Daging Kultur Jaringan, Hemat Energi dan Ramah Lingkungan  

Reporter

Editor

Selasa, 19 Juli 2011 11:15 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO Interaktif, Oxford - Daging yang dibuat menggunakan teknik rekayasa jaringan atau disebut sebagai cultured meat, akan menghasilkan emisi gas rumah kaca hingga 96 persen lebih rendah ketimbang daging yang diproduksi secara normal. Analisis yang dilakukan oleh para peneliti dari Oxford University di Inggris dan University of Amsterdam di Belanda ini juga menghitung bahwa produksi daging tersebut membutuhkan 7-45 persen energi lebih sedikit daripada daging sapi, domba, atau babi dalam volume yang sama, tetapi lebih banyak energi untuk menghasilkan daging ayam.

Cultured meat atau daging in vitro tersebut adalah daging yang dihasilkan dari proses kultur jaringan, dengan memasukkan sel-sel otot dalam media pertumbuhan yang mengandung protein agar tumbuh menjadi sepotong daging berukuran besar. Setelah sel initial diperoleh, pembuatan daging ini tidak lagi membutuhkan binatang hidup karena dapat diperbanyak menggunakan sel tersebut, mirip dengan pembuatan yogurt.

Laporan tim riset itu dipublikasikan dalam jurnal Environmental Science & Technology, kemarin. “Dampak lingkungan daging in vitro jauh lebih rendah daripada daging yang dihasilkan dengan cara biasa di peternakan,” kata Hanna Tuomisto dari Wildlife Conservation Research Unit, Oxford University, yang memimpin riset tersebut. “Daging lewat proses kultur dapat dihasilkan dengan emisi gas rumah kaca lebih rendah 96 persen, 45 persen energi lebih sedikit, penggunaan lahan 99 persen lebih rendah, dan 96 persen air lebih sedikit daripada yang diperlukan dalam pembuatan daging biasa.”

Para peneliti melakukan kalkulasi berdasarkan proses yang menggunakan hydrolysate bakteri Cyanobacteria sebagai nutrisi dan sumber energi untuk menumbuhkan sel otot. Proses itu dikembangkan oleh Dr. Joost Teixeira de Mattos di University of Amsterdam yang juga terlibat dalam riset.

Pada saat ini, teknologi rekayasa jaringan tersebut hanya terbatas di dalam laboratorium, tapi para peneliti telah membandingkan biaya untuk memproduksi 1.000 kilogram daging in vitro dengan biaya memelihara ternak.

SCIENCEDAILY | UNIVERSITY OF OXFORD | TJANDRA

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya