Baca Selengkapnya