TEMPO Interaktif, Banjarnegara - Sedimentasi di Waduk Mrica Banjarnegara, Jawa Tengah, kini sudah mencapai 92 juta meter kubik dengan ketebalan mencapai tujuh meter. Jika tidak dikendalikan, umur waduk tersebut diperkirakan tinggal 12 tahun lagi.
“Sedimentasi setara dengan 2.000 truk setiap harinya,” ujar Senior Supervisor PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Mrica, Gunawan Sri Wibisono, Senin 19 September 2011.
Gunawan mengatakan setiap tahunnya laju sedimentasi di waduk itu mencapai 2,4 juta meter kubik. Dengan jumlah sedimentasi tersebut lumpur kian memadati waduk, sehingga mengganggu putaran turbin listrik yang menghasilkan 180 megawatt setiap harinya.
Masih menurut Gunawan, luas penampang waduk jika terisi penuh air mencapai 12 kilometer persegi. Namun saat ini waduk yang terisi air hanya sekitar 8 kilometer persegi. Bahkan beberapa bagian waduk juga bisa dilihat karena bagian dasarnya menumpuk endapan lumpur.
Ia menambahkan desain awal waduk Mrica bisa bertahan hingga umur 50 tahun. Namun jika tak segera ditangani umur waduk bisa lebih pendek dibanding perkiraan awal. Dua bendungan di Indonesia yang memiliki masalah sama yakni Bendungan Senggaru dan Riam Kanan di Kalimantan.
Menurutnya, untuk menangani sedimentasi ada dua pilihan, yaitu pengerukan dan konservasi daerah hulu. Untuk pengerukan diperkirakan membutuhkan biaya banyak karena satu truk memakan biaya sekitar Rp 200 ribu.
Sedangkan untuk konservasi, erosi di daerah hulu Sungai Serayu harus dikendalikan. Selama ini erosi yang bersumber dari dataran tinggi Dieng menjadi penyebab utama tingginya laju sedimentasi.
Ia menambahkan Pemerintah Banjarnegara dan Wonosobo sudah berkomitmen melakukan penghijauan di Dieng. Penghijauan di daerah itu diyakini bisa memperlambat laju sedimentasi di waduk tersebut.
Dihubungi terpisah, Bupati Banjarnegara, Djasri, mengatakan komitmen untuk melindungi waduk dari sedimentasi dilakukan dengan penanaman pohon di daerah hulu. “Ribuan pohon sudah kami tanam agar erosi bisa dihindari,” katanya.
Ia juga menyarankan petani agar menanam tanaman keras di sekitar Sungai Serayu. Selain itu penanaman tanaman pertanian juga diminta tidak melupakan konservasi lahan dan ramah lingkungan.
ARIS ANDRIANTO
Berita terkait
4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya
4 Desember 2023
Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.
Baca SelengkapnyaHari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati
11 Agustus 2023
Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.
Baca SelengkapnyaPeran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari
23 Desember 2022
Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.
Baca SelengkapnyaWisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai
1 Juni 2022
Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.
Baca SelengkapnyaIkon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang
30 Maret 2022
Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.
Baca SelengkapnyaTaman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan
26 Maret 2022
Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.
Baca SelengkapnyaNTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021
12 Februari 2021
Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.
Baca SelengkapnyaPolisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi
28 Januari 2021
Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.
Baca SelengkapnyaTerancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia
13 Oktober 2020
Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.
Baca SelengkapnyaWildlife Photography, ini Tips Pentingnya
2 Juli 2020
Gusti Wicaksono, wildlife photographer muda berbagi tips memotret hidupan alam liar. Gusti membicarakannya di acara Obrolan Online Tempo Institute.
Baca Selengkapnya