Cadangan Gas Menipis, Alam Semesta Semakin Gelap  

Reporter

Editor

Selasa, 23 Agustus 2011 12:53 WIB

Tata Surya. FOto: Space.com

TEMPO Interaktif, Clayton South - Usaha memetakan alam semesta oleh peneliti Australia berujung pada penemuan baru. Cadangan gas di alam semesta menipis, sehingga langit semakin gelap.

Kepala peneliti Astronomy and Space Science CSIRO Australia, Robert Braun, mengatakan sepertiga gas molekuler habis terpakai. Padahal bahan ini diperlukan sebagai bahan bakar pembentukan bintang-bintang baru yang menyinari alam semesta.

Untuk sampai pada kesimpulan ini Braun melongok ke masa lima miliar tahun yang lalu. Ia mencari tahu kerapatan cahaya galaksi-galaksi dan membandingkannya dengan kondisi saat ini. Dari perbandingan ini Braun bisa menaksir laju penurunan deposit gas dan mengaitkannya dengan laju kelahiran bintang.

“Kami melihat jumlah bintang baru menurun 10 kali lipat, bahkan bisa mendekati 20-30 kali lipat,” ujar Braun. “Sementara galaksi-galaksi terdahulu memiliki gas 10 kali lebih banyak dari sekarang.”

Peneliti memperkirakan penurunan jumlah bintang baru disebabkan oleh perubahan gaya dominan yang mengatur alam semesta. Sekitar delapan miliar tahun lalu takhta gaya gravitasi gaya paling dominan di alam semesta dikalahkan oleh energi gelap.

Gravitasi dan energi gelap bersifat saling bertolak belakang. Dua benda bermassa akan mengalami tarikan gravitasi, sehingga saling mendekat satu sama lain. Sementara energi gelap bersifat menolak benda-benda bermassa agar saling menjauh.

“Saat terjadi perubahan gaya dominan di alam semesta, gas menjadi buyar, sehingga tak bisa menolong pembentukan bintang,” ujar Braun.

Dengan cadangan gas yang ada saat ini galaksi-galaksi masih bisa membentuk bintang sampai 1-2 miliar tahun mendatang. Setelah itu galaksi berhenti mencetak bintang baru dan hanya bersinar dari bintang-bintang lama. Akibat penuaan, bintang-bintang ini semakin meredup. Akibatnya, galaksi menjadi semakin gelap.

“Proses ini berlangsung lama, mungkin tak bisa dirasakan umat manusia,” kata dia.

Jika energi gelap terus mendominasi alam semesta, maka proses penggelapan alam semesta terus berlangsung secara perlahan.

ANTON WILLIAM | SCIENCEDAILY

Berita terkait

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

24 hari lalu

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.

Baca Selengkapnya

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

29 hari lalu

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

30 hari lalu

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.

Baca Selengkapnya

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

31 hari lalu

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.

Baca Selengkapnya

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

4 Oktober 2023

Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

6 September 2023

Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

DKI Jakarta meraih juara umum pada Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023 dengan total 71 medali.

Baca Selengkapnya

Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

4 September 2023

Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

Dzaky mengaku menyukai astronomi sejak kelas 3 SMP.

Baca Selengkapnya