Tutup Usia, Michael Hart Wariskan Target 1 Miliar E-book  

Reporter

Editor

Jumat, 9 September 2011 15:06 WIB

Michael S Hart, penemu e-book, wafat 6 September 2011

TEMPO Interaktif, Illinois - "Michael S Hart meninggalkan jejak utama untuk dunia." Kalimat ini ditulis Direktur Eksekutif Proyek Gutenberg, Gregory B. Newby, kemarin.

Jejak itu kini dirasakan ratusan juta warga dunia berupa e-book yang dapat dibuka di notebook, sabak atau telepon seluler. Saat ini ada 30 ribu buku dalam 60 bahasa yang dapat dibaca secara gratis.

Hart yang menenemukan e-book dan merintis Proyek Gutenberg wafat pada Selasa, 6 September 2011 lalu di rumahnya di Urbana, Illinois, Amerika Serikat. Tulisan obituari Newby di laman Proyek Gutenberg tidak berlebihan.

Penemuan e-book atau buku versi digital memang tidak sekedar indikasi kemajuan teknologi. Temuan ini menjadi sebuah cara yang efektif dan efisien untuk mengakses literatur yang tak terbatas jumlahnya secara gratis, termasuk bagi orang miskin dan warga negara berkembang.

Sebelum wafat di usia 64 tahun, Hart menginginkan bakal ada satu miliar e-book pada tahun 2021, tepat saat Proyek Gutenberg berusia 50 tahun. "Anda akan mampu membawa semua e-book hanya dalam satu genggaman tangan," ujar sarjana sains yang lulus dari Universitas Illinois pada tahun 1973 itu.

Ketika mahasiswa, Hart mendapatkan akses komputer utama Xerox Sigma V di Laboratorium Materi Penelitian. Dia berpikir lama, apa yang dapat dilakukan dengan barang yang kala itu masih baru dan unik ini.

Ide membuat buku digital muncul setelah dia berbelanja sayuran. Hart secara tak sengaja menemukan perkamen palsu Naskah Deklarasi Kemerdekaan Amerika dalam bungkus sayuran. "Tiba-tiba saya merasa lampu di atas kepala saya menyala," ujar Hart dalam sesi wawancara tahun 2002.

Pikirannya memberikan sebuah ide brilian untuk memasukkan perkamen tersebut dalam komputer agar mampu bertahan ratusan tahun. "Maka, lahirlah apa yang dikenal Proyek Gutenberg."

Hart berniat mengirimkan teks tersebut sebagai e-mail ke para pengguna Arpanet, bentuk awal dari Internet yang kita kenal sekarang. Dia menyebutkan bahwa teks tersebut bisa diunduh.

Pada awal Proyek Gutenberg, Hart yang lahir 8 Maret 1947 mengetik Undang Undang Hak Asasi, Konstitusi, Alkitab King James dan Adventures in Wonderland Alice ke dalam database proyek.

Menurut Hart, ini adalah langkah pertama menuju era informasi tahap kelima. Periode ini ditandai dengan dunia e-book, perangkat genggam elektronik seperti Nook dan Kindle, serta akses individu terhadap arsip teks di Internet.

Proyek Gutenberg telah mengkoleksi puluhan ribu e-book secara gratis. Hart punya keinginan mendorong sebanyak-banyaknya penciptaan dan distribusi e-book serta membuat buku-buku itu tersedia bagi pengguna komputer tanpa biaya, "Ini untuk mengatasi kebodohan dan buta huruf," katanya.

NYTIMES.COM | DIGITALTRENDS.COM | DIANING SARI |IQBAL MUHTAROM

Berita terkait

Cara Download Scribd Gratis yang Mudah, Bisa Lewat HP

27 Februari 2024

Cara Download Scribd Gratis yang Mudah, Bisa Lewat HP

Cara download Scribd gratis bisa dilakukan dengan memanfaatkan beberapa situs. Berikut ini langkah-langkah yang bisa diikuti.

Baca Selengkapnya

IDX Channel Luncurkan E-Book bertajuk Invested, OJK: Nostalgia Perjalanan Pasar Modal Indonesia

31 Oktober 2023

IDX Channel Luncurkan E-Book bertajuk Invested, OJK: Nostalgia Perjalanan Pasar Modal Indonesia

Portal berita pasar modal IDX Channel resmi meluncurkan e-book atau buku digital bertajuk INVESTED: Pasar Modal dalam Bingkai Media pada 31 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

5 Gaya Hidup Sehat Ala Generasi Z yang Manfaatkan Teknologi

10 Oktober 2023

5 Gaya Hidup Sehat Ala Generasi Z yang Manfaatkan Teknologi

Generasi Z dikenal kerap menerapkan gaya hidup sehat yang berbasis teknologi

Baca Selengkapnya

Buku Muba dan E-Book Review Capaian Kinerja Pemkab Musi Banyuasin telah terbit

7 Agustus 2023

Buku Muba dan E-Book Review Capaian Kinerja Pemkab Musi Banyuasin telah terbit

Pemkab Musi Banyuasin Melalui Dinas Kominfo Musi Banyuasin (Muba) menggandeng PT. Micepro Indonesia telah meluncurkan buku dan E-book dengan judul Muba Review Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2023.

Baca Selengkapnya

BTS Meluncurkan E-Book Connect, BTS: A Glimpse of the Global Public Art Project

30 Maret 2021

BTS Meluncurkan E-Book Connect, BTS: A Glimpse of the Global Public Art Project

E-book atau buku digital berjudul Connect, BTS: A Glimpse of the Global Public Art Project terdiri dari 400 halaman.

Baca Selengkapnya

Membacakan Cerita pada Anak, Lebih Baik Buku Cetak atau Digital?

3 Oktober 2019

Membacakan Cerita pada Anak, Lebih Baik Buku Cetak atau Digital?

Sebuah penelitian membandingkan efek membacakan cerita pada anak dari media yang berbeda, buku dan digital. Cek hasilnya.

Baca Selengkapnya

Buku Versi Cetak atau E-Book, Mana Lebih Pas untuk Anak?

1 April 2019

Buku Versi Cetak atau E-Book, Mana Lebih Pas untuk Anak?

Membaca buku elektronik atau e-book sudah semakin mudah dilakukan. Sebaiknya baca buku apa untuk anak?

Baca Selengkapnya

Buku Cetak dan Buku Digital, Mana Lebih Asyik?

6 Maret 2019

Buku Cetak dan Buku Digital, Mana Lebih Asyik?

Tidak semua khalayak menikmati membaca e-book, karena memiliki rasa yang berbeda dengan membaca buku cetak.

Baca Selengkapnya

Baca E-Book Bikin Tidur Terganggu dan Berujung Prostat, Kok Bisa?

7 Mei 2018

Baca E-Book Bikin Tidur Terganggu dan Berujung Prostat, Kok Bisa?

Riset dari para peneliti Brigham and Women's Hospital bisa menjadi peringatan bagi pembaca buku elektronik (E-book).

Baca Selengkapnya

E-Book Dikenai Bea Masuk, Penerbit Konvensional Belum Terpengaruh

12 Desember 2017

E-Book Dikenai Bea Masuk, Penerbit Konvensional Belum Terpengaruh

Industri penerbit buku di Tanah Air disebut belum terpengaruh oleh pengenaan bea masuk terhadap buku elektronik (e-book) impor.

Baca Selengkapnya