TEMPO Interaktif, Washington DC - Elenin, komet yang sempat disebut sebagai pertanda datangnya hari kiamat kini telah musnah. Akhir pekan lalu, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengkonfirmasi tamatnya riwayat Komet Elenin.
Berita kematian Elenin mengakhiri beragam cerita dan prediksi bahwa komet tersebut akan menyebabnya kehancuran bumi. Sejak bulan lalu, NASA terus membuntuti pergerakan Elenin yang bergerak mendekati matahari. Tepat pada tanggal 16 Oktober 2011, teleskop-teleskop yang berada di darat dan angkasa menyaksikan komet itu hancur berkeping-keping.
"Elenin telah terpecah saat dekat matahari," ujar Pejabat Program Objek Dekat Bumi NASA Don Yeomans melalui pernyataan pers di laman resmi NASA.
Kepingan Elenin yang terserak kemudian tercampak hingga pinggiran tata surya yang biasa disebut sebagai Awan Oort. NASA memastikan pecahan Elenin tak akan mendekati matahari untuk 12 ribu tahun mendatang.
Inti komet itu tersusun oleh es, batuan, debu, dan beberapa senyawa organik. Komponen-komponen ini membentuk gumpalan materi yang rapuh layaknya bola salju. Sebuah komet biasanya memiliki inti sebesar 2 kilometer dengan ekor yang menjulur hingga belasan juta kilometer.
Elenin pertama kali dilihat pada Desember 2010 oleh astronom Rusia bernama Leonid Elenin. C/2010 X1, nama awal yang disematkan pada komet ini, kemudian menyebar cepat melalui internet. Beberapa peramal kiamat menyebutkan komet ini bergerak mendekati bumi dan berpotensi menghasilkan tabrakan yang memusnahkan isi planet.
Yeomans tak habis pikir dengan sensasi yang menyebar lewat internet ini. Apalagi perhitungan ilmuwan NASA menunjukkan komet ini tak akan melintas lebih dekat dari 35,4 juta kilometer dari bumi pada pertengahan Oktober ini. Jarak tersebut terlalu jauh untuk dianggap sebagai ancaman nyata bagi keselamatan penduduk bumi.
Hingga saat ini NASA memiliki program perlindungan antariksa. Banyak teleskop dipasang di bumi dan angkasa untuk mengawasi asteroid dan komet yang berputar di dekat bumi. Program pengawasan ini merupakan yang tercanggih yang pernah dibuat manusia dan akan memberikan peringatan jika ada bahaya mengancam.
NASA | ANTON WILLIAM
Berita terkait
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa
41 hari lalu
Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.
Baca SelengkapnyaRaih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda
27 November 2023
Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.
Baca SelengkapnyaBRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaMembuka Jalan untuk Gibran
26 September 2023
Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.
Baca SelengkapnyaKepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan
21 September 2023
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.
Baca SelengkapnyaMisi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?
27 April 2023
Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaSejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia
17 Januari 2023
Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.
Baca SelengkapnyaAS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa
9 Desember 2022
China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko
Baca SelengkapnyaBRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti
30 November 2022
Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.
Baca SelengkapnyaPeristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15
3 Agustus 2022
Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.
Baca Selengkapnya